Pendidikan Muhammadiyah Lahir Sebelum Berdirinya NKRI
YOGYA – Menyinggung kriteria sekolah/madrasah Muhammadiyah unggul, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah, Dr. Kasiyarno, M.Hum., menyampaikan bahwa pendidikan Muhammadiyah lahir sebelum berdirinya NKRI. Waktu itu, orientasi pendidikan Muhammadiyah untuk membebaskan kaum pribumi dari belenggu kolonialisme.
Saat ini, lanjut Kasiyarno, yang perlu mendapat prioritas adalah meningkatkan mutu satuan pendidikan Muhammadiyah jadi lebih unggul dan berkemajuan.
Kasiyarno juga menyampaikan landasan historis sejak tahap perintisan (1900-1923) merintis sekolah agama moderen, tahap pengembangan (1923-1966) mendesiminasikan sekolah agama moderen ke seluruh penjuru tanah air, tahap pelembagaan (1966-1998) sekolah Muhammadiyah semakin banyak dan terlembagakan dengan baik, tahap transformasi (1998-sekarang) mentranformasikan pendidikan Muhammadiyah sesuai kebutuhan moderen.
“Jumlah amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan sangat besar, namun yang berkualitas baik dan sangat baik masih sedikit,” ujar Kasiyarno.
Menyoal perkembangan iptek yang sangat pesat, Kasiyarno mengatakan hal tersebut belum optimal pemanfaatannya. “Di sisi lain banyak yayasan atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan berbasis agama kualitasnya lebih baik dari sekolah Muhammadiyah,” papar Kasiyarno.
Kata Kasiyarno, perlu reorientasi baru berkaitan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan pendidikan Muhammadiyah. Selain menyampaikan kualitas sekolah/madrasah Muhammadiyah, Kasiyarno juga sampaikan kondisi pendidikan Muhammadiyah baik dari sisi jumlah AUM (6.530) dan ‘Aisyiyah (20.663) dengan siswa sebanyak 1.046.111 dan guru ada 75.734 orang.
“Pengalaman Muhammadiyah dalam mengelola pendidikan sudah teruji dengan jumlah satuan pendidikan, siswa dan guru yang sangat besar,” ungkap Kasiyarno.
Untuk saat ini, perlu adanya penguatan tata kelola sekolah/madrasah Muhammadiyah dan pengembangan tata kelola dan kultur sekolah/madrasah serta pengembangan pusat data dan informasi sekolah/madrasah Muhammadiyah.
Menurut Kasiyarno, perlu ada agenda prioritas dalam pengembangan sekolah/madrasah unggul, mandiri dan berkemajuan yang berstandar internasional. “Selain itu pengembangan pendidikan jarak jauh berbasis teknologi,” tandas Kasiyarno.
Kriteria sekolah dan madrasah unggul dari sisi akademik, kurikulum, guru yang berkualitas, fasilitas dan sumber daya, keanekaragaman dan inklusivitas, pengembangan karakter, inovasi pendidikan dan networking yang luas.
Berkaitan mengembangkan sekolah/madrasah berwawasan keunggulan menjadi potensi keunggulan sekolah/madrasah Muhammadiyah, Prof. Suyata, Ph.D. dari FKIP UAD Yogyakarta menyampaikan bahwa di setiap provinsi minimal ada satu sekolah SMP dan SMA unggulan. “Itu yang dirancang menjadi medium penyebaran mutu,” kata Suyata.
Model perbaikan mutu meliputi sekolah efektif, perbaikan sekolah, sekolah bermutu dan model konstruktivis. “Selain juga ada penentu keberhasilan siswa dan pola memperbaikinya siswa,” papar Suyata. (*)
Wartawan: Affan Safani Adham
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow