Cegah Angka Stunting Naik, Nasyiatul 'Aisyiyah adakan Program Timbang untuk Ibu-ibu Hamil

Cegah Angka Stunting Naik, Nasyiatul 'Aisyiyah adakan Program Timbang untuk Ibu-ibu Hamil

Smallest Font
Largest Font

WONOSOBO – Persoalan stunting di daerah – daerah Indonesia perlu mendapat perhatian lebih. Untuk dapat mengatasinya, perlu kerja sama dari seluruh pihak terkait dalam membuat kebijakan dan program pengentasan stunting, di samping juga perlu memberi kesadaran kepada keluarga dan lingkungan sekitar. 

Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah (PCNA) Desa Tieng berinisiatif melakukan berbagai program dan kegiatan pengentasan stunting di daerahnya. Termasuk, mengadakan Program Timbang pada Sabtu (7/9) bekerja sama dengan Posyandu Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Program timbang ini adalah program yang diinisiasi oleh Pimpinan Pusat Nasyiatul 'Aisyiyah dan LAZISMU Pusat dalam komitmennya melakukan pencegahan stunting.

Program Timbang bertujuan untuk melakukan upaya perubahan perilaku dalam pencegahan stunting dengan meningkatkan kesadaran masyarakat berbasis keluarga dan bekerja sama dengan stakeholder terkait di desa sasaran. 

Terlebih, Desa Tieng masih masuk dalam locus stunting untuk Kabupaten Wonosobo. Dengan prevalensi stunting sebesar 36,5% di bulan Agustus tahun 2023, berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo. 

Kegiatan Pemeriksaan ibu hamil, mulai dari timbang berat badan, cek tensi darah, dan konsultasi, pemberian makanan tambahan, yaitu makanan sehat yang berisikan lauk, sayur, nasi, dan buah-buahan bagi balita stunting. 

Ketua PCNA Desa Tieng, Luluk Majidah menjelaskan kalau Timbang ini adalah program turunan dari PPNA, dalam rangka menurunkan angka stunting. Apalagi, pemeriksaan ibu hamil sangat wajib dilakukan dan ini diadakan setiap awal bulan. 

“Insya Allah kerja sama akan berlanjut di kegiatan-kegiatan serupa berikutnya. (Semoga) makin giat dan berlanjut semampu sebisa kami,” kata Luluk. 

Sosialisasi menghadirkan Septi Anugrah Heni, M.Psi., Psikolog, dari RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Di sini, ia menerangkan beberapa hal, termasuk kondisi yang bisa mempengaruhi kondisi mental ibu hamil.

Mulai dari kesiapan mental untuk menghadapi kelahiran dan juga menjadi seorang ibu, lalu kekuatan pernikahan yang terganggu atau adanya masalah dalam hubungan antara suami istri. 

Psikolog Telemedicine Halodoc itu juga memaparkan perubahan fisik dan hormon turut mempengaruhi. Misalnya, morning sickness, kram kaki, sakit punggung, dan lain-lain yang membuat ibu menjadi stres. Serta, tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, keluarga, teman-teman, dan lainnya. 

Ia menyampaikan tips yang bisa ibu-ibu hamil coba untuk menjaga kesehatan mental. Seperti menyiapkan mental untuk menghadapi kelahiran dan juga merawat bayi serta melakukan relaksasi. 

Ibu-ibu hamil juga bisa mencari informasi yang dibutuhkan mengenai kehamilan, proses kelahiran, dan pengasuhan anak. Akan lebih baik bila hal ini dilakukan bersama suami, sehingga ibu merasa didukung. 

“Lakukan kegiatan-kegiatan yang menarik dan disukai. Sama, belajar mengelola emosi dan tekanan. Berada dalam lingkungan positif dan kondusif untuk ibu sangat penting,” kata Septi. 

Selain itu, ibu hamil juga terkadang memerlukan aktivitas distraksi untuk mengalihkan situasi yang tertekan. Ini bisa untuk mengistirahatkan emosi dan pikiran dari sesuatu yang membebani serta mencegah perilaku tidak sehat.

“Bisa untuk membantu berpikir lebih tenang dan objektif, kemudian membuat diri merasa lebih baik,” ujar Kolega Dinas DPKBP3A dan Dinas Sosial Kabupaten Wonosobo itu. 

Sementara dari Posyandu Desa Tieng turut menyambut baik diadakannya Program Timbang dari PCNA Desa Tieng. Yunia, Kader Kesehatan Posyandu Tieng mengharapkan agenda kelas ibu hamil ini semakin ramai di hari-hari berikutnya dan menambah kesadaran bagi ibu-ibu dalam mencegah stunting. 

“Materi yang diberikan oleh mbak Septi sangat bagus, dimana ia memberikan banyak pengetahuan seputar psikologi mencintai diri sendiri untuk ibu-ibu, baik yang hamil dan tidak hamil, agar dapat mengendalikan emosi ketika mengalami situasi sulit,” ucapnya. 

Dari peserta juga mendapatkan banyak informasi berharga selama ikut kegiatan ini. Terutama, dalam menangani emosi dan perasaan saat kondisi tertekan. 

“Dari sini saya bisa belajar cara mengendalikan emosi ketika stres atau tertekan,” kata Afidati (25 tahun), guru SD NU Ma'arif Tieng. (*) 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow