Haedar Nashir: Manfaatkan Kemajuan Digital untuk Berdakwah
YOGYAKARTA — Dewasa ini, kita sudah memasuki era revolusi industri keempat yang sering disebut dengan zaman digital.
Zaman digital saat ini, tentunya memiliki efek positif dan negatif, bagaikan dua sisi mata pisau.
“Menghadapi hal itu, Muhammadiyah berupaya untuk bisa menguasai dunia digital dan memanfaatkannya dengan bijak untuk berdakwah serta menyampaikan pesan-pesan Islam sebagai alternatif di tengah kurangnya pemahaman Islam di masyarakat,” kata Dr Haedar Nashir, MSi, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada pembukaan Pengajian Ramadan 1439 Hijriyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tema “Keadaban Digital: Dakwah Pencerahan Zaman Milenial”, Kamis (29/5/2018) sore.
Di depan 398 orang anggota Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, yang memenuhi gedung Abdul Razak Fachrudin B. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Haedar Nashir, menyampaikan, kemajuan media digital sangat pesat.
“Dan penyebaran informasi juga bisa dilakukan dengan mudah dan secara singkat,” kata Haedar Nashir, yang menambahkan keadaan ini harus bisa dimanfaatkan untuk melakukan syiar Islam kepada masyarakat zaman milenial.
Dalam keadaan yang serba cepat ini, menurut Haedar Nashir, kita harus bisa menghadirkan dakwah, tabligh dan pesan-pesan Islam lewat media-media baru yang ada dengan lebih masif daripada orang lain.
Bagi Haedar Nashir, perkembangan teknologi digital seakan-akan mampu mengubah sifat manusia dalam berinteraksi di masyarakat.
Media digital mengakibatkan lunturnya orientasi nilai, mampu menghilangkan nalar rasa dan nalar spiritual. Hubungan relasi paguyuban berganti menjadi hubungan yang lebih individualis.
Menurut Haedar Nashir, d digital merupakan dunia maya. Realitas yang ada merupakan realitas bentukan, tetapi nyata. “Orang menjadi terpolarisasi dalam afilisasi kelompok-kelompok. Dan, inilah dunia simulacra,” imbuh Haedar Nashir.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah menyerukan untuk cerdas dalam menerima dan memberikan informasi di dunia maya. Untuk selalu tabayun ketika mendapatkan informasi.
Hal demikian dilakukan untuk mengantisipasi tersebarnya informasi palsu atau hoax. “Ketika kita dapat informasi yang berasal dari digital, jangan langsung meneruskan informasi tersebut ke orang lain, tabbayun harus kita lakukan, jangan sampai informasi yang kita sebarkan itu hoax,” papar Haedar.
Di sela-sela kegiatan itu, dilakukan peluncuran buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Jilid 3 oleh Prof. Syamsul Anwar dari Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Buku Himpunan Putusan Tarjih ini merupakan kumpulan dari empat hasil Musyawarah Nasional Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ke-26, 27, 28, dan 29. “Alhamdulillah, akhirnya kita bisa mengeluarkan HPT jilid tiga yang menjadi hasil dari empat Munas Majlis Terjih dan Tajdid,” ujar Syamsul Anwar.
Selain itu, dilaunching pula buku konstruksi pemikiran politik Ki Bagus Hadikusumo “Islam, Pancasila dan Negara” serta penyerahan beasiswa Doktor Muhammadiyah kepada tiga orang mahasiswa baru UMY angkatan 2018-2019. Ketiganya merupakan mahasiswa baru UMY yang berasal dari pesantren/panti asuhan Muhammadiyah/Aisyiyah yang telah berhasil lolos seleksi beasiswa Doktor Muhammadiyah di UMY. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow