ads
Disampaikan dengan Deklamasi, Berikut Pidato Milad Muhammadiyah Ke-112 Ketua PWM DIY

Disampaikan dengan Deklamasi, Berikut Pidato Milad Muhammadiyah Ke-112 Ketua PWM DIY

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - Malam Pegelaran Milad Muhammadiyah ke-112 oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY menjadi malam yang gegap gempita dan penuh keriuhan bagi warga Muhammadiyah yang hadir dan menyaksikan. Helatan akbar yang digelar pada Sabtu (30/11) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya yang memukau.

Dalam peringatan 112 Tahun Muhammadiyah tersebut, yang tak kalah memukau dan penting adalah pidato milad Muhammadiyah yang disampaikan langsung oleh ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Dr. Muhammad Ikhwan Ahada. Makin menjadi menarik karena pidato yang dibacakan Ikhwan Ahada tersebut disampaikan dalam bentuk deklamasi.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Berikut selengkapnya Pidato Milad Muhammadiyah ke-112 oleh ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta, Dr. Muhammad Ikhwan Ahada:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Pujian-pujian hanya milik Tuhan
Penguasa jagat raya alam semesta.
Shalawat bertaut salam untuk manusia mulia,
Muhammad namanya, SAW penghormatannya.

Saudara-saudara...

Muhammadiyah,
Diambil dari kata Muhammad dengan tambahan ziyaadah "iyyah."
Pengikut Nabi Akhir Zaman, putera Abdullah.
Tahun ini, lepas dari usia 112 hitungan miladiyah,
Tidak surut dalam langkah, menjadi obor dan pencerah.

Muhammadiyah,
Kyai Dahlan menghadirkan agama tak tinggalkan logika.
Karyanya banyak, menasional bahkan mendunia.
Agama tak semata diamalkan dalam bentuk shalat, zakat, dan puasa, begitu pula ritual khusus lainnya.
Baginya, Islam itu peduli sesama, memberi layanan terbaik bagi manusia, dan juga membangun peradaban mulia.

Muhammadiyah,
Tak hanya untuk kaum bapak semata,
Tetapi para ibu, anak-anak, para remaja, dan tak lupa pemudi beserta pemuda.
Melebur bersatu padu meraih asa memperjuangkan cita-cita.
Para ibu, dengan Aisyiyah-nya yang selalu gegap gempita menyemarakkan suasana.
Anak-anak bergembira dengan TK ABA dan SD-nya.
Para remaja riuh bersukaria dalam IPM dan IMM-nya.
Pemudi dan pemuda berikut KOKAM-nya berdinamika dalam wadah NA dan PM-nya.
Dilengkapi dengan Tapak Suci dan Pandu HW, dua sayap yang setia pada cita-cita.

Muhammadiyah,
Bukan milik seseorang atau keluarga, bukan pula komunitas terbatas.
Muhammadiyah milik semua, tak ada dominasi pikir dan ide, maupun gagasan apalagi Amal Usaha, karena musyawarah dan kolektif kolegial menjadi prinsipnya.

Dengan demikian...
Muhammadiyah bukan milikku, bukan miliknya, atau mereka,
Melainkan Muhammadiyah menjadi arena dakwah dan jihad fii sabiilillaah bersama.

Sekarang...

Muhammadiyah kita...
Setelah lebih seabad menghadapi dinamika ideologi, politik, hingga soal kepemimpinan Amal Usaha,
Persyarikatan kita terbukti kokoh dan tak "gempil" sedikit pun aqidahnya.
Jam'iyyah ini semakin membuktikan dirinya punya harga diri, tidak sekadar basa-basi.
Harokah ini memang tak pandai membuat pernyataan palsu, untuk sekadar meraih "damul" yang segera habis berlalu.

Muhammadiyah kita...
Di dalamnya dihuni oleh para nelayan dan petani yang gembira memberi, meski untuk dirinya hanya sekadar sepotong ikan seperiuk nasi.
Di dalamnya diisi oleh para saudagar dan pengusaha yang menyisihkan hartanya untuk mendirikan Amal Usaha, lalu diberikan kepada Muhammadiyah sepenuhnya.
Di dalamnya juga hidup bersama pegawai swasta, pegawai negeri, pejabat negara, dan seabrek profesi lainnya, dengan semangat yang tidak berbeda: memberi untuk sesama.

Muhammadiyah kini...
Ribuan karya nyata telah berdiri, jutaan meter persegi tanah dimiliki.
Tak lain dan tak bukan karena para pimpinan, anggota, simpatisan, bahkan mereka yang baru mengerti,
tumbuh benih ikhlas memberi.
Ini berarti, kepercayaan pada Muhammadiyah tidak lagi bisa dipungkiri.
Persis pitutur Jawa berikut ini: Hing ngarso sung tuladha, Hing madya mbangun karsa, Tut wuri handayani.
Para aktivisnya jauh dari sifat khianat, korupsi, dan menggembosi alias:
Hing ngarso numpuk bandha, Hing madya mbangun keluwarga, Tut wuri angrikiti.

Merawat itu semua menjadi tugas bersama agar Muhammadiyah tumbuh subur di hati.

Saudara-saudara sekalian...
Di usia 112 tahun kali ini, gerak persyarikatan hendak menghadirkan kemakmuran untuk semua,
Yang katanya sejalan dengan semangat UUD 1945 dan sila kelima Pancasila: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Makmur spiritual, makmur pula psikologisnya,
Tak terlupa makmur sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia: sejahtera, berkecukupan, dan tidak kekurangan. Aamiin.

Akhirnya ; Makmurkan semua Muhammadiyah-ku, bawalah semua anggota menuju pintu syurga seperti tekadmu di Muqaddimah Anggaran Dasar-mu. Semoga pertolongan Allah dan kemenangan itu sudah dekat.

نصر من الله و فتح قريب

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

Kasihan, 27.11.2024

Muh. Ikhwan Ahada

PWM DIY

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    2
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow