Haedar Nashir: Muhammadiyah Organisasi Mandiri, Tapi Terbuka untuk Kolaborasi
SUKABUMI – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi mandiri tidak bergantung pada bantuan eksternal, tetapi tetap terbuka untuk berkolaborasi. Pernyataan ini disampaikan dalam Sidang Senat Terbuka Milad ke-21 Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) pada Kamis (13/6).
“Kami adalah organisasi yang mandiri dan insyaallah mampu mengatasi berbagai hal. Namun, kemandirian tidak berarti menutup diri. Kami selalu siap berkolaborasi, dan itu adalah tugas kita bersama,” ujar Haedar.
Kemandirian yang telah menjadi ciri khas Muhammadiyah sejak didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan pada 1912 ini, telah memungkinkan organisasi tersebut mendirikan perguruan tinggi di Malaysia, sekolah di Australia, Taman Kanak-kanak di Mesir, dan di berbagai negara lainnya.
“Itu adalah salah satu cara kami menunjukkan bahwa Islam memiliki peradaban yang tinggi,” tambah Haedar.
Sebagai organisasi Islam yang dikenal karena kontribusinya di bidang pendidikan, Haedar Nashir meminta warga Muhammadiyah untuk terus mengembangkan budaya ilmu, baik di dalam institusi pendidikan maupun di masyarakat umum.
“Jangan berpikir, berkata, atau bertindak tanpa ilmu. Semua harus didasarkan pada ilmu,” pesan Haedar, yang juga Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dengan mengembangkan budaya ilmu, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang berpengetahuan, sehingga dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia Indonesia yang hingga kini masih tergolong rendah meskipun negara ini telah merdeka selama 78 tahun.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow