ads
Sunatan Massal Ala Aisyiyah Malaysia Ta’awun di Luar Negeri

Sunatan Massal Ala Aisyiyah Malaysia Ta’awun di Luar Negeri

Smallest Font
Largest Font

MALAYSIA — Program berkhatan beramai-ramai atau yang biasa dikenal dengan sunatan massal berlangsung pada Ahad (25/11/2018).

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Acara yang dimulai pukul 08.00 itu, dibuka oleh Pengerusi Masjid Zaid bin Haritsah Tuan Haji Jaafar bin Hj Ariffin. Dan, acara itu diresmikan oleh Pengarah (Direktur) Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (JAWI), Tuan Hj Mohd Ajib bin Ismail.

Sedangkan tim dokter didatangkan dari Klinik Qualitas Medical Group Sdn Bhd, yang sudah bermitra dalam program ini sejak awal pelaksanaannya 4 tahun yang lalu.

Kegiatan itu terlaksana bermat kerjasama komunitas Malaysia dan Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia.

Program sosial yang telah diadakan kali keempat ini, bertujuan untuk membantu mengkhitankan anak-anak fakir-miskin dan juga yatim-piatu secara gratis.

Adapun organisasi yang terlibat dalam kegiatan itu adalah pengurus Masjid Zaid bin Haritsah, Pimpinan Cabang Istimewa Muslimat NU Malaysia, Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama, dan Pimpinan Cabang Istimewa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malaysia.

Total anak yang mengikuti khitanan ini ada 61 orang anak, termasuk seorang dewasa berumur 20 tahun. Di antaranya adalah anak-anak buruh migran dan mahasiswa Indonesia di Malaysia.

Setelah pembukaan, anak-anak diarak keliling menggunakan mobil. Meskipun hujan mengguyur, anak-anak dan panitia tetap bersemangat.

Selain khitanan massal, ada pula pemeriksaan kesehatan, bekam, dan akupuntur gratis dengan tenaga ahli yang disediakan oleh PCIM dan PCIA Malaysia.

Dalam sambutannya, Pengarah JAWI, Tuan Haji Mohd Ajib, menyampaikan penghargaannya terhadap seluruh komunitas penyelenggara kegiatan ini.

Lebih khusus, beliau mengapresiasi peran kedua komunitas ormas NU dan Muhammadiyah yang ada di Malaysia dalam membantu kegiatan masjid dan anak-anak Kariah Madjid setempat.

Tuan Hj Ajib berseloroh, walaupun masing-masing jamaah NU dan Muhammadiyah di Indonesia memiliki beberapa perbedaan dalam metodologi pengambilan hukum, seperti penentuan waktu berpuasa dan berlebaran, namun di Malaysia semuanya memperhatikan Undang-undang dan kearifan lokal. “Sehingga terjaga persatuan dan kebersamaan antar ummat di Malaysia,” tandas Tuan Hj Ajib.

Oleh sebab itu, beliau bangga dengan program bersama yang dilaksanakan itu. Selain itu, mengajak agar kolaborasi ini dapat diteruskan dan dikembangkan ke berbagai kegiatan lainnya, seperti membuka kursus-kursus, peringatan hari raya dan juga perayaan hari-hari besar Islam.

Harapan yang sama turut disuarakan oleh kedua pimpinan tertinggi Muslimat dan Aisyiyah Malaysia.

Ketua Muslimat, Dra. Mimin Mintarsih, yakin, program sosial ini akan dapat berlanjut melihat animo dan support yang berdatangan.

Sementara itu, Ketua Aisyiyah, Nita Nasyithah M.Ed, menekankan aspek silaturahmi antarkomponen masyarakat Indonesia di Malaysia. “Ini sekaligus mendatangkan manfaat bagi orang banyak,” kata Nita Nasyithah.

Seperti disampaikan Nita, kegiatan ini untuk meramaikan peringatan Milad ke-106 Muhammadiyah. Jika tema umum yang diambil adalah “ta’awun untuk negeri”, maka dengan kegiatan ini kami sedang ber-ta’awun dari luar negeri. (Tim Media dan Informasi PCIA Malaysia)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow