Pantauan Drone Emprit: Serba-Serbi Isu Muhammadiyah-Tambang dalam Dunia Digital 

Pantauan Drone Emprit: Serba-Serbi Isu Muhammadiyah-Tambang dalam Dunia Digital 

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menerima izin usaha pertambangan (IUP) pada Ahad (28/7) telah menimbulkan reaksi yang sangat beragam di masyarakat, terutama dalam jagad digital. Drone Emprit, alat pemantau percakapan netizen di dunia digital milik Ismail Fahmi, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, mencoba memantau narasi yang beredar tentang isu tersebut.

Dalam laporan bertanggal 28-29 Juli 2024 tersebut, Drone Emprit membagi cakupan data menjadi dua: data dari media online dan data dari sosial media. Di media online, sentimen terhadap PP Muhammadiyah adalah 68% positif, 11% negatif, dan 21% netral. Di media sosial, sentimen adalah 43% positif, 51% negatif, dan 6% netral.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Pendorong sentimen positif terhadap keputusan PP Muhammadiyah adalah keyakinan bahwa organisasi ini akan mengelola tambang dengan berbasis pro lingkungan hidup dan perhatikan aspek sosial. Mereka percaya bahwa PP Muhammadiyah telah mempertimbangkan secara matang aspek-aspak dari sisi sosial, hukum, dan lingkungan hidup. Selain itu, mereka juga percaya bahwa PP Muhammadiyah memiliki sumber daya yang mumpuni untuk mengelola tambang tanpa merusak lingkungan.

Sedangkan pendorong sentimen negatif terhadap keputusan PP Muhammadiyah adalah perbedaan sikap di internal Muhammadiyah. Netizen menganggap beberapa anggota Muhammadiyah menafikan kerja-kerja aktivis akar rumput yang perjuangkan korban tambang.Netizen juga khawatir bahwa PP Muhammadiyah akan tersandera kepentingan Pemerintah dan tidak akan mengembalikan izin usaha tambang jika banyak merusak lingkungan.

Di media sosial, narasi yang cukup kuat di antaranya adalah suara kecewa dengan sikap PP Muhammadiyah; pemaparan soal alasan dan sikap pro lingkungan Muhammadiyah; keraguan akan janji Muhammadiyah kembalikan konsesi tambang jika banyak mudharat; serta sindiran pada Muhammadiyah dan NU, “Dipisahkan Qunut, Disatukan Tambang.”

Kritik dan masukan yang ada berasal dari akun-akun yang terafiliasi atau memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah, salah satunya akun @kaderhijaumuhammadiyah. Keputusan Muhammadiyah ini dinilai abaikan potensi kerusakan lingkungan, juga menafikan kegiatan aktivis di akar rumput yang dampingi masyarakat terdampak tambang. Beberapa akun yang mengaku bagian Muhammadiyah, juga menunjukkan kekecewaan dengan menyatakan akan keluar atau tidak aktif lagi di organisasi ini.

Kesimpulannya, keputusan PP Muhammadiyah menerima IUP mengejutkan publik dan menuai pro dan kontra termasuk dari internal Muhammadiyah. Media online membahas sikap Muhammadiyah yang akan mengelola tambang dengan berbasis pro lingkungan hidup dan kesejahteraan sosial; pengembalian izin pengelolaan tambang ke pemerintah jika banyak merusak; dan penunjukan Muhadjir Effendy sebagai Ketua Pengelolaan Tambang Muhammadiyah. Sedangkan media sosial mencerminkan amplifikasi kabar, komentar, kritik, pada keputusan Muhammadiyah menerima izin tambang, dengan fokus pada kemudharatan dan kekecewaan pada institusi Muhammadiyah. 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow