ads
Umat Muslim Debat Soal Fatwa Musik, Ini Kata Ketua PWPM DIY

Umat Muslim Debat Soal Fatwa Musik, Ini Kata Ketua PWPM DIY

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DI Yogyakarta M. Arif Darmawan menyayangkan perdebatan soal fatwa musik yang terjadi di media sosial justru sampai kepada menghujat dai kenamaan, Ustaz Adi Hidayat. 

Arif menegaskan bahwa bermain musik itu boleh. Jika beda pandangan jangan menghujat, apa lagi mengkafirkan.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

"Kehadiran sosial media bagi sebagian orang justru di gunakan untuk menghujat, mencaci, bahkan sampe tahap mengkafir-kafirkan sesama muslim," kata Arif pada Senin (13/5).

Pernyataan itu untuk merespon komentar akun Facebook Maryono al-atsary yang menuding Adi Hidayat (UAH) kafir atas pandangannya tentang musik dalam Islam. Sebagaimana diketahui Maryono al-atsary dalam akun Facebook-nya mengkafirkan Ustaz Adi Hidayat karena pandangannya tentang musik. Ustaz Adi dianggap menghina sunnah dan ulama sunnah serta mencela sunnah dan manhaj dalam ceramah-ceramahnya.

Menanggapi hal ini, Arif menilai tak sepantasnya seseorang merasa paling benar dalam hal beragama dan berilmu yang justru membuat orang jadi angkuh. 

"Tidak elok rasanya jika merasa paling benar, justru jika sudah merasa paling benar sungguh itu dekat dengan sikap sombong dan angkuh," ujarnya.

Arda -sapaan akrabnya, mengajak agar umat Islam terus belajar tentang menghargai perbedaan pandangan. Jangan pernah merasa ilmu yang dimiliki adalah yang paling benar pemahamannya. 

"Bukankah daya pikir kita ini terbatas sedangkan ilmu Allah itu sangat luas," ucapnya.

Dia mengingatkan, semakin tinggi ilmu seseorang harusnya makin cinta dengan sauadara sesama muslim, bukan justru malah terus menebar kebencian dan cacian ke sesama muslim.

Menurutnya, yang tidak elok adalah tidak bisa menerima perbedaan itu bahkan sampe ke tahap mengkafirkan. Hal-hal seperti ini justru tidak baik dan ia menyerahkan kepada masyarakat untik menilai sendiri.

"Perbedaan masalah fiqih atau muamalah adalah hal yang lumrah dalam islam. Bagi kami di Pemuda Muhammadiyah terus saja menebar kebaikan dan terus berlomba-lomba dalam kebaikan," terangnya.

Arda menyampaikan, bahwa Pemuda Muhammadiyah memilih fokus untuk melaksanakan program-program, diantaranya sukses 100 persen cabang di seluruh DIY, dan 60 persen ranting di seluruh DIY. Untuk meningkatkan kualitas semangat dakwah di masjid-masjid Muhammadiyah. 

Terkait masalah ini, PWPM DIY, kata Arda, memilih tak mau memperpanjang persoalan tersebut. Ketimbang membawa ke jalur hukum, lebih elegan menempuh jalur lain.

"Ndak ada (upaya hukum), kami lebih memilih untuk terus menyampaikan hal hal yang baik saja," jelasnya. (*) 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    1
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow