MPS PWM DIY dan LP3M UMY FGD Pemberdayaan Panti Asuhan

MPS PWM DIY dan LP3M UMY FGD Pemberdayaan Panti Asuhan

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Lembaga Penelitian, Publikasi ‎dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Focus Group Disscussion (FGD).

Kegiatan yang berlangsung di Gedung KH Ibrahim Lantai 5 Amphitheater E6. A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Jum’at (20/11/2020) lalu, membahas teknis penyelenggaraan KKN UMY dan pemberdayaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Muhammadiyah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

FGD tersebut juga melibatkan Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-DIY yang memiliki Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak(LKSA), di antaranya MPS PDM Sleman, Kulon Progo, Kota Yogyakarta dan Bantul.

Selain itu, FGD juga melibatkan perwakilan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran UMY untuk penerjunan KKN. Dalam hal ini KKN UMY Pemberdayaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak atau familiar dengan sebutan Panti Asuhan, baru pertama kali diselenggarakan oleh LP3M UMY.

Mewakili Ketua LP3M UMY, Dr Aris Slamet Widodo, ‎menyampaikan, kegiatan ini untuk menyamakan persepsi dan langkah awal dalam melakukan pemberdayaan. “Di mana pencocokan data dan fakta di lapangan perlu dilakukan,” kata Aris Slamet Widodo.

Sebelum adanya kegiatan ini, LP3M UMYbsebelumnya telah menerjunkan mahasiswa untuk melakukan pendataan dan wawancara awal terhadap kondisi Panti Asuhan.

“Kami telah memiliki data panti dan harapannya nanti akan ada tanggapan dan diskusi terkait dengan apa yang akan kami lakukan ke depan untuk mahasiswa dalam program KKN UMY Pemberdayaan Panti Asuhan,” tutur Aris Slamet Widodo.

Sementara itu, Ridwan Furqoni, MPI, menjelaskan, Majelis Pelayanan Sosial PWM DIY selama ini telah berupaya untuk melakukan edukasi hingga pendampingan bagaimana suatu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dapat dikatakan ideal.

Adapun Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang didampingi MPS PWM DIY ada 22 lembaga. “Beberapa di antaranya sudah ideal dan terakreditasi A dari Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial see a beberapa di antaranya masih berproses,” kata Ridwan Furqoni.

Pendampingan itu terkait dengan bagaimana penyelenggaraan lembaga kesejahteraan sosial anak. Selama ini masyarakat berpandangan jika Panti Asuhan itu seperti lembaga pendidikan. “Harus menjadi catatan jika panti asuhan adalah lembaga pengasuhan yang memiliki fungsi sebagai pengganti keluarga, pengganti orang tua apabila orang tua anak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam menjalankan fungsi mendidik dan mengasuh serta menjadi tempat menyelesaikan permasalahan kesejahteraan sosial anak yang diawali dengan assessment serta diakhiri dengan tahap terminasi,” imbuh Ridwan Furqoni.

Adanya kerjasama ini disambut baik oleh Fatimah, S.Pd.SD dari Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Muhammadiyah, yang juga pengasuh LKSA Muhammadiyah Nanggulan.

“Saya berharap, ke depan kerjasama yang luar biasa ini bisa bicara tentang LKS Muhammadiyah serta memiliki standar yang sama,‎” kata Fatimah.

Hal itu menjadi komitmen dalam blueprint kebijakan,‎ adanya maping program Renstra: mikro, mezzo, makro, meliputi kelembagaan, SOP pelayanan, SDM dan finansial (pembiayaan).

“Semoga nantinya pemberdayaan yang dilakukan dapat memfasilitasi itu semua,” ungkap Fatimah.

Ke depan, skema KKN UMY Pemberdayaan Panti Asuhan Muhammadiyah ini akan terintegrasi dan berkelanjutan pada bulan Januari 202. Nantinya LP3M UMY akan menerjunkan mahasiswanya kembali untuk melaksanakan KKN secara penuh dan menginap di lembaga. “Dengan harapan agar pemberdayaan yang dilakukan dapat secara intensif dilakukan,” kata Dr Aris Slamet Widodo. (MPSPWMDIY)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow