Muhammadiyah DIY Dukung NU Tuntut Kepolisian Usut Tuntas Penyerangan Santri

YOGYA – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) mendukung aksi “Santri Menggugat” yang dimotori oleh para santri bersama Nahdlatul Ulama (NU) DIY ke Polda DIY, pada Selasa (29/10).

Sekretaris PWM DIY, Arif Jamali Muis, M.Pd. melihat aksi ini sejalan dengan pernyataan bersama Muhammadiyah, NU, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menolak peredaran miras di DIY, beberapa waktu lalu.

“Muhammadiyah tentu mendukung aksi ‘Santri Menggugat' dari teman-teman NU. Karena itu sejalan dengan pernyataan bersama Muhammadiyah sama NU serta MUI untuk menolak peredaran miras, beberapa waktu yang lalu,” kata Arif.

Aksi ini merupakan hasil kekhawatiran dari dampak maraknya peredaran miras yang masif dan dibeli dengan sangat gampang. Hal itu sudah terjadi dengan penyerangan kepada santri oleh orang yang meminum miras.

Dari hal tersebut, maka tidak ada cara lain selain membatasi peredaran minuman keras dan itu hanya dilakukan oleh pihak-pihak berwajib seperti pemerintah dan kepolisian. Menurut Arif, semuanya harus sadar agar jangan sampai korban menjadi lebih banyak lagi.

PWM DIY juga mendukung PWNU DIY untuk menuntut bahwa penyelesaiannya harus setuntas-tuntasnya sampai ke akar-akarnya. Arif percaya bahwa Kapolda beserta jajarannya tentu akan bekerja keras demi kepentingan masyarakat DIY.

PWM DIY juga mengimbau kepada seluruh warga DIY untuk menjaga ketenangan di masyarakat sambil terus menolak peredaran minuman keras ini dalam mendukung upaya-upaya menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta ini sebagai daerah yang berbudaya, tenang, dan damai gitu.

Faktor-faktor yang menjadi tidak damai sudah nyata, salah satunya minuman keras. Maka, untuk menjadikan DIY ini damai adalah membatasi peredarannya. 

“Aksi ‘Santri Menggugat’ menunjukkan bahwa NU sudah merasakan santrinya jadi korban akibat dari peredaran minuman keras yang diminum oleh siapa saja yang dengan sangat gampang meminum itu,” tandas Arif. (*)