Wujudkan Pemilu Damai, Inilah Pesan dari Ketua PWM dan PWNU DIY
YOGYA - Dalam hal kebangsaan dan nasionalisme, tidak diragukan lagi bahwa Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan komponen penting bagi Indonesia. Keduanya memiliki peran besar dalam terbentuknya NKRI ataupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Maka dalam pertemuan yang dilaksanakan antara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (17/1), silaturahmi ini menjadi satu momen penting. Terlebih, dalam suasana jelang Pemilu pada 14 Februari 2024 nanti.
Ketua Tanfidziyah PWNU DIY Dr. KH. Zuhdi Muhdlor, S.H., M.Hum. memandang silaturahmi pada saat ini sangat tepat, terutama dalam menghadapi ketegangan di Pemilu 2024.
“Saya kira ini waktu yang sangat tepat ketika kita sudah bersama-sama menghadapi momentum di bulan-bulan politik yang mungkin dalam banyak kasus memang ada persitegangan di antara beberapa komponen, khususnya sesama umat Islam,” ucapnya.
“Dengan pertemuan kita, Insyaallah akan ikut menenangkan suasana dan menyadarkan umat Islam bahwa sebenarnya yang dibutuhkan sekarang ini adalah persatuan dan kebersamaan dalam tantangan kita yang semakin banyak,” lanjut Kyai Muhdlor.
Apalagi, beliau menyampaikan bahwa ketahanan nasional menurut Lemhanas, berada di level kuning. Pemilu nanti bisa menjadi sebuah belokan tajam. Kalau Pemilu 2024 tidak bisa dikelola dengan baik, akan membawa ketahan Indonesia ke level merah.
Tidak hanya menghadapi Pemilu, tapi kedepan ada banyak sekali agenda yang harus dihadapi dan untuk itu umat Islam harus bekerja sama. Tidak perlu mengungkit atau membesarkan perbedaan antara semua kalangan, tak terkecuali antara NU dan Muhammadiyah.
Menurutnya, justru perbedaan ini akan menjadi kekayaan bagi khazanah ilmu pengetahuan dan mungkin juga kekayaan bagi bermacam-macam strategi umat Islam di dalam memperjuangkan Islam.
Oleh karena itu, Kyai Mudhlor berharap mudah-mudahan pertemuan ini bukan yang pertama dan yang terakhir, justru merupakan awal dari kebersamaan antara PWM dan PWNU DIY. Komunikasi diharapkan terus terjalin disamping juga kerja sama antara keduanya di berbagai program dan event.
“Komunikasi akan terus kita bangun dalam rangka menciptakan suasana yang lebih baik dan semuanya kita inginkan demi Islam yang lebih baik,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PWM DIY Dr. M. Ikhwan Ahada, M.A. menyampaikan pesan kepada semua masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024.
“Tentu sebagai warga negara Indonesia yang baik dan taat pada aturan hukum, kita akan menggunakan hak-hak pilih kita dan diharapkan kita semua turut mensukseskan adanya pesta demokrasi,” tuturnya.
Ikhwan menekankan bahwa perbedaan itu adalah keniscayaan, tak terkecuali soal perbedaan pilihan politik. Maka, sesuai dengan Kepribadian Muhammadiyah, persyarikatan menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing pribadi.
“Jadi tidak ada instruksi dari PP Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah itu harus memilih calon pemimpin nomor apapun. Kembali kepada khittah garis perjuangan yang memang sudah diterapkan oleh para sesepuh kita dalam Khittah Ponorogo tahun 1969,” tegasnya sembari mengatakan kalau Muhammadiyah menjaga kedekatan dengan semua partai.
Terlebih, ada pesan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. supaya menciptakan maturitas dalam berpolitik demi pemilu yang damai. Maka, penting bagi semua pihak, tak terkecuali NU dan Muhammadiyah bergandengan tangan untuk kepentingan umat dan bangsa.
“Kalau sudah NU dan Muhammadiyah ini bergandeng tangan dengan erat, maka insya Allah Indonesia akan menjadi lebih sejuk damai dan kita yakin umat Islam izzah-nya akan terasa,” tandas Ikhwan. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow