Di Pengajian Ramadhan PWM DIY, Busyro Muqoddas Telisik Peran Kebangsaan Muhammadiyah

Di Pengajian Ramadhan PWM DIY, Busyro Muqoddas Telisik Peran Kebangsaan Muhammadiyah

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Sebagai sebuah organisasi dakwah yang besar, peran kebangsaan Muhammadiyah harus ditilik kembali dan dievaluasi. Begitu yang disampaikan Busyro Muqoddas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam Pengajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta, Ahad (24/3) di Amphiteater Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Dalam paparan yang bertema Optimalisasi Peran Kebangsaan Kader Muhammadiyah, Busyro kemudian melempar pertanyaan kepada audiens tentang sejauh mana peran Muhammadiyah diperhitungkan sebagai moral and social determinant power. Menurutnya, ini penting untuk ditelisik agar Muhammadiyah sebagai organisasi punya posisi tawar yang jelas dan baik. Sejauh ini, berdasar pengalamannya, suara Muhammadiyah kurang dipertimbangkan oleh pemangku kebijakan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Kita sudah pengalaman, diundang ke Istana lalu diminta memberi saran dan masukan. Setelah itu ya sudah. Tak ada perubahan berarti,” tuturnya.

Lebih lanjut, Busyro menyoroti terkait keterlibatan kader Muhammadiyah dalam politik praktis. Menurutnya, tak sedikit kader yang sudah masuk dalam sistem politik namun lalai menunaikan tugasnya sebagai kader Muhammadiyah. Ini menurutnya, justru akan menghambat kader tersebut dan dakwah persyarikatan itu sendiri.

“Maka dari itu, baiknya kader yang sudah masuk ke politik praktis mengundurkan diri saja dari Muhammadiyah. Itu semata-mata untuk menjaga agar kader tersebut fokus mengabdi kepada bangsa,” jelasnya.

Busyro kemudian menyoroti permasalahan integritas kader yang menurutnya telah banyak menyeleweng dan tidak sesuai dengan peran Muhammadiyah bagi bangsa. Masalah integritas ini menurutnya penting karena berkaitan langsung dengan marwah organisasi. Ia tanpa ragu mengusulkan untuk mencopot kader yang tak sesuai dengan haluan dan misi dakwah persyarikatan. Ini menurutnya jadi langkah kongkrit mencegah kemungkaran yang ada dalam diri Muhammadiyah sendiri.

“Ini menjadi tanggung jawab kita bersama, bukan hanya anda perseorangan, tapi saya juga. Saya merasa bertanggung jawab dengan apa yang terjadi hari ini,” tegasnya.

Untuk segala permasalahan yang ada, Busyro kemudian memberi saran kepada Muhamamdiyah DIY agar melakukan evaluasi internal dan mempertegas arah dakwah persyarikatan. Selain itu, juga memperluas jaringan dengan berbagai elemen masyarakat sipil dalam sektor sosial empowerment untuk memperkuat basis bangunan demokrasi di akar rumput.

Terakhir, Busyro berharap dengan langkah-langkah demikian, Muhammadiyah mampu untuk selalu menjaga tradisi melahirkan wacana dan aktualisasi yang seimbang. Ia sendiri merasa khawatir, jika Muhammadiyah kehilangan keseimbangan antara wacana dan aktualisasi, karena jika demikian terjadi yang tersisa hanya halusinasi.

“Saya khawatir, Muhammadiyah yang sudah kaya dengan wacana, amal, imajinasi, literasi, tapi berkurang dalam hal aktualisasi. Yang kemudian terjadi adalah halusinasi,” tandasnya.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow