ads
Pagelaran Milad ke-112 Muhammadiyah DIY Dimulai: Rayakan Tradisi dengan Nuansa Seni Budaya

Pagelaran Milad ke-112 Muhammadiyah DIY Dimulai: Rayakan Tradisi dengan Nuansa Seni Budaya

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Pagelaran Budaya Milad ke-112 Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta telah resmi dibuka, Sabtu (30/11) petang. Acara akbar warga Muhammadiyah DIY ini beramai-ramai dihadiri oleh 5000 warga dan anggota yang memadati Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Seperti yang dijanjikan oleh panitia, acara peringatan milad ini penuh dengan nuansa seni dan budaya khas Yogyakarta, dari awal hingga akhir acara nanti. Mulai dari pra-acara, para warga Muhammadiyah yang hadir disambut oleh karawitan dari Pimpinan Ranting 'Aisyiyah Tamantirto Utara.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Kemudian, terdapat Kirab Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan 'Aisyiyah DIY yang diiringi Drumband dari Pandu Hizbul Wathan Wreda Kota Yogyakarta. Uniknya lagi, segenap ayahanda PWM DIY mengenakan busana khas Yogyakarta, semakin menambah kesan kuat budaya Yogya pada pagelaran milad kali ini.

"Pagelaran budaya milad ke-112 Muhammadiyah ini adalah bagian dari kesyukuran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mensyukuri milad," ucap Wakil Ketua PWM DIY, Dr. Iwan Setiawan, M.S.I.

Pada pagelaran milad ini, juga terdapat berbagai penampilan seni campuran tradisional dan kontemporer, sebagaimana disampaikan pada Konferensi Pers pada Jumat (29/11). Seperti karawitan, panembromo, hadroh, gending, keroncong milenial, campursari, dan penampilan grup band.

Yang jelas, seluruh penampilan yang disajikan berasal dari potensi seni dan budaya kader Muhammadiyah di lima kabupaten/kota se-DIY.

"Acara ini kami kemas dengan seni dan budaya, memadukan dua kesenian,yaitu kontemporer dan tradisional," lanjut Iwan.

Tak hanya itu, sepanjang acara dipandu oleh monolog yang menceritakan sejarah perjuangan Muhammadiyah. Bahkan, sambutan dari Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Ketua PWM DIY disampaikan dengan cara deklarasi atau puitis.

Hal ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak anti dengan seni dan budaya. Justru, bisa mengemasnya menjadi cara berdakwah dengan gaya ala Muhammadiyah. 

Tampak, para warga dan anggota Muhammadiyah DIY yang hadir sangat menikmati berbagai penampilan seni yang disajikan pada pagelaran ini. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga 'Aisyiyah dari Umbulharjo.

"Acaranya luar biasa dan penuh dengan nuansa budaya Jawa. Kami bisa ikut menikmatinya bersama," ucapnya. 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow