Pak Gita Bertanya Tentang Strategi Dakwah Milenial, Ini Jawaban Pak Abdul Mu’ti

Pak Gita Bertanya Tentang Strategi Dakwah Milenial, Ini Jawaban Pak Abdul Mu’ti

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Dalam Pengajian Ramadhan 1442H yang dipandu oleh Majelis Pendidikan Kader (MPK) PWM DIY dari studio SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta (Wibraga) dan diikuti secara daring melalui zoom serta dipancar luaskan melalui kanal youtube mediamuID. Ada pertanyaan menarik dari Gita Danu Pranata, Ketua PWM DIY. Pertanyaan tentang strategi dakwah untuk generasi milenial diajukan kepada pemateri, yakni Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed.  yang menyampaikan materi denga tema Gaya Hidup Warga Muhammadiyah Memasuki Abad 21 dan Era Disrupsi.

“Prof Mukti, bagaimana cara yang baik mengintegrasikan strategi dakwah generasi milenial dan generasi tua yang kadang masih memiliki cara pandang yang berbeda dalam berdakwah” Tanya Pak Gita

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Pertanyaan dari Ketua PWM DIY tersebut langsung dijawab oleh Pak Abdul Mu’ti

“Ini adalah problem Generasi, Genration Gap. Kita hidup di masa lalu, tapi mendidik anak di masa kini.” Ujarnya

Lalu Sekum PP Muhammadiyah ini menawarkan cara.

“Cara bagaimana? Kita harus berubah. Orang tua sekarang tidak bisa dengan main instruksi. Tapi dengan jalan negosiasi.  Caranya dengan persuasi. Kadang kita tak cukup sabar. Kecenderungan seperti tidak boleh kita pandang sebagai masalah sederhana. Terutama dalam masalah agama.”

Abdul Mu’ti yang pernah kuliah di  Flinders University Australia ini mengutip buku karya Dr. Jean Twenge.

“Dalam buku I Generation karya Twenge. Bahwa generasi sekarang melihat agama dan nilai-nilai secara longgar. Bahkan menganggap agama sebagai sesuatu yang tidak penting.“ paparnya

Ia menambahkan bahwa gerakan multikulturalisme dan berbagai gerakan yang menghargai kemajemukan jika tidak dibarengi dengan penanaman integritas maka akan menimbulkan bukan hanya gap generation tapi lost geeration. Maka ia menyarankan agar cara mendidik perlu berubah disesuaikan dengan anak sekarang. Tetapi nilai-nilai yang diajarkan tetap ditanamkan.

Lebih lanjut Abdul Mu’ti menyitir Al Quran yang mengisahkan bagaimana cara Lukman mendidik anaknya. Dari situ diketahui bahawa orang tua harus dekat dengan anaknya dan mau berdialog dengan anaknya. “Ini adalah contoh pendidikan yang dialogis. Memberi penjelasan teologis, penanaman spiritualitas dan akhlaq” Ungkapnya.

Menurut Gurus Besar UIN Syarif Hidayatullah ini, orang tua harus open mind, open hearth dan be flexible.

“Walaupun kita beda generasi tak boleh beda visi. Orang tua harus dekat dengan anaknya. Harus terbuka, siap berdialog dan siap beragumentasi karena anak-anak sekarang mempunyai daya jelajah di dunia maya jauh lebih luas dan lebih canggih dari kita.”pungkasnya. (SC)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    1
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow