Mesra Banget! PWM dan PWNU DIY Silaturahmi dan Siap Kerja Bareng
YOGYA - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta kedatangan tamu istimewa. Yakni, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DI Yogyakarta pada Jumat (17/5) malam di Ruang Sidang Gedung Muhammadiyah DIY, Kota Yogyakarta.
Kedatangan PWNU DIY yang diwakili Dr. KH. Zuhdi Mudlor, M.Hum. selaku Ketua Tanfidziyah serta segenap pengurus dan Muslimat NU DIY disambut langsung oleh Ketua PWM DIY Dr. M. Ikhwan Ahada, M.A. bersama segenap jajaran PWM DIY. Ini merupakan pertemuan lanjutan setelah beberapa waktu yang lalu, PWM DIY bersilaturahmi ke kantor PWNU DIY, pada Rabu (17/1).
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh kegembiraan itu, antara PWM dan PWNU saling bertukar pikiran dan pendapat mengenai kondisi keumatan dan kemasyarakatan yang ada di DIY ini.
Terdapat tiga poin persoalan utama yang perlu direspon oleh Muhammadiyah dan NU. Pertama, isu ancaman persatuan umat dan bangsa, dimana ada beberapa pihak yang ingin menyudutkan umat tertentu, salah satunya Islam, dengan berbagai cara.
Kedua, yang sangat dirasakan saat ini adalah pembantaian brutal di Jalur Gaza, Palestina. Ini terjadi akibat dari tidak adanya persatuan umat Islam itu sendiri.
Ketiga, isu-isu lokal seperti sampah yang sulit ditangani, klitih, dan sebagainya. Berbagai sumbangan pemikiran untuk mengatasinya sudah nampak, tapi terkait penerapannya masih dilakukan sendiri-sendiri.
Ketiga persoalan tersebut, kata Kiai Mudlor, harus menjadi sorotan dan perhatian bersama umat Islam. Sehingga ia menekankan semua pihak, termasuk Muhammadiyah dan NU untuk saling bersinergi dan kolaborasi untuk kebaikan umat.
“Ini merupakan keinginan bersama (PWM dan PWNU DIY-red) untuk melanjutkan silaturahmi. Kemudian juga membangun sinergi, bahwa kita dalam menyelesaikan persoalan umat, harus bersinergi dan berkolaborasi,” kata Kiai Mudlor.
Tentunya, pertemuan dan silaturahmi tidak berhenti sampai di sini saja. Baik PWM maupun PWNU akan melanjutkan pertemuan di waktu berikutnya, dengan membahas hal-hal yang lebih teknis, melibatkan majelis/lembaga dari kedua pihak.
“Kita tentu sangat berkepentingan untuk terciptanya Yogyakarta yang indah, Yogyakarta yang ramah, Yogyakarta yang dapat dibanggakan keistimewaannya,” ujarnya.
Keistimewaan yang dimaksud tercermin dari kehidupannya masyarakat sehari-hari yang religius, budaya yang ramah, nyaman, dan sebagainya. Ini menjadi bagian dari kolaborasi antara NU dan Muhammadiyah melalui berbagai program dan kegiatan yang akan direncanakan nanti.
Sementara itu, Ikhwan Ahada mewakili PWM DIY sangat bergembira dengan kehadiran saudara-saudara dari PWNU DIY pada pertemuan ini. Terkait persoalan-persoalan yang dibahas, seperti sosial keagamaan dan kemanusiaan menjadi prioritas dari PWM dan PWNU DIY.
Senada dengan yang diucapkan oleh Kiai Mudlor, pertemuan tidak akan berhenti, selanjutnya akan ada pertemuan berikutnya yang fokus di tingkat majelis, lembaga, maupun meluas di ortom atau banom antar keduanya.
Hal-hal yang ditindaklanjuti, antara lain bagaimana mensinergikan persoalan keumatan untuk DIY yang lebih baik.
“Kita tentu ingin agar keamanan, kenyamanan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota pelajar ini betul-betul terwujud dan tercermin. Ada jangka pendek, panjang, dan kontinuitas menjadi program yang insya Allah akan ditindaklanjuti di level majelis dan lembaga,” kata Ikhwan.
Hal ini diharapkan agar dakwah antara Muhammadiyah dan NU di DIY makin meluas dan tepat sasaran ke masyarakat. Oleh karenanya, pertemuan ini bukan sekadar sowan atau disowani, melainkan untuk menjaga kebersamaan dan solidaritas antar umat.
Sehingga manfaatnya bisa dirasakan semua orang, baik dari segi ekonomi, kenyamanan, politik, sosial, serta dapat memberikan pengayoman atau contoh kepada masyarakat.
“Kita berharap dakwah ini menjadi luas radiusnya, lebih tepat pada sasarannya. Kebersamaan ini menjadi bagian yang menginspirasi umat secara keseluruhan,” harap Ikhwan. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow