UAD dan MPS DIY Optimalkan Sistem Layanan Anak Yatim Secara Digital
BANTUL — Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM D.I. Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan penggunaan Sistem Informasi Anak Yatim Muhammadiyah (SILAYAM) untuk pengelola dan relawan dari Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, di Laboratorium Informatika Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan. Pelatihan berlangsung dua hari, Senin (17/10) dan Jum’at (20/10).
Pelatihan hari pertama ditujukan untuk para pengelola (admin) dari MPS PWM DIY yang dihadiri 10 orang yang akan menjadi admin utama pengelola Aplikasi SILAYAM. Sedangkan hari kedua ditujukan untuk para relawan dan stakeholder yang terkait sebanyak 30 orang yang mewakili lima daerah Muhammadiyah se – D.I. Yogyakarta. Kedua event tersebut dilaksanakan untuk mengoptimalkan layanan sosial oleh MPS PWM DIY melalui transformasi digital.
Salah satu langkah menuju layanan berbasis transformasi digital dengan adanya Aplikasi SILAYAM ini. Pembangunan aplikasi ini telah diinisiasi oleh MPS PWM D.I. Yogyakarta sejak November 2021, bekerjasama dengan UAD sebagai Tim pelaksana diketuai oleh Sri Winiarti, S.T., M.Cs., beranggotakan Ali Tarmuji, S.T., M.Cs. dan Dr. Fithriatus Shalihah, S.H., M.H.
Selama ini, MPS PWM D.I. Yogyakarta dalam pengelolaan data layanan masih menggunakan aplikasi Excel. Silayam adalah hasil evaluasi dan peningkatan dari metode pendataan serta asesmen anak yatim piatu baru dalam masa Covid-19 yang dilakukan pada periode Juli 2021 hingga Juli 2022, di mana pada saat itu masih menggunakan media Google Form.
Adapun, penamaan aplikasi dengan kata SILAYAM itu sendiri atas inisiasi dari Tim pengembang, Ali Tarmuji yang awalnya menyebutkan program yang digagas oleh MPS PWM DIY ini terlalu panjang untuk disebutkan. Atas restu pimpinan MPS PWM DIY nama tersebut resmi digunakan untuk nama program salah satu layanannya.
Agenda hari kedua cukup spesial dengan menghadirkan pemateri dari jajaran Pimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, perwakilan dari Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD, dan Pimpinan MPS DIY. Event yang diselenggarakan terbagi dua sesi, yang pertama merupakan acara pengarahan relawan dari PWM DIY dan MPS DIY.
Pelatihan relawan berlangsung di sesi keduanya. Hadir pada agenda hari kedua, Abdul Ghafar selaku wakil ketua Pimpinan Muhammadiyah Wilayah D.I. Yogyakarta yang memberikan sambutan sekaligus membuka acara hari kedua ini. Ghafar menyampaikan bahwa umat Islam Indonesia masih sangat lemah dalam hal kepemilikan database.
Padahal keberadaannya tersebut sangatlah penting sebagai dasar pelaksanaan berbagai macam program untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Lebih-lebih apabila keberadaan databasetersebut ditunjang dengan komponen-komponen yang berjalan dengan baik sehingga menjadi sistem yang utuh.
“Media elektronik yang di situ memuat penghimpunan data sekaligus mekanisme penyampaian informasi yang tersusun dengan baik akan memberikan dampak baik untuk persyarikatan dan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya (dalam melakukan pendataan) yang secara cepat, akurat dan akuntabel”, papar Ketua PWM DIY tersebut.
Hadir juga dalam event kedua tersebut Ketua MPS PWM DIY, Ridwan Furqoni, M.Pd.I yang menuturkan tema menyantuni anak yatim sebagaimana tersebut dalam Surat Al-Ma’un menjadi tema paling awal bagi persyarikatan Muhammadiyah, bukan tema baru. Sudah banyak santunan anak yatim, hampir di setiap ranting Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah telah terlaksana program santunan pada anak yatim, terutama ketika bulan Ramadan dan Iduladha.
Dalam sesi pengantar, Ridwan berharap santunan kepada anak yatim di luar panti tidak hanya sekedar santunan konsumtif yang habis pada saat itu saja, namun dapat diikuti pengasuhan pada aspek lainnya. Di antaranya melalui follow up sosialisasi dan pelatihan Silayam di tiap daerah berupa berdirinya Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) di tingkat cabang.
“Anak itu butuh dilindungi, dibimbing, diberi kasih sayang yang cukup. Kalau dia stres ya ada orang dewasa yang mendampingi sampai menyembuhkan stresnya. Itulah pengasuhan. Kita ingin Muhammadiyah dalam menangani anak yatim tidak sekedar sembako, tetapi multi aspek. Baik aspek fisiknya, psikologisnya, aspek sosialnya, termasuk aspek ekonominya. Fisiknya sehat, mentalnya sehat, dan tumbuh menjadi orang dewasa sempurna yang tidak memiliki luka-luka pengasuhan,” ucap Ridwan.
Pelatihan yang berlangsung dua hari tersebut diikuti dengan sangat antusias oleh para peserta baik dari admin MPS PWM DIY maupun dari relawan yang hadir saat itu. Relawan yang tercatat di MPS PWM DIY sebanyak 100 orang lebih, namun tahap awal penggunaan aplikasi Silayam ini baru menghadirkan 30 orang yang mewakili kelima Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di DIY.
Relawan lainnya akan diagendakan pelatihan di waktu yang lain dan agenda selanjutnya adalah sosialisasi ke masyarakat, terutama keluarga anak yatim, orang tua asuh (OTA), dan PCM di wilayah DIY. Sesi pelatihan dibuka oleh ketua tim pelaksana, Sri Winiarti. Demo program dan teknis penggunaan aplikasi Silayam dipandu langsung oleh tim pengembang, Ali Tarmuji.
Pada agenda hari pertama, ketua tim pelaksana memberikan pengantarnya, bahwa saat ini adalah era digital dan semua layanan akan menuju layanan yang berbasis digital dan ketersediaan data adalah salah satu kunci suksesnya.
“Saat ini mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan jaman. Di mana semua layanan akan bertransformasi ke layanan berbasis digital. Dan salah salah satu kunci utama adalah ketersediaan data yang akan diolah oleh sistem digital tersebut. Ujung tombak keberhasilan proses transformasi digital ini di MPS PWM DIY adalah para admin dan relawan yang saat ini sudah bekerja keras untuk mewujudkannya,” demikian sekilas paparan ketua Tim pelaksana program ini. (*)
Sumber: Majelis Pelayanan Sosial PWM D.I. Yogyakarta
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow