PCIM Tiongkok Gelar Kajian Syawal Bersama Din Syamsuddin, Kuatkan Dakwah Melalui Diaspora

PCIM Tiongkok Gelar Kajian Syawal Bersama Din Syamsuddin, Kuatkan Dakwah Melalui Diaspora

Smallest Font
Largest Font

TIONGKOK - Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Tiongkok  pada hari selasa (23/4) pukul 20.30 waktu Tiongkok melalui Zoom Meeting menyelenggarakan Kajian Syawal bertajuk “Penguatan Dakwah Islam Berkemajuan melalui Diaspora dan Kaderisasi International” bersama Professor.Dr. K. H. Din Syamsuddin, M.A.

Dalam kesempatan ini Professor Din Syamsuddin menegaskan bahwa PCIM yang kini sudah ada di 23 negara merupakan perpanjangan tangan dari Muhammadiyah di Indonesia untuk terus mensyiarkan amar ma’ruf nahi mungkar melalui pemikiran-pemikiran kemuhammadiyahan yang berkelanjutan guna menjaga stabilitas dan kualitas iman bagi Diaspora Indonesia itu sendiri.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Di samping itu, kader Muhammadiyah juga diharapkan menjadi Spreader Spirit of Islam di Tiongkok dengan cara-cara yang elegan, seperti menginternalisasi Al-Quran dan Al-hadist dalam tiap aspek kehidupan, bahwasanya Islam adalah rahmat lil’alamin yang harmonisasinya berintegrasi terhadap segala sesuatu di muka bumi ini.

Hal ini sejalan dengan fakta bahwa penerimaan terhadap Islam hanya akan meresap di qalbu bilamana setiap insan mengetahui apa sesungguhnya Islam itu sendiri.

"Lantas bagaimana outsider dapat mengetahui makna sejati islam sedangkan mereka tidak membaca Al-quran dan Al-hadist? Tentu saja melalui kita insan-insan pemeluk islam ini. Oleh sebab itu kader Muhammadiyah diharapkan menjadi cermin dari kedua hal tersebut," jelas Din Syamsuddin. 

Seperti diketahui, Tiongkok adalah negara sosialis-komunis yang tidak berasaskan Ketuhanan, namun demikian Pemerintah Tiongkok tetap menghormati dan memperhatikan hak-hak warga muslimnya. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan dan keradaan Chinese Islam Association (CIA) yang masih tetap eksis hingga kini. Juga, fakta bahwa Islam telah sampai di negeri tirai bambu ini melalui Perdagangan Jalur Sutra (Silk Road) di abad ke 7. Itu terlihat dari keberadaan Mesjid Agung Xi’an yang di bangun pada masa Dinasti Tang yang mana dianggap sebagai “Mekah Kecil”.

Agar dakwah Islam di Tiongkok lebih masif, tentu pendekatan terhadap organisasi resmi di Tiongkok adalah langkah paling strategis yang dapat dilakukan. Din sekali lagi menegaskan bahkan Pengurus PCIM-Tiongkok periode sekarang harus memperbaharui sila ukhuwah yang dulu pernah sempat terjalin baik dengan Muhamdiyah Indonesia. Untuk itu beliau memberikan nasehat kepda PCIM -T untuk bersilaturahim ke Chinese Islamic Association (CIA) dan juga Menteri Agama RRT guna menguatkan hubungan dan melihat potensi kerjasama kedapan antar organisasi dan pemerintah.

Selain itu, Din juga berharap agar kader-kader muhammadiyah di belahan dunia mana pun untuk menginternalisasi nilai-nilai baik dari negara tersebut untuk dibawa pulang ke Indonesia, agar Indonesia dan Islam kembali jaya. Misalnya, etos kerja dan penghargaan terhadap waktu di Tiongkok ini sudah tidak diragukan lagi. Itu terlihat bagaimana Tiongkok kini berhasil mensejajarkan negeranya dengan negara- negara maju di barat.

"Sejatinya, Islam telah mengajarkan kita akan hal ini, hanya saja kita tidak membiasakan diri untuk menerapkan nilai-nilai islam secara menyeluruh di setiap langkah dan aktifitas kita. Hal yang tak kalah penting lainnya adalah, untuk tidak menormalisasikan konsep-konsep pemikiran liberal tanpa batas yang tengah menjamur luas pada diri sendiri dan membawanya pulang ke Indonesia. Indonesia dan Islam yang berkemajuan dimasa yang akan datang ada di tangan generasi muda. Ini adalah PR berat yang harus dipukul bersama," pungkas Din.

Kontributor: Changsha, Hunan, Republik Rakyat Tiongkok

Sahara

Majelis Pustaka dan Informasi PCIM-Tiongkok

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow