Abdul Mu'ti Ingatkan Adanya Potensi Polarisasi Di Tengah Masyarakat
KENDAL - Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, mengingatkan tentang pembelahan yang terjadi di dunia saat ini, baik dalam skala nasional maupun global.
Dalam konteks nasional, Mu’ti mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk segera melupakan hasil sidang Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pilpres dan tidak terus terpolarisasi oleh informasi yang tersebar melalui media digital.
Pemilu lima tahunan tidak boleh terus terpolarisasi dan berkelanjutan. Fenomena polarisasi Pemilu di Indonesia merupakan bagian dari Divided World atau ‘terbelahnya dunia’.
Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya digitalisasi informasi yang beredar dengan cepat di tengah masyarakat yang memiliki perbedaan, terutama dalam konteks Pemilu 2024.
“Saat ini kita juga mengalami polarisasi politik di Indonesia yang masih terasa, bahkan setelah Sidang MK masih ada yang belum move on, masih mencari alasan untuk menolak keputusan,” ujar Mu’ti.
Di sisi global, pembelahan dunia terlihat dari masih adanya konflik seperti invasi Israel ke Palestina. Menurut Abdul Mu’ti, konflik ini merupakan kejahatan besar yang dilakukan oleh Israel.
Mu’ti mencatat bahwa dunia mudah terbelah karena penggunaan teknologi digital yang masif dalam kehidupan manusia. Teknologi digital, meskipun memberikan kemudahan, juga dapat menyebabkan perpecahan yang serius.
Tidak hanya mengancam persatuan, informasi yang beredar secara masif melalui media digital juga dapat mengancam kepakaran atau terjadinya the death of expertise, di mana segala informasi dapat dengan mudah diperoleh melalui dunia digital.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow