Rakerwil MTT PWM DIY Bumikan Manhaj Tarjih di Masyarakat

Rakerwil MTT PWM DIY Bumikan Manhaj Tarjih di Masyarakat

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil), hari Ahad (11 Shafar 1445 H bertepatan 27 Agustus 2023) di Aula Islamic Center UAD). Rakerwil turut dihadiri 78 peserta dari MTT Pimpinan Daerah Muhammadiyah se- DIY, dengan agenda pembahasan koordinasi dan distribusi program kerja, menindaklanjuti  kerja periode sebelumnya, hingga pengayaan pemikiran keislaman untuk menghadapi dinamika keumatan di tingkat nasional dan global.

Forum Rakerwil menjadi wadah penting untuk berdiskusi, berbagi ide, dan merumuskan strategi dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Ketua PWM DIY, Dr. H. Yayan Suryana., M.Ag., Rakerwil Majelis Tarjih dan Tajdid PWM DIY memiliki tanggung jawab untuk menampung aspirasi masyarakat.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Yayan menggarisbawahi pentingnya menangani persoalan akar rumput dengan segera. “Masyarakat kita ingin sekali mendapatkan siraman rohani keagamaan,” ujarnya.

Oleh karenanya, Rakerwil diharapkan dapat menghasilkan solusi-solusi praktis yang dapat bermanfaat bagi umat dan bangsa. Yayan juga berharap bahwa pertemuan ini akan menjadi ajang untuk merumuskan langkah-langkah konkret yang dapat membantu masyarakat dalam menjalani kehidupan beragama yang lebih baik.

Terlebih, tema yang diangkat pada Rakerwil ini adalah “Membumikan Manhaj Tarjih di Persyarikatan”, yang bagi Wakil Sekretaris MTT PP Muhammadiyah, Atang Sholihin, S.Pd.I., M.S.I., adalah sebuah sistem yang berisi seperangkat wawasan, sumber, pendekatan, dan prosedur teknis tertentu yang menjadi panduan dalam kegiatan ketarjihan, atau merumuskan pemahaman keislaman.

Manhaj Tarjih ini memiliki peran penting dalam membantu Muhammadiyah untuk memahami ajaran Islam yang termaktub dalam Al Quran dan Hadis. Dalam konteks ini, Atang menegaskan jika Muhammadiyah tidak terikat pada satu mazhab tertentu, tetapi juga tidak memiliki sikap anti terhadap mazhab-mazhab tersebut.

“Kita tidak terikat mazhab, meskipun kita tidak anti mazhab. Maka manhaj itu saya kira menjadi sangat penting dalam rangka untuk mencoba dan memahami paham-paham keagamaan yang selama ini geluti,” jelas Atang.

Tentunya, ini menjadi komitmen Muhammadiyah untuk menjaga kemandiriannya dalam pandangan agama dan keagamaan. Persyarikatan Muhammadiyah tetap berpegang pada prinsip-prinsipnya, termasuk Manhaj Tarjih, sebagai panduan dalam merumuskan pemahaman Islam yang sesuai dengan konteks zaman dan tuntutan masyarakat. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow