Sertijab PW IPM DIY Diwarnai Penyerahan Blangkon
SLEMAN – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) DIY 2018-2020 dinyatakan selesai mengemban amanah setelah dilantiknya PW IPM DIY 2020-2022, Rabu (11/8). Mengangkat tema “Ngesthi, Ngasta, Ngawula”, kegiatan ini dijalankan secara hybrid yaitu kombinasi luring dan daring. Sebagian pimpinan yang dilantik hadir langsung di SMK Muhammadiyah 1 Sleman, sebagian lain mengikuti melalui teleconference.
Surat Keputusan (SK) dari Pimpinan Pusat IPM (PP IPM) dibacakan Nabhan Mudrik Alyaum, salah satu formatur terpilih dalam Muktamar Luar Biasa (MLB) IPM lalu. Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum, serta Bendahara Umum PW IPM DIY periode baru satu per satu maju ke panggung, sedangkan pimpinan lainnya tampil secara virtual di layar. Terdapat slide khusus untuk menampilkan penjelasan singkat tiap personel yang dilantik.
Pimpinan baru mengucapkan sumpah yang dipandu PP IPM. Kegiatan dilanjutkan serah terima jabatan dimulai penandatanganan berita acara kegiatan. Pihak-pihak yang menandatangani antara lain Ketua Umum dan Sekretaris Umum PW IPM 2018-2020, Ketua Umum dan Sekretaris Umum PW IPM 2020-2022, Ketua Umum PP IPM 2020-2022 (Nashir Effendi), serta Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY (Dr. Untung Cahyono, M.Hum.).
Sertijab tersebut menggunakan acara simbolik berupa penyerahan blangkon dari PW IPM DIY periode 2018-2020 (Ahmad Hawari Jundullah-Laila Hanifah) kepada PW IPM DIY periode 2020-2022 (Racha Julian Chairurrizal-Aisyah A’yun Khoirurrizki). “Sebagai simbolis bahwa pimpinan yang lama menyerahkan sepenuhnya kedaulatannya ke pimpinan baru,” tutur Bima Aditya, Ketua Panitia. Juga merupakan simbol bahwa para pemimpin di DIY senantiasa menjaga hati, pikiran, dan perbuatannya sesuai dengan ajaran Allah SWT.
Kegiatan dilanjutkan sambutan-sambutan. Pertama, sambutan Ahmad Hawari Jundullah selaku Ketua Umum PW IPM DIY 2018-2020 yang mengharapkan agar silaturahmi antara alumni dengan para pimpinan tetap bisa terjalin dengan baik. Laki-laki yang akrab disapa Jundul ini menjelaskan masih perlu ada diskusi mengenai ketepatan penyebutan periode, antara 2020-2022 atau 2021-2023 disebabkan sempat mundur karena pandemi. Namun, yang paling penting nanti jumlah periode kepengurusannya tetap harus penuh dua tahun.
Sambutan berikutnya adalah dari Racha Julian Chairurrizal. Meskipun agak berat hati karena belum bisa melakukan pelantikan dengan seluruh pengurus secara langsung, tapi ia mengatakan, “Bagaimanapun kegiatan seremonial penting, tapi keamanan dan kesehatan lebih penting. Kita tetap mengindahkan perjuangan relawan, MCCC, maupun kita sendiri yang berjuang melawan Covid-19.”
Selain itu, ia memaparkan maksud dari tema “Ngesti, Ngasta, Ngawula” yang masing-masing berarti sikap menyerahkan diri kepada Allah, kemauan membawa aspirasi dari grassroot, serta cara menampilkan dan membawakan gerakan-gerakan. Terdapat 5 agenda aksi PW IPM DIY berdasarkan hasil Musywil yakni revitalisasi organisasi, griya komunitas, penguatan ideologi, studentpreneur, serta pelajar melek ekologi.
Beberapa tokoh lain turut memberikan sambutan, di antaranya Nashir Effendi dan Untung Cahyono. Nashir berharap, ke depan PP IPM dan PW IPM DIY dapat menyelaraskan langkah untuk menjadikan IPM sebagai ideologi, organisasi, serta gerakan bersama. Sedangkan Untung Cahyono banyak memberikan pesan agar kader IPM dapat meningkatkan kualitas diri baik dalam sisi agama maupun intelektual.
Acara ditutup dengan pengumuman lomba Semarak Musywil XXII IPM DIY yakni Video Terbaik Touring Asyik yang dimenangkan PD IPM Sleman dan Video Terbaik Festival Film Dokumenter yang dimenangkan SMK Muhammadiyah Ponjong. Tiap pemenang mendapatkan hadiah berupa tropi, uang pembinaan, serta sertifikat penghargaan. (*)
Wartawan: Ahimsa
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow