BENGKULU — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta memberangkatkan 4 orang untuk mengikuti Tanwir Muhammadiyah yang diselenggarakan di Kota Bengkulu pada 15-17 Februari 2019.
Adapun utusan PWM DIY yang ikut Tanwir Muhammadiyah itu adalah: Gita Danu Pranata, SE, MM, Dr. Untung Cahyono, M.Hum, Muhammad Isnawan, SE, MPH, dan Muh. Wiharto, S.Pd.I, S.Sy, MA.
Menurut Gita Danu Pranata selaku Ketua PWM DIY, anggota tanwir akan mengikuti sidang yang diadakan sekurang-kurangnya tiga kali selama masa jabatan pimpinan.
“Mereka disahkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan punya menyatakan pendapat, dipilih dan memilih,” kata Gita yang menjelaskan peserta punya hak menyatakan pendapat.
Selama ini ada penilaian bahwa beragama itu hanya sebuah ritual peribadatan. Sehingga, seolah-olah beragama itu tidak ada hubungannya dengan kehidupan.
Terkait makna Tanwir Muhammadiyah kali ini, Ketua PWM DIY menyampaikan, dari evaluasi yang dilakukan Muhammadiyah mencoba mengangkat bagaimana beragama yang mencerahkan itu.
“Untuk itu, diharapkan ada pikiran-pikiran dan beragama itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang apa saja,” papar Gita.
Oleh karena itu, sebelum Tanwir Muhammadiyah, PWM DIY telah mengadakan kajian-kajian tentang ekonomi, politik, dan pendidikan dalam perspektif agama Islam.
Harapannya, agar semua itu menjadi masukan-masukan di dalam Tanwir Muhammadiyah.
Dan pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah yang berada di tahun politik ini, bagi Gita, tidak ada bedanya. “Muhammadiyah itu tetap sama bahwa situasi berbeda dan berubah itu pasti,” tandas Gita.
Tapi sikap Muhammadiyah tetap sama, meski sikap warga Muhammadiyah selalu berbeda-beda dalam masalah politik.
Sementara itu, sebagai bentuk kepedulian Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terhadap penanggulangan bencana, di arena Tanwir Muhammadiyah Bengkulu pada 15 Februari 2019 Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum menyerahkan secara simbolik mobil Pajero ke Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Bantuan diterima H. Budi Setiawan, ST selaku Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah/MDMC. Dijelaskan Budi Setiawan, saat ini MDMC telah memiliki skuadron mobil lapangan double cabin sebanyak 5 buah bantuan dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), Universitas Muhammadiyamh Jakarta (UMJ), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) dan Lazismu (Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah). Menurut Budi, bantuan dari UAD Yogyakarta itu akan melengkapi vehicle penjelajah lokasi bencana milik MDMC jenis single cabin, yang siap digerakkan saat terjadi bencana. (Affan)
Comment