Wakili Indonesia: Rahmawati Husein Paparkan Pemanfaatan Dana Kemanusiaan Global di Forum Internasional
NEWYORK — Rahmawati Husein, Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Unsur Pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyampaikan pidatonya mewakili Indonesia, Senin (9/12/2019).
Pada kesempatan itu, Rahmawati sampaikan tentang pembelajaran pemanfaatan dana Kemanusiaan Global.
Rahmawati yang sehari-hari sebagai dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Anggota Dewan Pengarah Dana Darurat Kemanusiaan Global, memberikan masukan tentang bagaimana Indonesia memanfaatkan dana US $ 15 dari Central Emergency Response Fund (CERF) untuk respon tsunami di Sulawesi Tengah.
Menurut Rahmawati, walaupun Indonesia sudah mampu mengatasi dan memiliki kapasitas dalam penanganan bencana, dana CERF sangat membantu. “Karena saat itu Indonesia baru saja mengalami bencana besar sebulan sebelumnya yang melanda Lombok,” ungkap Rahmawati.
Di samping itu, dampak bencananya relatif sangat besar dilihat dari korban jiwa, jumlah pengungsi dan kerusakan fisik. “Oleh karena itu, Indonesia membuka diri untuk menerima bantuan luar negeri untuk merespon tsunami di Sulawesi,” tandas Rahmawati.
Menurut Rahmawati, dana CERF diberikan melalui organisasi-organisasi PBB yang ada di Indonesia seperti: WFP (Organisasi PBB yang melayani pangan), WHO, UNICEF, IOM (migrasi), FAO, UNDP, UNFPA dan lain sebagainya. “Organisasi-organisasi tersebut bekerjasama dengan pemerintah, khususnya kementrian terkait serta bekerjasama dengan pemerintah lokal, perguruan tinggi danLSM lokal di Sulawesi,” kata Rahmawati, yang menyatakan CERF masih relevan diberikan kepada negara seperti Indonesia, yang memiliki kapasitas besar dalam penanggulangan bencana.
Karena, saat itu Indonesia baru saja mengalami bencana besar gempa bumi di Lombok. Pada waktu itu, pemerintah dan pelaku kemanusiaan di Indonesia masih sibuk merespons gempa Lombok yang melanda sebulan sebelumnya dan memengaruhi ratusan ribu orang dan tidak siap menghadapi gempa besar lainnya.
CERF telah datang tepat waktu ketika sangat dibutuhkan. Dana yang diterima dari CERF memberikan nilai tambah yang unik, dengan menyediakan pembiayaan yang tersedia dengan cepat untuk kegiatan utama, yaitu penyelamatan jiwa bagi orang-orang yang terkena dampak tsunami di Sulawesi Tengah, yang tidak hanya terkena gempa bumi yang diikuti oleh tsunami tapi juga pencairan likuifaksi dan tanah longsor.
Tanpa bantuan dana CERF yang utamanya digunakan untuk pemberian bantuan kebutuhan dasar pada saat-saat kritis tanggap darurat, tentunya akan memperburuk krisis. “Karena tsunami telah menyebabkan dua ratus ribu orang kehilangan tempat tinggal,” kata Rahmawati, yang menambahkan lebih dari 4 ribu orang meninggal dan menyebabkan 67 ribu keluarga membutuhkan tempat tinggal.
Selain itu ada 4.400 orang menderita luka berat, 45 ribu wanita hamil di daerah bencana membutuhkan bantuan kesehatan dan tambahan gizi serta 152 ribu orang yang membutuhkan bantuan air, sanitasi dan fasilitas lainnya.
Rahmawati juga menyatakan, CERF telah memberikan nilai tambah pada sistem kemanusiaan di Indonesia dengan mempromosikan koherensi dan koordinasi, yang pada akhirnya mempromosikan respon kemanusiaan yang lebih efektif dan efisien.
Dengan dana CERF, memungkinkan koordinasi tidak hanya di antara badan-badan PBB. “Tetapi juga penting untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengkoordinasikan sumber daya apa pun melalui pemerintah pusat dan klister, bantuan yang diberikan di tingkat lokal,” papar Rahmawati.
Kata Rahmawati, kegiatan yang didanai CERF sebagian besar dilakukan oleh pelaku kemanusiaan di tingkat nasional dan lokal, membantu memastikan pelokalan tetap menjadi prioritas utama PBB.
Dalam konteks respon negara yang memiliki kepemimpinan yang kuat dan kapasitas penanganan yang kuat, CERF memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan teknis untuk mendukung koordinasi.
“Semua lembaga PBB penerima yang melaksanakan kegiatan kesiapsiagaan bencana dengan koordinator klaster Nasional, yaitu kementerian sektoral, memanfaatkan CERF untuk membantu pembentukan dan pengelolaan koordinasi klaster nasional dalam respons Sulawesi Tengah,” kata Rahmawati.
Misalnya, FAO mendukung ketahanan pangan dan matapencaharian klaster, IOM membantu klaster pemindahan dan perlindungan serta sub-klaster koordinasi dan manajemen kamp (CCCM), UNDP membantu klaster pemulihan awal, UNFPA membantu kesehatan reproduksi dan perlindungan hak-hak perempuan/subklaster GBV, UNICEF mendukung subklaster WASH dan perlindungan anak serta kesehatan klaster, WFP membantu klaster logistik dan WHO mendukung health cluster.
CERF juga telah meningkatkan keterlibatan LSM dalam aksi kemanusiaan yang didanai CERF.
Badan-badan PBB berpartner dengan LSM nasional dan lokal secara langsung untuk melaksanakan aksi kemanusiaan di Sulawesi Tengah.
CERF juga membahas empat bidang prioritas yang menjadi fokus, yaitu: dukungan untuk perempuan dan anak perempuan, termasuk menanggulangi kekerasan berbasis gender, kesehatan reproduksi dan pemberdayaan. Juga program yang menargetkan kelompok diffable, pendidikan dalam situasi darurat dan aspek perlindungan lainnya. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow