KULON PROGO - Rumah Literasi Nasyiah (Ralina) Tunas Cendekia Kulon Progo gelar diskusi dan pemutaran film bertema “Ralina: Membangun Negeri dengan Literasi” pada Ahad (19/11) di Padukuhan 3 Garongan, Kulonprogo, D.I. Yogyakarta.

Ralina Tunas Cendekia sendiri merupakan tempat baca milik Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang menyediakan kebutuhan literasi bagi masyarakat sekitar tanpa memandang sekat. Selain itu, Ralina juga melakukan program pemberdayaan perempuan berupa pelatihan–pelatihan yang sesuai dengan potensi dan  kebutuhan warga setempat. Ralina Tunas Cendekia sekarang ini berstatus sebagai Pilot Project dari PP Nasyiatul Aisyiyah, yang diharapkan dapat diduplikasi ke seluruh Indonesia.

Selain warga sekitar Desa Garongan yang hadir, diskusi ini juga mengundang elemen Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) lainnya di Kulonprogo, seperti Pimpinan Daerah (PD) NA, PD Pemuda Muhammadiyah, PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang IMM Kulonprogo. Termasuk juga undangan kepada eksternal Muhammadiyah, seperti Komunitas Pengelola Taman Baca dan Perwakilan Perpustakaan Kulonprogo.

Diskusi ini menghadirkan Iwan Setiawan, M.S.I. Wakil Ketua PWM DIY sekaligus Dosen UNISA Yogyakarta sebagai pemateri. Iwan berbicara mengenai pentingnya literasi bagi semua warga tanpa terkecuali. Literasi secara sederhana merupakan kecakapan untuk membaca, menulis, berbicara dan menyaring informasi.

“Setiap orang harus punya kecakapan literasi untuk hidup sehari-hari. Sebentar lagi ada masa-masa kampanye politik. Dengan kecakapan literasi, setiap warga bisa waspada saat menerima informasi, dan tidak mudah terjebak informasi bohong, jelasnya.

Iwan juga berkisah tentang pengalaman ditipu di zaman dahulu. Yang menjadi korban adalah paman Iwan yang saat itu harus membayar uang muka karena diinformasikan mendapat hadiah motor.

Zaman SMS dulu sebelum ada WhatsApp. Paklek saya pernah termakan informasi bohong. Dapat hadiah motor, disuruh bayar uang muka, lalu motor harus diambil ke Jakarta. Saking semangatnya, Paklek saya sampai menyewa mobil Pickup untuk menjemput motor hadiah ke Jakarta. Selebihnya, tahu sendiri. Ini semua berita bohong, penipuan,” kisahnya.

Selain diskusi bersama Iwan Setiawan. Diskusi malam hari itu juga memutarkan film dokumenter tentang Ralina karya Bachtiar Ardiansyah, seorang mahasiswa tingkat akhir di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Film dokumenter berdurasi 15 menit tersebut bercerita tentang eksistensi Ralina dalam membantu warga sekitar meningkatkan budaya literasi.

Film dokumenter tersebut menampilkan beberapa narasumber terkait Ralina, antara lain: Mu’arif, Pegiat Literasi Muhammadiyah; Ariati Dina Puspitasari, Ketua Umum PP Nasyiah; Faizah, Ketua PP Nasyiah; Mona Atalina, Ketua Departemen PITD PP Nasyiah; dan Romi Astanti, Ketua Pengelola Ralina Tunas Cendekia.

Romi Astanti selaku pengelola Ralina Tunas Cendekia yang juga guru di SMA Muhammadiyah Wates menyatakan kebahagiannya atas kelancaran acara diskusi. Ia juga berharap Ralina Tunas Cendekia dapat memberikan manfaat lebih luas lagi untuk masyarakat sekitar.

 

 

 Berita ini diterima mediamu.com dari Muhammad Zulfi Ifani, LPCR PP Muhammadiyah

Editor: Fatan Asshidqi