Inilah Pentingnya Keberadaan Ranting untuk Dakwah Muhammadiyah
YOGYA - Sejak berdirinya, Muhammadiyah telah hadir untuk berdakwah islam amar ma’ruf nahi munkar kepada seluruh lapisan masyarakat. Dakwah yang diusung berperan penting dalam mencerdaskan dan memberdayakan umat dan masyarakat lebih luas lagi sampai sekarang.
Supaya bisa sampai ke masyarakat, maka dakwah Muhammadiyah harus bisa menjangkau mereka lebih luas lagi. Dengan melakukan kegiatan atau program yang dapat diakses oleh masyarakat, sesuai kondisi lapangan yang ada. Keberadaan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) di sini sangatlah tepat untuk menyampaikan dakwah persyarikatan di masyarakat.
Hal ini mengingat ranting secara struktur vertikal pimpinan berada di dasar. Sehingga memiliki fungsi penting menjalankan dakwah di masyarakat dan karena itu ranting dianggap sebagai ujung tombak dakwah Persyarikatan Muhammadiyah.
Jadi, ketika beberapa akademisi dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinisiasi mendirikan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) UGM, seluruh pimpinan dan warga Muhammadiyah menyambut antusias ide tersebut. Salah satunya, Ketua LPCRPM PWM DIY Agus Yulianto, M.Pd.
Saat hadir di Musyran I Muhammadiyah UGM, Sabtu (18/5), Agus dalam sambutannya mengaku terkejut sekaligus gembira dengan hadirnya PRM berbasis Perguruan Tinggi Negeri seperti UGM. Menurutnya, ini menjadi langkah bagus untuk memperluas dakwah Muhammadiyah di berbagai tempat sekaligus mendukung dakwah berbasis komunitas yang dicanangkan LPCRPM.
Agus pun mengutip beberapa perkataan para tokoh Muhammadiyah tentang pentingnya ranting. Mulai dari KH. AR. Fakhruddin, yang pernah mengatakan bahwa denyut gerakan Muhammadiyah ada di ranting. Kalau ranting itu sehat, maka Muhammadiyah juga sehat, sebaliknya kalau ranting sakit, Muhammadiyah juga sakit, sekalipun punya Pimpinan Pusat hingga Cabang.
Pak AR -sapaan akrabnya menyampaikan bahwa untuk dapat menghidupkan ranting, maka rumusnya sederhana dan cuma satu: Ada pengajian rutin. “Makanya, syarat untuk mendirikan ranting adalah adanya pengajian rutin minimal sepekan sekali. Bisa di kantor Muhammadiyah atau sekretariat atau masjid terdekat,” papar Agus.
Berikutnya, dari Amien Rais yang menyampaikan kepada kader untuk menjadi Pimpinan Cabang Muhammadiyah di mana saja. Kalau rantingnya kurang sehat, maka Pimpinan Cabang itu harus segera menyehatkannya. Sehat atau tidak bisa dilihat dari adanya pengajian dan rapat atau tidak di ranting itu. Jika jarang mengadakan pengajian dan rapat artinya kurang sehat, maka PCM punya kewajiban bersama menyehatkan dan menyegarkan kembali ranting itu.
Lalu, Muchlas Abror mengatakan kalau setiap anggota Muhammadiyah apapun kedudukan dan jabatannya di Muhammadiyah, baik ketua, sekretaris, dan sebagainya, maka wajib mempunyai keterkaitan di cabang dan ranting tempatnya. Bisa dengan ikut rapat, pengajian, dan seterusnya.
“Jangan sampai, pimpinan Muhammadiyah tidak tahu dan tidak kenal ranting di tempat tinggalnya, (semuanya) harus menyatu dengan ranting,” kata Agus mengutip kalimat Muchlas Abror.
Dengan perkataan tersebut, maka Agus berharap agar proses pendirian PRM UGM bisa berjalan lancar dengan mengikuti prosedur administrasi yang telah ditetapkan persyarikatan.
“Saya harap Ketua PRM UGM nanti mengirimkan surat kepada PCM Depok (terkait) permohonan untuk membuatkan surat pengesahan pendirian PRM. Nanti dari PCM Depok akan membawa surat permohonan kepada PDM Sleman untuk Surat Keputusan pendirian PRM UGM. Setelah SK dikeluarkan, dari PRM UGM membuatkan surat permohonan untuk mengukuhkan struktur pimpinan.” jelas Agus. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow