News

News

MediaMU.COM

Apr 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Atasi Perubahan Iklim, MLH PP Muhammadiyah Tanam 1000 Pohon Mangrove Timnas U-23 Indonesia Kalahkan Korsel di Piala Asia, PP Muhammadiyah Beri Apresiasi Menang Lewat Adu Penalti lawan Korsel, Indonesia Satu Kaki Menuju Olimpiade 2024 Babak I Perempat Final Piala Asia U-23: Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan Inilah Doa untuk Mengharap Kemenangan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia PP Muhammadiyah Apresiasi Sikap Kenegarawanan Anies dan Ganjar Haedar Nashir: Indonesia Harus Dibangun dengan Pemikiran Moderasi dan Multi Perspektif Pasca Putusan MK, Abdul Mu'ti Apresiasi Sikap Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud FLC PWM DIY dan SDN Karangsari Kolaborasi Tingkatkan Motivasi Belajar Anwar Abbas Harap Muhammadiyah-NU Bersatu Hadapi Peralihan Peradaban Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Putusan MK Inilah Makna Syawalan Bagi Cabang Ranting dan Masjid Berkemajuan Sukses di DPD RI, PWM DIY Siapkan Kader-kader Terbaiknya di Pilkada Serentak 300 Warga Muhammadiyah Ngaglik Hadiri Syawalan, Siap Bangun SMP Muhammadiyah yang Pertama Timnas U-23 Menang Lawan Australia Berkat Mahasiswa Muhammadiyah, Inilah Komentar Syauqi Soeratno Dukung Timnas U-23 di Piala Asia, PP Muhammadiyah Gelar Nonton Bareng Ragam Cerita Posko Mudikmu Tempel: Insiden Minibus dan Evakuasi Pemudik Terlantar Haedar Nashir: Puasa Ramadan Memberikan Nilai Tengahan Bagi Umat Muslim Alumni Sekolah Muhammadiyah Harus Punya Nilai Lebih Dan Beda Video Pendeta Gilbert Viral dan Tuai Polemik, Ini Respons Sekum PP Muhammadiyah

AMM dan GP Ansor Maguwoharjo: Pemuda Harus Bergerak untuk Perubahan

Webinar kepemudaan AMM dan GP Ansor Maguwoharjo, Sabtu (31/7). Foto: dok. Hukma Fitria, AMM Maguwoharjo.

SLEMAN Pemuda dapat mengambil peran penting untukmembawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa dalam berbagai sektor, baik ekonomi, sosial, politik, dan lainnya. Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Maguwoharjo, Sleman, berkolaborasi dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Maguwoharjo sadar akan hal itu kemudian mengadakan acara bersama melalui Webinar Kepemudaan bertema “Peran Pemuda dalam Pusaran Politik dan Demokrasi di Indonesia,” Sabtu (31/7).

Hadirsebagai nara sumber adalah Masduki Rahmad, S.I.P. (Lurah Kalurahan Guwosari, Pajangan, Bantul) dan Arif Nurman Hakim, S.E., Ak., B.K.P., C.A. (praktisi Pajak dan Akademisi, Sekretaris Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kab. Sleman). Webinar dihadiri sekitar 25 peserta termasuk mediamu.com.

Menurut Hukma Fitria, Ketua AMM Maguwoharjo, pemuda kerap menutup telinga, menutup mata tidak mau berpolitik. Padahal sebenarnya pimpinan itu harus diluruskan apabila salah. “Jadi sebagai pemuda kita jangan hanya kritis, juga berani mengambil peran,” terangnya dalam sambutannya.

Masduki Rahmad memaparkan subtema “Pemuda sebagai agent of change dalam perpolitikan Indonesia.” Ia mengawali dengan menjelaskan kategori pemuda. Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang Kepemudaan usia yang tergolong sebagai pemuda antara 16 tahun sampai 35 tahun.

Ia melanjutkan, cara paling mudah dan diakui dalam NKRI bagi pemuda untuk ikut berkontribusi mengentaskan berbagai permasalahan sosial seperti kemiskinan, banjir, macet, putus sekolah, adalah dengan jalur politik.

“Setiap orang pasti memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai politik. Karena orang masih memiliki pandangan politik itu bukan sesuatu yang dapat mewujudkan kebahagiaan. Ada yang masih memahami bahwa politik itu sebagai alat yang kotor dan lain sebagainya,”ujar lurah tersebut.

Ia menambahkan, orang dapat melihat dari dua sisi, yaitu sisi baik dan buruk. Misal dari sisi baiknya, politik dapat mensejahterakan rakyat, memajukan bangsa, dan lain sebagainya. Dari sisi buruk, politik ini hanya memecah belah, politik juga cara kotor yang dijadikan alat untuk berebut kekuasaan, dan sebagainya. Bagi Masduki, tidak semuanya benar dan tidak pula semuanya salah.

“Politik adalah sebuah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitisional maupun non-konstitusional,” paparnya.

Lurah muda Guwosari ini membagi pemuda dalam merespon politik menjadi empat kategori. Pertama, pemuda apatis, alergi terhadap politik. Kedua, pemuda yang suka nyinyir di media sosial mengenai politik. Ketiga, pemuda yang turun tangan langsung menjadi pejabat negara, legislatif, sampai ketua RT. Keempat, pemuda yang melek politik memiliki daya analisis kuat dan dikembangkan dalam diskursus berbasis teori.

Masduki menegaskan bahwa alasan pemuda harus peduli perkembangan politik, karena generasi muda harus ikut ambil bagian dalam membangun Indonesia sebagai wujud cinta tanah air. Selain itu, karena kehidupan tidak bisa terlepas dari politik.

Pemateri lain, Arif Nurman Hakim, menjelaskan materinya mengenai “Peran Pemuda dalam optimalisasi pajak di Indonesia.” Anak-anak muda harus siap mental, siap berjuang untuk melakukan perubahan. “Apa yang sudah kita lakukan untuk diri kita dan daerah?” ucapnya dengan pertanyaan pembuka untuk memantik.

Ia mengungkapkan, dalam sejarah perjuangan bangsa dalam kepeloporan, pemuda selalu tampil sebagai kekuatan penentu.

Praktisi pajak tersebut juga sedikit menyinggung bahwa pemuda ini, termasuk AMM dan GP Ansor, harus bergerak nyata dalam membawa perubahan. “Pemuda harus melek pajak, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kita itu 85 sampai 95 persen berasal dari pajak,” ungkap Arif yang juga Sekretaris PDPM Sleman ini.

Maka dari itu, menurut Arif, pajak merupakan sesuatu yang penting dan sebagai pemuda harus tahu tentang itu. “Buka pikiran, hati, telinga, dan jiwa raga kita bergerak untuk sebuah perubahan. Perlu aksi nyata dari pemuda dengan ikut serta dalam korelasi politik yang ada di daerah kita,” pungkasnya. (*)

Wartawan: Nizam Zulfa
Editor: Robby H. Abror

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here