100 Juta Lebih Masyarakat Indonesia Mengakses Berita Digital Selama 3 Jam

100 Juta Lebih Masyarakat Indonesia Mengakses Berita Digital Selama 3 Jam

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - Perkembangan zaman dan teknologi telah menjadi sebuah keniscayaan, terutama dalam hal informasi. Dengan teknologi di masa sekarang, internet menjadi alat yang memudahkan manusia untuk mengakses segala informasi, terkhusus berita. 

Sehingga, hal ini menimbulkan sebuah istilah baru yang dinamakan digital journalism atau jurnalisme digital. Jurnalisme digital mengacu pada praktik jurnalisme yang menggunakan platform dan teknologi digital untuk mengumpulkan, menyunting, dan menyebarkan berita. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Ini melibatkan penggunaan internet, media sosial, perangkat mobile, dan teknologi lainnya untuk menjangkau audiens secara cepat dan luas,” papar Prayudha, M.A., Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan dalam Sekolah Kader Jurnalistik MPI PWM DIY, Sabtu (16/12) di Perpustakaan UAD. 

Digital journalism ini juga banyak dinikmati hampir masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia yang ia kutip menurut data dari Hootsuite per Januari 2023, sebanyak 212,9 juta orang adalah pengguna internet dan ada 167 juta pengguna media sosial. 

Adapun, media sosial yang sering digunakan seperti WhatsApp, Youtube, Tiktok, Instagram, dan Facebook. Rata-rata waktu penggunaan media sosial bisa memakan waktu 3 jam 18 menit per hari. 

Dari sini, muncul berbagai macam digital journalism. Mulai dari berita online atau daring yang sesuai istilahnya, yakni berita yang dipublikasikan melalui situs web berita. Biasanya terdiri dari teks, gambar, video, dan grafik yang memberikan informasi terkini tentang peristiwa terkini dan isu-isu terkait

Lalu, Mobile Journalism atau disingkat MoJo adalah penggunaan perangkat mobile seperti ponsel atau tablet untuk mengumpulkan, menyunting, dan mengirimkan berita secara langsung. “Ini memungkinkan jurnalis untuk menjadi lebih fleksibel dalam peliputan berita dengan cepat,” jelas Prayudha.

Adanya internet juga memunculkan Jurnalisme Warga atau Citizen Journalism. Yaitu, partisipasi masyarakat dalam membuat dan menyebarkan berita melalui media sosial, blog, atau platform lainnya. Masyarakat umum dapat memberikan laporan dari sudut pandang mereka sendiri tentang peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.

Tak hanya dalam bentuk tulisan atau foto, jurnalisme kini juga bisa melalui suara dengan Podcast dan Audio Storytelling untuk menyajikan cerita, wawancara, dan laporan berita. Apalagi, podcast menjadi populer karena dapat diakses dengan mudah saat melakukan multitasking.

Selain itu, data juga bisa menjadi berita lewat Data Journalism. Dimana menggunakan data untuk menyajikan, menganalisis, dan menggali cerita berita. Ini melibatkan penggunaan visualisasi data dan analisis statistik untuk menjelaskan isu-isu kompleks.

Dengan berbagai macam digital journalism di atas, maka ada beberapa pilihan untuk menyajikan informasi atau berita dengan menarik bagi para audiens yang menyimak.

Oleh karenanya, Prayudha memberi kunci utama kepada para pelajar jurnalis dalam digital journalism ini: Terus mencoba dengan niat sharing untuk kebaikan 

“Harus punya semangat jurnalisme dengan sharing informasi secara bijak, sehingga membawa kebermanfaatan untuk sesama. Terus mencoba, dengan niat untuk sharing kebaikan. Tidak hanya asal sharing, tetapi ada niat inspirasi dan sebagainya,” pungkasnya. (*) 

Wartawan: Dzikril Firmansyah 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow