Cegah Kekerasan ke Perempuan dan Anak, Ortom Muhammadiyah Perlu Buat Program Khusus
YOGYA – Masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi isu serius yang harus diperhatikan lebih dalam dan intens. Untuk itu, Family Learning Center (FLC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta mengadakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dana nak pada Sabtu (31/8).
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai organisasi otonom Muhammadiyah tingkat wilayah dan daerah se-DIY, termasuk IMM Komisariat Psikologi serta Himpunan Mahasiswa Psikologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
FGD ditujukan sebagai wadah bagi para pemangku kepentingan untuk mendiskusikan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak di DIY.
FGD ini bertujuan untuk menggali berbagai perspektif dan pengalaman dari para ahli, praktisi, dan tokoh masyarakat terkait dengan isu kekerasan perempuan dan anak. Dengan demikian, diharapkan dapat ditemukan solusi-solusi yang lebih efektif dan terpadu dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan tersebut.
Partisipasi aktif dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk memastikan keberhasilan dari FGD ini serta implementasi hasil-hasil diskusi ke dalam kebijakan dan program-program nyata yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat DIY.
FGD diawali dengan inventarisasi pandangan dari organisasi dan instansi yang diundang terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak. Inventarisasi ini juga meninjau upaya yang telah dilakukan, potensi tindakan yang bisa dilakukan di masa depan, serta pandangan mereka terhadap FLC PWM DIY.
Proses ini dilakukan sebelum pelaksanaan FGD oleh FLC PWM DIY untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.
Hasil inventarisasi yang dipaparkan oleh fasilitator, Ella Yussy, menunjukkan bahwa 72,2% organisasi belum memiliki program khusus terkait pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Namun, 50% organisasi terlibat dalam upaya pencegahan dan/atau penanganan kasus kekerasan, seperti melalui pelatihan bela diri, pembentukan satuan tugas, serta penyuluhan melalui seminar, poster, atau literasi," jelasnya.
Meskipun banyak organisasi yang belum memiliki program khusus, komitmen untuk berkontribusi dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak sudah cukup kuat. Sebanyak 55,6% organisasi menyatakan komitmen yang cukup besar, sementara 38,9% lainnya memiliki komitmen yang sangat besar.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun upaya nyata belum banyak dilakukan, ada niat yang kuat untuk bergerak ke arah yang lebih baik.
Salah satu langkah penting yang dihasilkan dari FGD ini adalah kolaborasi dengan FLC PWM DIY. Sebanyak 97,2% peserta menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan pihak lain, termasuk FLC PWM DIY.
Rencana tindak lanjut berupa kolaborasi ini pun disambut baik oleh seluruh peserta, dengan harapan bahwa metode dan komitmen dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak akan semakin menguat.
Dengan kolaborasi ini, FLC PWM DIY dan organisasi-organisasi yang terlibat diharapkan dapat mengembangkan program-program yang lebih terstruktur dan berdampak nyata.
Komitmen yang kuat ini diharapkan tidak hanya menjadi wacana, tetapi dapat diwujudkan dalam tindakan konkret yang dapat mengurangi kekerasan terhadap perempuan dan anak di DIY. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow