Afnan Hadikusumo Apresiasi Radiografi Hasil Karya Warga Yogyakarta

Afnan Hadikusumo Apresiasi Radiografi Hasil Karya Warga Yogyakarta

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Teknologi radiografi digital yang berkualitas dan berkinerja tinggi pada 8 Nopember 2019 dilahirkan di Yogyakarta. Tepatnya oleh Program Pengembangan Teknologi Industri.

Radiografi digital secara serius dilakukan sejak tahun 2003 karena teknologi komputer, teknologi kamera dan teknik coding telah semakin maju. Hasilnya, suatu aplikasi paten terkait perangkat untuk sinkronisasi digitisasi citra radiografi dengan pancaran sinar-x yang diajukan pada tahun 2005 di-granted pada tanggal 19 Oktober 2009 dengan nomor paten ID P 0024437.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Tim peneliti, PT Madeenga dan CV Prestige Furniture berhasil merealisasikan contoh produk alat radiografi sinar-X digital untuk medis dan layanan pasien.

Kepemilikan atas paten itu telah diserahkan kepada Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai asset intelektual bangsa Indonesia.

Dan, kehadiran teknologi itu disambut positif masyarakat Yogyakarta, termasuk Drs M Afnan Hadikusumo, anggota DPD RI Dapil DIY.

Afnan sangat bangga dengan adanya penemuan teknologi radiografi digital dari Tim Penelitian, Pengembangan dan Rekayasa (Litbangyasa) UGM yang dipimpin Dr Gede Bayu Suparta dari Departemen Fisika FMIPA UGM Yogyakarta.

“Ini merupakan karya anak bangsa yang luar biasa dan satu-satunya penemuan radiografi hasil karya warga Yogyakarta,” kata Afnan Hadikusumo, Sabtu (9/11/2019), yang mengapresiasi penemuan itu.

Bagi Afnan, penemuan itu semoga bisa membantu dunia kesehatan dan dunia industri. “Saya berharap kepada pemerintah untuk memfasilitasi penemuan itu,” kata Afnan.

Selain itu, Afnan berharap teknologi radiografi itu dapat menjadi salah satu asset intelektual dan teknologi terbaik bangsa Indonesia yang berasal dari Yogyakarta.

“Semoga teknologi radiografi digital itu disempurnakan lagi dan disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan industri,” kata Afnan, yang berharap teknologi radiografi digital akan mengurangi biaya pemakaian X-Tray.

Kelak, Yogyakarta dikenal sebagai kota penghasil alat radiografi sinar-x digital terbesar di dunia yang mampu memberikan layanan diagnostik bagi 270 juta penduduk Indonesia. Dan Gede Bayu Suparta telah mengembangkan teknologi radiografi sinar-x digital untuk diagnose medis.

Teknologi radiografi sinar-x digital yang dikembangkan Dr Gede Bayu Suparta itu menggunakan layar fluoresens dan kamera digital. Dan disebut teknologi Radiografi Sinar-x Fluoresens Digital (RSFD).

Kinerja teknologi RSFD setara dengan kinerja teknologi Direct Digital Radiography (DDR) yang menggunakan flat detektor atau disebut juga Radiografi Flat Detektor (RFD).

Fasilitas DDR atau FDR sangat diidamkan oleh semua rumah sakit di Indonesia. Namun, karena harga alat DDR relatif sangat mahal, maka tidak semua rumah sakit dapat memiliki. Implikasi lainnya adalah biaya yang harus dibayar pasien menjadi tinggi.

Dr. Gede Bayu Suparta bersama tim peneliti dari Departemen Fisika FMIPA UGM Yogyakarta telah melakukan riset di bidang radiografi digital sejak tahun 1989.

Pada saat itu teknologi komputer, teknologi kamera digital dan pemrograman (coding) belum secanggih saat ini. Tapi, Dr. Gede Bayu Suparta memiliki visi bahwa suatu saat perangkat radiografi konvensional berbasis film akan digantikan oleh sistem radiografi digital pada saat kinerja teknologi komputer, teknologi kamera digital dan teknik coding telah sangat maju.

Pada saat era maju itu, bangsa Indonesia harus sudah siap dari sisi pengetahuan (sains), teknik rekayasa (engineering), pilihan teknologi yang dibuat dan tujuan penggunaan teknologi itu untuk membantu proses diagnostik medis dan pemeriksaan kualitas dan kendali mutu suatu produk industri.

Setelah Gede Bayu Suparta mengembangkan bidang teknologi radiografi sinar-x fluoresens digital ini, ia menyadari bahwa dirinya kurang terbuka terhadap pengusaha. “Bagi saya, pengusaha adalah orang yang sulit dimengerti,” tandasnya.

Dunia usaha berbasis industri adalah dunia yang sangat awam bagi Dr Gede Bayu Suparta. Namun, dengan tekad kuat dibantu istrinya sebagai Direktur PT Madeena (PT Madeena Karya Indonesia), Dr. Gede Bayu Suparta mulai belajar memahami. Dan PT Madeena sebagai mitra tim peneliti selama ini berupaya mencari mitra untuk memproduksi alat RSFD secara besar-besaran.

Setelah berdialog dengan sejumlah calon mitra produksi, pilihan mitra justru dengan sebuah perusahaan furniture, yaitu CV Prestige Furniture (Prestige) yang dikelola Hans Purwanto.

Prestige telah dikenal luas sebagai produsen produk furniture terbaik untuk pasar internasional. Lingkup usaha Prestige telah diperluas untuk memproduksi alat radiografi digital.

Karena itu, PT Madeena dan Prestige telah membuat kesepakatan kemitraan produksi alat RSFD dan pengelolaan produk selanjutnya.

Hasil kemitraan antara Tim Peneliti UGM, PT Madeena dan Prestige adalah suatu produk alat RSFD untuk diagnose medis. Keberhasilan pembuatan produk ini merupakan bukti nyata telah terjadinya hilirisasi hasil riset dari UGM. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow