Islamiyatur Rokhmah Menakar Hak Pendidikan bagi Perempuan Penyandang Disabilitas dari 3 Aspek

YOGYA – Majelis Perkaderan dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama dengan Suara Muhammadiyah dan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, menyelenggarakan acara Bedah Buku bertajuk “Menakar Hak Pendidikan bagi Perempuan Penyandang Disabilitas: Agama, Gender, dan Kebijakan”. Acara ini bertempat di Aula Lantai 4 Graha Suara Muhammadiyah dan berlangsung pada Jumat (4/10), pukul 13.00-16.00 WIB.

Acara ini diadakan sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya inklusivitas dalam dunia pendidikan, terutama terkait pemberian hak pendidikan yang setara bagi perempuan penyandang disabilitas.

Buku yang ditulis oleh Dr. Islamiyatur Rokhmah, S.Ag., M.S.I., mengulas berbagai tantangan multidiskriminasi yang dialami oleh perempuan penyandang disabilitas, baik dari segi gender, kondisi disabilitas, maupun kemiskinan.

"Multidiskriminasi ini telah menghalangi mereka untuk mendapatkan akses pendidikan yang setara dengan perempuan tanpa disabilitas," ungkapnya.

Buku ini tidak hanya menguraikan masalah dari perspektif sosial dan kebijakan, tetapi juga memadukan konsep keilmuan Islam, gender, dan disabilitas untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi perempuan penyandang disabilitas.

Pendekatan intersectionality (irisan antara gender dan disabilitas) dihubungkan dengan konsep pemikiran Islam, yaitu bayani, burhani, dan irfani, serta teori model yang meliputi medical model, social model, dan social-relational model untuk melihat pola advokasi yang dapat diterapkan dalam kebijakan pendidikan inklusif.

Irfan Islami, Wakil Ketua 6 MPKSDI PP Muhammadiyah, dalam sambutannya menyerukan pentingnya sinergi antara lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif.

Kemudian, Dr. Apt. Salmah Orbayinah, M.Kes., Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, dalam pidato kuncinya menyoroti pentingnya kebijakan yang berbasis keadilan gender dan disabilitas "Kami juga menekankan upaya peningkatan implementasi kebijakan yang mendukung hak-hak pendidikan perempuan penyandang disabilitas," jelasnya.

Bedah buku ini menghadirkan dua pembedah ahli, yaitu Prof. Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. dan Ro’fah, MA., Ph.D., yang membahas isi buku dengan lebih mendalam, serta memberikan sudut pandang kritis mengenai tantangan yang dihadapi perempuan penyandang disabilitas dalam mendapatkan akses pendidikan. Moderator acara, Erik Tauvani Somae memandu jalannya diskusi yang dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk akademisi, NGO, dan masyarakat umum, serta Majelis dan Lembaga dari tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Organisasi Otonom Muhammadiyah.

Dengan terselenggaranya bedah buku ini, diharapkan berbagai pihak yang hadir dapat lebih memahami pentingnya menciptakan kebijakan pendidikan yang adil dan inklusif, serta mengambil langkah-langkah konkret untuk memperjuangkan hak pendidikan perempuan penyandang disabilitas di Indonesia. (*)