Akademi Jurnalistik Muhammadiyah: Wujud Kaderisasi Literasi dan Penguatan Media Persyarikatan

JAKARTA – Muhammadiyah memiliki tiga karakter kuat yang menjadi ciri khas. Pertama adalah suka membaca, kedua adalah menulis, dan ketiga adalah menyampaikan kabar kebenaran.

“(Tiga) ciri khas itulah membuat Muhammadiyah memiliki budaya literasi yang kuat, salah satunya adalah dalam bidang jurnalistik,” kata Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Muchlas, M.T., Sabtu (23/11).

Oleh karena itu, ia sangat menyambut baik digelarnya Akademi Jurnalistik Muhammadiyah pada 22-23 November 2024 di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kegiatan ini, menurutnya, telah menunjukan Muhammadiyah telah menyiapkan kaderisasi di jurnalistik dengan secara sistematis. 

Musycab Sukses, Inilah Ketua PCM dan PCA Jetis yang Baru

Selama dua hari ini, Rektor Universitas Ahmad Dahlan itu yakin para jurnalis media Afiliasi Muhammadiyah sudah memperoleh penguatan yang luar biasa dan ini harus terus dirawat untuk menjadi kekuatan-kekuatan persyarikatan sebagai organisasi yang warganya memiliki naluri literasi dan jurnalistik yang baik, sehingga ini harus dilestarikan.

Dalam sejarahnya, Muhammadiyah memiliki tokoh jurnalistik bernama Haji Fakhrudin, salah satu murid KH. Ahmad Dahlan yang berjasa menjadi perawat jurnalistik di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah dengan mendirikan majalah Suara Muhammadiyah yang sampai hari ini masih berdiri dan terus berkembang. 

Dari Akademi Jurnalistik Muhammadiyah ini, ia punya harapan agar kegiatan ini bisa menghasilkan outcome dalam bentuk tidak hanya program yang dilaporkan setiap minggu pada PP Muhammadiyah.

Perguruan Muhammadiyah Galur di Revitalisasi

Tetapi juga yang lebih penting lagi adalah dalam bentuk keahlian dan keterampilan dari para kader dalam melaksanakan kerja-kerja jurnalistik untuk mendukung kabar-kabar kebaikan tentang persyarikatan Muhammadiyah 

“Mari berkomitmen membuat kader jurnalistik, untuk merawat literasi dan memberikan kontribusi berarti bagi penguatan jurnalistik di Muhammadiyah,” tandas Muchlas. (*)