Pemuda, Sibukanlah Diri dengan Kebaikan
YOGYA – Muhammadiyah With You dengan tema “Pemuda Untuk Peradaban Islam”, Kamis (29/7) Sebagai nara sumber adalah Fadlurrahman, S.Pd.I., M.Pd, dosen PAI Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Mengawali ceramahnya, pembicara mengutip pernyataan William Edward Gladstone, mantan Perdana Menteri Inggris, “Percuma kita memerangi umat Islam sekarang. Tidak akan mampu menguasainya selama di dada para pemuda Islam itu masih duduk Al Qur’an. Tugas kita sekarang adalah Al Qur’an dicabut dari hati-hati mereka, baru kita akan menang menguasai mereka. Minuman keras dan music lebih bisa menghancurkan umat Muhammad dari pada 1.000 meriam. Oleh karenaitu, tanamkan dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks.” (Kutipan dari Elfata, edisi 02, vol.14, 2014).
Fadlurrahman mengatakan, pernyataan Wiliiam Edward tersebut ada benar dan salahnya. Dalam Al Qur’an dijelaskan, wama karuu wama karallah, wallahu khairul maakiriin (Surah Ali Imran: 54). “Meskipun banyak umat ingin menenggelamkan Islam, tapi Allah lebih pandai dalam membuat makar (tipu daya). Intinya, tidak akan mampu menjatuhkan cahaya Islam,” jelas Fadlurrahman.
Pada kenyataan di zaman ini, banyak pemuda hafal Al Qur’an, muncul banyak pondok pesantren tahfidzh, baik dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Meski demikian, tidak sedikit juga pemuda mengkonsumsi minuman keras dan mendengarkan musik yang mengarah pada kemaksiatan. Oleh karenanya perlu ditanamkan kepada para pemuda bahwa dalam melakukan sesuatu obsesinya adalah akhirat.
Dalam salah satu pesan hadits, diriwayatkan dari Ibnu Abbas, untuk memanfaatkan waktu mudamu sebelum dating waktu tuamu (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadroknya, dikatakan oleh Adz-Dzahabiy dalam At-Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shahih oleh Syaikh Albany dalam Al-Jami’ Ash Shogir).
Masa muda adalah masa memaksimalkan potensi besar, memaksimalkan ibadah, memaksimalkan semua yang dimiliki (panca indera, keilmuan, tenaga), dan lain sebagainya. Ketika pemuda punya potensi, himmah, iradah, maka berilah kesempatan pemuda untuk menjadi pemimpin, seperti menjadi takmir masjid, dan lainnya selama dalam koridor kebaikan.
Di zaman kini semangat juang pemuda bukanlah berperang seperti pada zaman Rasulullah, namun dalam bentuk Gazwul-fikr (perang pemikiran), seperti perkembangan industri, sains, teknologi, dan lain-lain. Jika apa yang dilakukan kurang mendapat dukungan dari pemerintah, maka tugas pejuang pemuda adalah mencari ridha Allah dengan shalat, doa, serta keimanan kuat.
Dosen PAI UAD itu berpesan agar para pemuda selalu melakukan muhasabah (evaluasi diri) dan istiqamah (teguh pendirian). Sibukanlah diri dengan kebaikan. Perbaikilah hubungan dengan Allah, orang tua, keluarga, sehingga terlahirlah pribadi sholeh di masyarakat.
Tugas pemuda ada tiga yakni ilmu, sabar, dan amal. Ketika ilmu matang diamalkan, tentu tak terlepas dari ujian dan tantangan, maka darinya perlu sabar. Pemuda Islam harus terus berkarya, baik dengan background industri, kimia, biologi, dan bidang apapun, tapi ilmu agama harus menjadi dasar, yakni Al Qur’an dan Sunnah al-maqbulah.
Apapun yang dilakukan dengan ilmu agama, tentu usai perenungan, sehingga memiliki pertimbangan akan akibat-akibat yang terjadi. “Pemuda perlu ditekankan pada mindset akhirat, apa yang dilakukan di dunia harus sesuai dengan ajaran Islam. Keilmuan apapun kaitkan dengan Islam,” tegasnya. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A.
Editor: Sucipto
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow