UMAM, Pertama bagi Muhammadiyah dan Indonesia

UMAM, Pertama bagi Muhammadiyah dan Indonesia

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan pendirian Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM). Pengumuman disampaikan langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si melalui konferensi pers virtual yang disiarkan melalui Muhammadiyah Channel Youtube, Kamis (12/8).

“Pendirian UMAM merupakan tonggak baru pendirian perguruan tinggi Indonesia pertama di luar negeri. Jadi UMAM merupakan perguruan tinggi Indonesia pertama di luar negeri,” kata Haedar Nashir.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Izin pendirian diberikan Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia pada 5 Agustus 2021. Bagi Muhammadiyah, ini adalah perguruan tinggi ke-164.

Haedar Nashir menyampaikan rasa syukurnya atas kelulusan berdirinya UMAM setelah melalui usaha dan proses yang sangat panjang. “Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak di Indonesia dan Malaysia,” ucap Haedar.

UMAM menjadi tonggak baru pendirian perguruan tinggi Indonesia pertama di luar negeri, menjadi milestone atau ma’alim fi thariq. Menurut Haedar, sebagai wujud perluasan gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan pendidikan tinggi di ranah global.

Diawali di kawasan regional ASEAN yang berfungsi strategis mewujudkan kemajuan dan persatuan antarbangsa untuk membangun peradaban bersama yang mencerahkan di bawah panji Islam berkemajuan yang berwawasan rahmatan lil-‘alamin.

Kelahiran universitas di Malaysia ini juga merupakan wujud dari program Internasionalisasi Muhammadiyah berdasarkan amanat Muktamar ke-47 di Makassar.

Proses pendirian UMAM yang ditempuh PP Muhammadiyah bersama para pihak di Malaysia, yang pertama adalah pembentukan UCMM Konsortium Sdn Bhd. pada 8 Februari 2017 diwakili Lembaga Pengarah Syarikat atas nama Haedar Nashir, Mohd Noh Bin Dalimin, Ahmad Dahlan Rais, dan Marpuji Ali Muanam.

Lalu, usaha pengajuan kelulusan. Diawali dengan menyiapkan semua dokumen sesuai ketentuan yang berlaku, di bawah koordinator Prof. Dr. H. Bambang Setiaji selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT).

Setelah itu, PP Muhammadiyah bersama delegasi dan tim bertemu secara resmi dengan Menteri Pendidikan Malaysia Dr. Maszlee Malik dan mendapatkan respon positif terkait.

Setelah itu, Tim UMAM bertemu dan bersilaturahmi ke Tuanku Raja Perlis serta Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis, dilanjutkan pertemuan-pertemuan lainnya kepada berbagai pihak.

Pendirian UMAM juga mendapatkan dukungan dan memperoleh persetujuan dari pemerintah Republik Indonesia. PP Muhammadiyah sudah menyampaikan ke Presiden, beberapa menteri, dan secara khusus ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu.

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengeluarkan rekomendasi tanggal 7 September 2020 sebagai wujud legalitas dalam menempuh prosedur resmi.

Pendirian UMAM juga mendapat dukungan dari Kerajaan Perlis melalui Raja Perlis Datuk Yang Teramat Mulia Tuanku Syed Faizuddin Putra Ibni Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail.

Dukungan lain dari Majelis Agama Islam dan adat-istiadat Melayu Perlis, khususnya Mufti Perlis Dr Mohd Asri bin Zainul Abidin. Ini dibuktikan dengan keluarnya surat resmi tanggal 8 Oktober 2020 atau 21 Shafar 1442 H.

Dukungan dan persetujuan datang dari Kementerian Pendidikan Tinggi Prof Dato’ Dr. Husaini Bin Omar serta mitra Muhammadiyah di Malaysia, terutama Prof. Dato’ Dr. Mohd Noh Bin Dalimin bersama para guru besar yang bersedia mendukung dan membantu pendirian UMAM.

Setelah semua dokumen resmi itu lengkap terpenuhi, Dr. Waluyo Adi Siswanto selaku Rektor UMAM didampingi Ketua PCIM Malaysia Dr. Sonny Zulhuda beserta tim melakukan presentasi terakhir pada 2 Juni 2021 di hadapan Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia. Hal itu sebagai pertanggungjawaban proses legal.

Setelah melalui usaha dan proses sangat panjang, pada 10 Agustus 2021 bertepatan dengan 1 Muharram 1443 Hijriyah, anggota PP Muhammadiyah menyelenggarakan pertemuan khusus.

Pertemuan virtual itu atas undangan Raja Perlis, Majelis Agama Islam, dan Adat Istiadat Melayu Perlis diwakili Dato’ Dr Mohammad Zainal Abidin. Prof Dato’ Dr Husaini Bin Omar membacakan secara langsung SK Penubuhan/Pendirian Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).

Pendirian UMAM menjadi kado yang bermakna penting dan monumental bagi Muhammadiyah dalam menyongsong Tahun Baru 1443. “Sebab merupakan momentum sangat penting dalam perjalanan sejarah Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” kata Haedar.

Melalui pendirian UMAM, Muhammadiyah berbagi energi positif untuk seluruh bangsa. “Sesulit apapun tantangan harus tetap optimis dan kehidupan tidak boleh berhenti,” tandasnya.

Muhammadiyah juga akan terus bergerak untuk membawa kemajuan bangsa dan dunia kemanusiaan dengan karya-karya cerdas dan mencerahkan. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha RIdhai
Editor: Affan Safani Adham

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow