ads
Selenggarakan Rakerwil, MPM PWM DIY Bangun Ekosistem Pemberdayaan

Selenggarakan Rakerwil, MPM PWM DIY Bangun Ekosistem Pemberdayaan

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN – Dalam rangka konsolidasi gerakan pemberdayaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (MPM PWM DIY) menyelenggarakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil), hari Sabtu (16 Shafar 1445 H bertepatan 2 September 2023). Bertempat di Aula Masjid KH. Sudja’ RS PKU Gamping, Rakerwil diikuti pimpinan dan anggota MPM PWM DIY beserta MPM PDM dan beberapa MPM PCM se-DIY.

Mengusung tema “Kolaborasi Membangun Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat untuk Yogyakarta Berkemajuan,” MPM PWM DIY menyadari jika tugas pemberdayaan tidak bisa dilakukan secara sporadis dan sendiri-sendiri. Selama ini satu pihak melakukan pemberdayaan terhadap suatu komunitas, padahal pihak yang lain melakukan hal yang sama.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

“Apabila para pihak dapat dikolaborasikan, maka proses pemberdayaan dapat dilaksanakan secara maksimal,” kata Luqman Johannudin, SIP, Ketua Pelaksana Rakerwil.

Maka dari itu, Rakerwil turut menghadirkan MPM PCM se-DIY, seperti Minggir, Piyungan, Banguntapan Selatan, Samigaluh, Kalibawang, Tanjungsari, Rongkop, Patuk dan Umbulharjo. Cabang-cabang ini telah memiliki program-program pemberdayaan sebagai bentuk dari gerakan pemberdayaan Muhammadiyah.

Bersama daerah, cabang menjadi ujung tombak penggerak pemberdayaan Muhammadiyah di Yogyakarta. “Keberadaan mereka sangat dibutuhkan, sehingga diundang khusus dalam acara rakerwil ini,” ujar Luqman.

Selain dari MPM, Rakerwil juga dihadiri beberapa majelis yang berkaitan dengan pemberdayaan di lingkungan PWM DIY juga diundang dalam rakerwil ini. Diantaranya, Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata PWM DIY, Majelis Pengembangan Wakaf PWM DIY, Majelis Pelayanan Kesejahteraan Sosial PWM DIY, Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting dan Pengembangan Masjid PWM DIY, dan LazisMU DIY. Sementara itu struktur di luar PWM juga hadir, seperti Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Gamping, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UAD, LPM UMY dan LPM UNISA, serta dari Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY.

Dengan adanya pertemuan seluruh stakeholder gerakan MPM di lingkungan Muhammadiyah DIY, diharapkan dapat melahirkan kolaborasi gerakan pemberdayaan yang mampu mengentaskan kemiskinan di yogyakarta.

“Kolaborasi gerakan yang dimaksudkan di sini adalah gerakan yang tidak hanya fokus di hulu akan tetapi juga fokus hingga ke hilir. Misalnya pemberdayaan Eduwisata di Sleman sudah dilakukan oleh PCM bersangkutan. Stakeholder yang lain bisa mendukung untuk program eduwisata tersebut. Bisa pemasaran atau dukungan teknis lainnya,” ujar Luqman yang juga pendamping senior di MPM DIY.

Kemudian, Agus Amin Syaifuddin, S.P., M.Sc., selaku Ketua MPM PWM DIY menambahkan saat ini memang banyak ditemukan aktivitas pemberdayaan yang dilakukan secara tumpang tindih. Baik itu di luar lingkungan Muhammadiyah maupun dalam lingkungan Muhammadiyah sendiri.

“Rakerwil ini adalah langkah strategis untuk kita memulai kolaborasi membangun ekosistem pemberdayaan masyarakat. Minimal kita bisa melakukan kolaborasi di lingkungan MPM se-DIY,” imbuhnya.

Menurutnya, jika MPM DIY mampu berkolaborasi dengan baik antar seluruh stakeholder pemberdayaan khususnya di lingkungan Muhammadiyah, maka akan tercipta ekosistem pemberdayaan masyarakat yang cukup baik. “Pemberdayaan dapat dilaksanakan dengan baik dari hulu hingga hilir. Mulai produksi hingga pemasaran,” tambahnya.

Terlebih, Muhammadiyah adalah gerakan yang memiliki jaringan sangat kuat, tidak hanya di Yogyakarta bahkan seluruh Indonesia. Muhammadiyah yang memiliki kepengurusan hingga tingkat ranting (desa) dapat menjadi modal yang besar untuk terciptanya ekosistem pemberdayaan masyarakat.

Tidak heran jika ada yang mengatakan bahwa Muhammadiyah itu seperti negara. Karena semua urusan negara diurus oleh Muhammadiyah. Mulai dari orang sakit, nelayan, petani, pemulung, tukang becak, Muhammadiyah ikut mengurusi. “Kalau negara ini menjalankan tugas mencerdaskan kehidupan bangsa karena didorong oleh konstitusi, namun Muhammadiyah menjalankan hal tersebut karena dorongan agama,” ungkap Wakil Ketua PWM DIY, Ridwan Furqoni, S.Pd.I., M.P.I. dalam sambutannya.

Oleh karenanya, Rakerwil MPM DIY kali ini diharapkan bisa menjadi titik tolak terciptanya ekosistem pemberdayaan masyarakat khususnya di daerah istimewa Yogyakarta. “Ekosistem ini penting untuk memberikan kontribusi nyata terhadap penyelesaian problem-problem kemiskinan di Yogyakarta,” tutur Ketua MPM PP Muhammadiyah, Dr. M. Nurul Yamin, M.Si.

Apalagi MPM DIY mempunyai sumber daya alam dan manusia serta ekosistem sosial yang melimpah. Sehingga, dengan modal tersebut, Yamin sangat yakin DIY bisa menjadi benchmark model gerakan pemberdayaan MPM se-Indonesia. (*)

 

Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow