Gelar Talkshow Hari Tani Nasional, MPM PWM DIY Upayakan Hilirisasi Pemberdayaan Petani
YOGYA – Dakwah Muhammadiyah tidak terbatas pada satu bidang, justru mencakup seluruh bidang untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Salah satu bidang itu adalah pemberdayaan masyarakat, khususnya pada pertanian dan pangan.
Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) sebagai majelis yang bergerak di pemberdayaan menggelar Talkshow Memperingati Hari Tani Nasional dan Launching Beras JATAM DIY, Senin (1/10) di Aula Gedung Dakwah PWM DIY. Acara ini terlaksana berkat kerjasama dengan Jaringan Tani Muhammadiyah (JATAM) DIY, dan organisasi otonom seperti Nasyiatul 'Aisyiyah (NA) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Ketua MPM PWM DIY, Agus Amin Syaifuddin menjelaskan bahwa Muhammadiyah seperti negara dimana mengurus banyak hal, salah satunya pertanian melalui MPM. Hal ini tentu dapat mengurangi beban masyarakat lewat pemberdayaan yang diupayakan oleh Muhammadiyah.
Agus juga mendorong adanya kolaborasi dengan semua pihak terkait dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian. “Muhammadiyah terbuka dan siap berkolaborasi dan berkohesi. Dakwah tidak bisa sendiri, begitu juga pemberdayaan,” katanya.
Talkshow Hari Tani Nasional ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Pangky Arbindarta Kusuma, S.E., M.Sc. (Paniradia Kaistimewaan DIY), Basith Fakdiakto (Petani Muda Eduwisata Bendosari), dan Luqman Johanuddin (Ketua JATAM DIY). Dipandu oleh Siska Maulina (Sekretaris Umum PC IMM Djazman Al Kindi Kota Yogyakarta) sebagai moderator.
Mengawali paparannya, Basith menjelaskan jika ingin menjadi petani milenial yang menguntungkan harus ada kemauan dulu ada kemauan dulu, Apalagi di fase pemuda ada banyak referensi dan informasi yang terkadang membuat bingung bagaimana menentukan keputusan.
“Kalau mau yakin di pertanian, harus eksekusi atau aktif untuk mencoba. Jika belum mencoba, maka nggak akan paham potensinya. Maka harus coba dulu baru cari jalur kira-kira potensinya di mana. Kejar terus dan harus sabar, karena kan pertanian ini enggak instan,” jelasnya.
Basith juga menekankan perlunya proses, maka bagi yang ingin berjuang di pertanian dan ingin menghasilkan, harus benar-benar mencoba praktik. Lalu membaca kira-kira potensinya di mana, karena potensi itu dapat terbaca ketika sudah praktek.
Sementara itu, Pangky mewakili pemerintah DIY mengapresiasi diadakannya talkshow ini dan kegiatan JATAM DIY. Menurutnya, Muhammadiyah telah mengembangkan pertanian di DIY dan juga Indonesia secara luas.
“Pertanian ini yang digarap oleh petani-petani yang tergabung di Muhammadiyah semoga manfaatnya bisa luas untuk semua masyarakat yang ada di Indonesia. Dibantu sentuhan teknologi dan kemudian pendekatan kepada pemberdayaan masyarakat itu bisa dimanfaatkan oleh petani,” katanya.
Bersamaan dengan talkshow, juga diselenggarakan peluncuran beras JATAM DIY, beras hasil produksi dari para petani binaan Muhammadiyah melalui MPM PWM DIY. Beras ini diharapkan menjadi pembuka untuk berkembangnya produk komoditas dari para petani yang tergabung dalam JATAM DIY.
“Beras ini akan menjadi lokomotif dari produk komoditas jatam yang bisa kita intervensi untuk kita temukan dengan pasar-pasar di amal usaha dan juga jamaah Muhammadiyah,” kata Lukman dari JATAM DIY.
Hadirnya beras JATAM DIY juga disambut gembira oleh PWM DIY. Seperti yang disampaikan Agus mewakili MPM PWM DIY. “Beras ini adalah wujud hilirisasi pemberdayaan MPM dari petani Muhammadiyah,” jelas Agus. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow