News

News

MediaMU.COM

May 13, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Mie Lezatmu dan Mocaf Jadi Bukti Inovasi Cabang-Ranting Muhammadiyah dalam Dakwah Ekonomi PSHW UMY Amankan Tiket Menuju Babak 32 Besar Liga 3 Nasional Gelar Workshop Nasional, LPCRPM PP Siapkan Penguatan Cabang, Ranting, dan Masjid Mahasiswa UAD Tuntut Palestina Merdeka, Presiden BEM UAD: Negara Arab Jangan Cuma Peduli Minyak Saja! Ikut Aksi Bela Palestina, Rektor UAD: Anak Kecil Juga Pedih dengan Penderitaan Palestina Serukan Dukungan Palestina Merdeka, Dosen UAD: Pro Israel Hukumnya Haram Mughallazah Aksi Bela Palestina Menggema di Seluruh Kampus Muhammadiyah dan Aisyiyah Nasyiatul Aisyiyah gelar ToT Fasilitator Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak untuk Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat 1000 Cahaya: Muhammadiyah Gerakkan Ranting Hingga Sekolah untuk Cegah Krisis Iklim Keluarga Alumni UAD Hadiri Syawalan: Taburkan Maaf, Sucikan Hati, Eratkan Tali Persaudaraan Perguruan Tinggi Muhammadiyah - Aisyiyah Bakal Gelar Aksi Serentak Bela Palestina Perkuat Dakwah, Warga Muhammadiyah Bantul Hadiri Syawalan dan Pelepasan Ratusan Jamaah Haji K.H. Harun Abdi Manaf: Banggalah Menjadi Warga Muhammadiyah dan Pegawai AUM Gelar Syawalan dan Silatnas, IPM Luncurkan Inovasi dan Rencana Masa Depan Menjanjikan Syawalan PCM Kalasan Bahas Diplomasi Makanan Sebagai Upaya Melenturkan Dakwah Berkemajuan Pentas Dakwah Seni Budaya Meriahkan Syawalan PCM Gamping Dalam Syawalan dan Family Gathering, IMM UGM Bersatu dan Bersilaturahmi Resmi Terpilih Jadi DPD RI, Syauqi Soeratno Siap Bawa Muhammadiyah dan Jogja Lebih Istimewa Sukses Antar Syauqi Soeratno ke DPD RI, PWM DIY Songsong Pilkada 2024 Ahmad Syauqi Soeratno Jadi Senator DIY Terpilih, Relawan Tasyakuran Besar-besaran

Ternyata Ini Alasan Muhammadiyah Menggunakan Kata “Pimpinan” Bukan “Pengurus”

Foto: Ahimsa/mediamu.com

BEKASI – Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta, Ki H. Ashad Kusuma Djaya, dihadirkan dalam serial kajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Rawalumbu, Kota Bekasi, Sabtu (13/11). Ini adalah kerja sama Majelis Pendidikan Kader bersama Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi.

Kegiatan dengan tema “Dimensi Spiritual dalam Mengelola Amal Usaha Muhammadiyah” ini adalah sesi kedua dari Kajian Penguatan Ideologi Muhammadiyah (KAPIM). Dilaksanakan secara virtual, kegiatan ini disimak lebih dari 120 peserta.

Mengawali penyampaiannya, Ashad menyampaikan bahwa Muhammadiyah memilih kata “pimpinan” daripada “pengurus” dalam organisasinya bukanlah tanpa alasan. “Ini adalah semangat kullukum ro’in wa kullukum mas ullun ‘an ro ‘iyyatihi,” tuturnya menyebut hadits riwayat Bukhari Muslim yang berarti, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya.”

Meminjam istilah Prof. Haedar Nashir tentang abad pencerahan Islam, Ashad menyebutkan tiga tugas pimpinan di abad pencerahan tersebut. Pertama adalah mengajak masyarakat untuk menegakkan Islam sebenar-benarnya melalui gerakan Muhammadiyah.

Kedua, menyakinkan dan mendorong anggota serta masyarakat bahwa gerakan Muhammadiyah melalui spirit Islam berkemajuan merupakan sebuah jalan lurus menuju surga. Ketiga, mengelola sumber daya yang ada di Muhammadiyah, termasuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), untuk mendakwahkan Islam berkemajuan.

Semangat menumbuhkan AUM dalam dimensi spiritual merupakan usaha ‘ekstrapolasi’. “Kita ingin menggapai surga dengan beramal di dunia,” jelasnya. Kesemuanya terwujud dalam usaha-usaha yang terintegrasi dengan semangat dalam QS Al-Fajr 27-30.

  1. Menumbuhkan integritas; dimana penggerak-penggeraknya tergolong memiliki nafsul muthmainnah atau “jiwa yang tenang”.
  2. Menumbuhkan spiritualitas; dimana orientasi pekerjaannya adalah irji’i ilaa rabbiki yang artinya “kembali kepada Tuhanmu”.
  3. Menumbuhkan profesionalitas; dimana pekerjaan dilakukan dengan raa dliyatam mardliyah yang artinya “hati yang ridho dan diridhoi-Nya”.
  4. Menumbuhkan kolaborasi; berjejaring yang tergambar dalam fadhkhuli fii ibadi yaitu “masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku”.
  5. Menumbuhkan prestasi; dalam hal prestasi yang dapat memenuhi fadhkhuli fii jannati atau “masuklah ke dalam surga-Ku”.

Tentang AUM, Ashad menegaskan bahwa tidak hanya bicara soal bangunan fisik. Penting juga untuk memikiran bagaimana orang-orang di dalam insitusi tersebut agar terpenuhi kebutuhan spiritualnya, kebahagiaan dan ketenangannya. Berbicara institusi, jangan melupakan aspek spiritualitas.

Pengertian spiritualitas ini terdiri dari dua makna. Pertama, merupakan kekuatan ruhaniah dalam mencapai makna hidup dan tujuan hidup. Kedua, bahwa ini menjadi bagian yang paling penting dalam mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Untuk memenuhi hal itu, spiritualitas perlu dilandasi dengan pemaknaan bahwa hidup merupakan bentuk ibadah kepada Allah (abdullah) dan kesadaran bahwa tujuan hidup adalah menjadi rahmatan lil alamin (kholifatullah). “Kita diberikan role model yaitu Muhammad SAW,” katanya.

Ashad juga menyuguhkan prinsip-prinsip dasar spiritualitas yang semestinya dimiliki kaum beriman, yakni takwa dan tawakal (QS At-Thalaq : 2-3). Takwa mendahului tawakal sebab ada usaha-usaha manusia yang mesti lebih dulu dilakukan, yaitu mengikuti perintah serta menjauhi larangan-Nya. Dengan prinsip ini, Allah akan memberikan jalan keluar.

Best practice yang pernah dicontohkan di dunia ini hadir melalui cerita seorang Daud AS, yang merupakan perintis Kerajaan Sulaiman. Sulaiman AS adalah raja terbesar di dunia yang kekuasaannya tidak hanya meliputi manusia namun juga hewan dan jin. Nabi Daud AS, ayahnya, awalnya ialah orang biasa yang kemudian atas izin Allah SWT diberikan daya membangun kerajaan.

Jalan spiritual yang dilalui oleh rasul ini adalah shalat lail (malam) dan puasa sunnah. Puasa Nabi Daud AS ialah puasa rutin berselang sehari puasa, sehari tidak. Rasulullah Muhammad SAW bahkan pernah menyatakan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari:

“Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud AS. Dan sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Nabi Daud dahulu tidur di pertengahan malam dan beliau shalat di sepertiga malamnya dan tidur lagi di seperenamnya. Adapun puasa Daud yaitu sehari puasa dan tidak puasa di hari berikutnya.”

Ashad menilai bahwa kebiasaan ini dicontoh pula oleh tokoh Ki Ageng Sela, yang merupakan leluhur raja-raja tanah Jawa. Nama “Sela” bukan berarti waktu luang, tapi “Sela” yang merujuk pada kebiasaan puasa Daud. Sehari puasa, sehari tidak.

Penting bagi AUM, seperti sekolah, untuk mendukung warganya turut meneladani best practice ini. Meskipun orang bisa saja berpikir bahwa sepintas tidak ada kaitan antara kebaikan yang diraih di dunia dengan ibadah-ibadah tersebut, namun Ashad menyatakan bahwa Nabi Daud AS menjadi bukti nyatanya.

Ia menegaskan, “Kalau Rasulullah SAW nggak menyampaikan hadits ini, saya juga tidak akan berpikir sampai ke sana.”

Ashad menjelaskan tangga menuju puncak spiritualitas yang akan mampu dicapai bila seseorang menginfakkan hartanya dan mengamalkan serta mengajarkan ilmu yang didapatkan.

Untuk menjaga kekuatan spiritual, dua kunci yang harus terus dipegang adalah syukur dan sabar. Meskipun terdengar sepele, namun hal itu menakjubkan. Sebagaimana pernyataan Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Muslim:

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.” (*)

Wartawan: Ahimsa W. Swadeshi
Editor: Heru Prasetya

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here