Seminar dan Temu Saudagar Nasional Bangun Kesadaran Kolaborasi Ekonomi Muhammadiyah

Seminar dan Temu Saudagar Nasional Bangun Kesadaran Kolaborasi Ekonomi Muhammadiyah

Smallest Font
Largest Font

BANTUL - Mengusung tema “Membangun Kolaborasi Bisnis untuk Kemandirian Bangsa” acara Seminar dan Temu Saudagar Nasional digelar dalam rangkaian Muhammadiyah Jogja Expo #3 di Jogja Expo Center pada Sabtu (25/11). Sejalan dengan tema, seminar ini diharapkan menjadi solusi sekaligus menjadi penguat gerakan dakwah ekonomi Muhammadiyah di MJE #3.

Hadir dalam acara ini, Bendahara Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata (MEBP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ir. Syauqi Soeratno, Dekan Fisipol UMY Dr. Takdir Ali Mukti, Ketua Jaringan Saudagar Muhammadiyah Bam Ketua Umum HIPMI Sleman dan CEO Indofon GHaraproup Adit Setiawan, dan ketua KUBI UAD Dr. M. Riduwan.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Seminar ini dimulai dengan pemaparan Ahmad Syauqi tentang kondisi ekonomi Muhammadiyah dan Indonesia terkini. Menurutnya, prinsip ekonomi dalam Muhammadiyah adalah ekonomi yang bermanfaat bagi umat.

“Muhammadiyah itu berekonomi bukan untuk dirinya sendiri, Muhammadiyah berekonomi untuk kemaslahatan umat,” katanya.

Meski begitu, untuk membangun kemandirian bangsa, Muhammadiyah terlebih dahulu harus mandiri secara ekonomi. Karena ketika segalanya masih bergantung, kata Syauqi, maka tidak memungkinkan untuk berkontribusi dalam kemandirian bangsa.

Untuk itu, Syauqi menyarankan untuk memperkuat kembali ekonomi Muhammadiyah, salah satunya dengan menguatkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM).

“Kalau ini kuat kita tarik keluar agar bangsa ini bisa merasakan manafaatnya dari Muhammadiyah,” jelasnya.

Senada dengan Syauqi, ketua Jaringan Saudagar Muhammadiyah, Bambang Wijanarko  juga mengingatkan warga Muhammadiyah untuk berkolaborasi dan membangun ekonomi Muhammadiyah dari internal. Ia mengingatkan bahwa berkolaborasi dengan Muhammadiyah tidak akan membuat rugi.

“Persoalannya mau berbagi atau tidak? Karena ceruk pasar di Muhammadiyah begitu besar. Mau nyari apa itu ada semua. Siapa yang serius di muhammadiyah, semuanya ada,” jelasnya.

Dengan berkolaborasi dengan Muhammadiyah akan membuat ekonomi Muhammadiyah semakin kuat. Ini modal penting guna menghadapi pasar global. Seperti yang dikatakan Takdir Ali Mukti, bahwa persaingan global, bahkan tingkat ASEAN saja, sudah sangat masif dan gencar.

“Masalahnya adalah banyak dari kita yang tidak menyadari masalah ini,” jelasnya.

Takdir khawatir, jika persaingan global ini tidak disiapkan dengan matang maka akan terjadi kejatuhan ekonomi di Indonesia. Maka, ia menyarankan kepada seluruh pelaku usaha untuk bisa adaptif dengan zaman, terutama teknologi.

“Ada banyak sekali perusahaan besar yang telah beroprasi lama, tapi karena kurang adaptif di masa sekarang, mereka mulai tumbang berjatuhan,” paparnya.

Senada dengan itu, Adit Setiawan juga mengingatkan kepada seluruh pelaku usaha untuk mulai membuka kolaborasi dengan berbagai pihak. Kunci kolaborasi, menurutnya, adalah . keterbukaan, Komunikasi, kesepahaman, dan jaringan.

Seminar ini dihadiri oleh puluhan pelaku usaha dan pengunjung yang memadati Muhammadiyah Jogja Expo #3.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat