Serukan Dukungan Palestina Merdeka, Dosen UAD: Pro Israel Hukumnya Haram Mughallazah
YOGYA - Seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah pada hari Selasa (7/5) ini, secara serentak melakukan Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel. Aksi ini merupakan inisiasi dari Forum Rektor PTMA se-Indonesia, sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Seluruh civitas akademika, termasuk dosen dari PTMA se-Indonesia turut serta dalam aksi ini. Salah satunya dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang melakukan aksi di Aula Masjid Islamic Center UAD.
Dosen Fakultas Hukum UAD, Dr. Ilmuwan Wahyudi, M.H. mewakili seluruh dosen, mengatakan bahwa Aksi Bela Palestina menjadi bagian penting untuk menyuarakan bahwa sikap anti kemanusiaan seperti dilakukan Zionis Israel adalah sesuatu yang harus dilawan oleh seluruh umat Islam.
Menurutnya, Zionis Israel itu kalau dibiarkan langkahnya, akan menjadi potensi manipulasi kemanusiaan secara utuh. "Mereka adalah pembunuh berdarah dingin dengan membantai seluruh warga Palestina, khususnya di Gaza. Akan tetapi, narasi pemberitaannya selalu memberikan beban kesalahan itu kepada yang Hamas atau Palestina," ungkapnya.
Wahyudi memandang, manipulasi pemberitaan semacam itu merupakan pembunuhan atas karakter manusia yang pada umumnya sangat pro pada perdamaian atau kedamaian. Maka, dirinya menegaskan bahwa Palestina itu adalah tanah-tanah yang tidak bisa diklaim oleh Israel sebagai hak sah untuk menjajah ataupun malah menindas manusia.
"Oleh karena itu, berlakulah sifat kritisisme dalam pemberitaan, karena yang namanya lobi Yahudi itu (seringkali) memanipulasi berita sedemikian rupa, seolah-olah yang salah adalah warga Palestina atau Hamas antara khusus. Sampai ada seorang ustadz itu menyala-nyalakan Hamas karena mereka dibantu oleh Iran dan itu adalah reduksi keagamaan yang jatuh kepada persoalan mazhab," paparnya.
Selain itu, dengan kemajuan teknologi informasi di era ini, membuat informasi terkait kebenaran yang terjadi di Palestina ini telah membuat seluruh warga dunia terbuka mata dan pikirannya. Hal itu terbukti dengan beberapa kampus utama di Amerika Serikat mendukung perjuangan Palestina untuk merdeka. Sekaligus juga memberikan mosi tidak percaya kepada Presiden Joe Biden.
“Itu artinya adalah bahwa perjuangan di Palestina atau Hamas yang sebagai ujung tombak militernya, menunjukkan pada perjuangan kemanusiaan itu tidak dibatasi oleh agama, geografi, kebangsaan dan sekarang menunjukkan hal-hal itu secara signifikan,” ujar Wahyudi.
Mantan Wakil Bupati Gunungkidul itu juga mengingatkan agar seluruh muslim, terutama di Indonesia, untuk jangan terlalu sibuk urusan-urusan soal perbedaan tafsir. Hingga kemudian lupa bahwa ada saudara di Palestina yang menderita sedemikian rupa dengan jumlah yang sangat luar biasa, bahkan melampaui dari korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki.
"Oleh karena itu, pembicara-pembicaraan dalam umat Islam Indonesia semestinya dikonsentrasikan pada perjuangan kembalinya bangsa Palestina merdeka agar tidak terus-menerus dijajah oleh Zionis Israel, sang manipulator yang sangat menjajah yang luar biasa kejamnya,” tegas Wahyudi.
Lanjutnya, apa disampaikan dalam 10 pernyataan sikap PTMA pada aksi ini telah mewakili apa yang seharusnya dikerjakan dan seterusnya tidak cukup dengan dengan pernyataan-pernyataan saja.
Terlebih, tindakan-tindakan yang konkrit dari yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam upaya mendukung kemerdekaan Palestina sekaligus melawan kejahatan Zionis Israel harus diapresiasi.
Maka pada aksi ini, seluruh civitas akademika Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memohon kepada Negara Republik Indonesia untuk ikut membantu kemerdekaan Palestina, membayar apa yang telah dilakukan Palestina saat pertama kali mengakui Kemerdekaan Indonesia pada 1945 lalu.
“Kepada Negara Republik Indonesia yang berawalnya didukung oleh bangsa Arab, terutama dari Palestina untuk merdeka, sekarang waktunya kita membayar kebaikan itu dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai kita sedikitpun menunjukkan ada kekhawatiran ataupun ketakutan atau mungkin malah pro terhadap Israel yang hukumnya haram mughallazah,” pungkasnya. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow