PWM dan PWA DIY Dukung Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah Hidupkan 100 Persen Cabang
KLATEN – Salah satu program prioritas hasil dari Musyawarah Wilayah ke-13 Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2023 adalah aktivasi cabang 100% dan ranting 60% untuk Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah. Untuk bisa mewujudkan itu, dibutuhkan strategi tepat dan kerjasama solid dari kedua ortom tersebut bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah DIY.
Tak hanya strategi, kondisi psikis dari para kader juga menjadi kunci dari suksesnya program ini. Sebab, kalau dijalankan dengan bahagia dan semangat, maka jalannya program akan terhambat. Sehingga, pada Kick-off Aktivasi Cabang 100% di River Moon Klaten ini, terdapat berbagai kegiatan rekreasi dan senang - senang, macam outbond dan river tuding.
Perasaan bahagia dan senang ini tentu dibutuhkan demi mewujudkan aktivasi cabang 100% cabang dan 60% ranting Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah.
“Untuk menghidupkan cabang dan ranting, nilainya tidak boleh 99 atau 98 dan 97, tapi harus 100%. Sehingga kegiatan having fun ini memang dibutuhkan,” ucap Wakil Ketua PWM DIY, Dr. Iwan Setiawan, M.S.I. saat memberikan sambutan.
Iwan juga menghimbau kepada PWPM dan PWNA untuk membuat database cabang ranting yang sudah berdiri, pelantikan dan sebagainya. Ini merupakan bagian dari usaha untuk mendorong keberhasilan program 100% cabang dan 60% ranting.
“Kalau belum 100% di daerah masing-masing, maka keberhasilannya belum bisa dibuktikan. Ini dan PR bagi kita semua,” jelasnya.
Kick-off ini menjadi awalan untuk pelaksanaan program 100% cabang dan 60% ranting, jadi, Iwan mengharapkan PWPM dan PWNA bisa ikut mendukung berkaitan dengan program ini. “Apapun yang disampaikan terkait bantuan dan komunikasi akan ditanggapi dengan baik dan kalau butuh bantuan PWM siap mengusahakannya,” pungkasnya.
Di sisi lain, Ketua PWA DIY, Dr. Widiastuti, M.M. mengharapkan kick-off ini bagian dari konsolidasi PWPM dan PWNA agar makin solid dalam mewujudkan 100% cabang dan 60% ranting. Apalagi, dengan periode kepemimpinan selama empat tahun, masih banyak waktu yang bisa dimanfaatkan.
“Tapi tentu saja kita harus punya klaim yang jelas untuk sampai kapan kita bisa mengaktifkan untuk cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah maupun Pemuda Muhammadiyah,” tutur Widiastuti.
Dengan Yogyakarta sebagai tempat kelahiran Muhammadiyah dan, maka upaya untuk menghidupkan 100% cabang dan 60% ranting Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah ini adalah hal yang tak bisa ditawar lagi. Sehingga, ketika program ini berhasil, maka akan menjadi percontohan bagi wilayah dan daerah lain. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow