BANTUL - Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmikan pembangunan Masjid Al Mushannif di Kompleks Tabligh Institute, Tamantirto, Kasihan, Bantul pada hari Ahad (28 Rabiul Akhir 1445 H bertepatan 12 November 2023). Prosesi Peletakan Batu Pertama Masjid Al Mushannif turut dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. beserta jajarannya, Ketua Majelis Tabligh Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I., bersama Wakil Ketua 1 Dr. Adi Hidayat, Lc., M.A., Perwakilan Keluarga H. Mushannif Musa Rajekshah, M.Hum, hingga segenap perwakilan wakif dan donatur.
Didirikannya Masjid Al Mushannif ini sebagai salah satu upaya dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menjawab mandat Muktamar ke-47 tahun 2015 untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia dan Muhammadiyah. Terwujud atau tidaknya generasi muda unggul ini tergantung kepada bagaimana membina dan mendidik anak-anak usia milenial maupun pasca milenial
Pembahasan tersebut berlanjut pada Muktamar ke-48 tahun 2022, dengan fokus kepada memperhatikan pola keberagamaan dari generasi milenial dan pasca milenial. Maka, membangun sebuah fasilitas tempat ibadah yang representatif bagi anak muda jadi salah satu upaya konkrit dari Majelis Tabligh.
“Masjid Al Mushannif ini bernuansa futuristik, berorientasi untuk generasi milenial. Inilah simbol dari arsitektur kita,” kata Fathurrahman Kamal.
Masjid ini memiliki empat lantai dengan basement, ruang asatidz dan fasilitator, jembatan shirotol mustaqim, ada ruang untuk anak muda untuk berdiskusi. “Sehingga, Masjid Al Mushannif sangat cocok menjadi tempat menyiapkan kader masa depan akan semakin baik,” lanjutnya.
Senada dengan Fathurrahman, Haedar Nashir dalam sambutannya berharap usai masjid ini selesai dibangun, selanjutnya bisa dimakmurkan dengan mengadakan berbagai majelis ilmu dan kegiatan - kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu juga tetap mengingatkan kepada Majelis Tabligh agar selain fokus pada pembangunan dan pengelolaan masjid, juga tak lupa dengan program berkelanjutan mengembangkan dai-dai Muhammadiyah agar mampu berdakwah secara berkemajuan di masyarakat.
“Majelis Tabligh dan Tabligh Institut dengan membangun masjid ini, maka tinggal mengembangkan juga program dai dan mubaligh kita. Pembinaan mubaligh muda Muhammadiyah harus diperbanyak dan dipersiapkan yang kuat di segala aspek. Kalau tidak disiapkan, mereka tidak akan jadi,” jelas Haedar.
Alm. H. Musannif yang menjadi nama dari masjid ini merupakan seorang pebisnis dari Langkat, Sumatera Utara. Lini bisnisnya mencakup perkebunan sawit, properti, hingga SPBU. Beliau memiliki impian untuk membangun 99 masjid dan tidak terbatas pada Sumatera Utara saja, tetapi di seluruh Indonesia.
Namun, sebelum impiannya terwujud, H. Mushannif meninggal dunia di usianya ke-82 tahun pada 25 Agustus 2021. Ketika wafat, masjid yang berdiri berjumlah 20, lalu impian Almarhum pun dilanjutkan oleh keluarganya, termasuk Musa Rajekshah yang merupakan Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023.
Adapun, saat ini sudah ada 35 masjid yang sudah diserahkan manajemennya ke Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan Masjid Al Mushannif ini merupakan masjid ke-26 yang dibangun Keluarga H. Mushannif.
“Kami dari keluarga besar H. Mushannif mengucapkan terimakasih kepada PP Muhammadiyah dan seluruh jajarannya, terkhusus Adi Hidayat yang sudah membantu membukakan pintu ke Muhammadiyah. Insya Allah, semoga niat baik ini berjalan sesuai rencana, terutama untuk mendidik umat dan dai,” ucapnya. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah

Comment