Samakan Misi Dakwah Muhammadiyah, LDK PWM DIY Selenggarakan Jagongan Komunitas
BANTUL – Muhammadiyah adalah lembaga dakwah amar ma’ruf nahi munkar, yang strategi dakwahnya meliputi tiga sasaran. Pertama, sasaran utama meliputi seluruh anggota persyarikatan Muhammadiyah. Kedua, sasaran umum meliputi seluruh kaum muslimin dan muslimat. Ketiga, sasaran khusus meliputi kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik khusus.
Oleh karena itulah, dalam rangka menyamakan misi dakwah Muhammadiyah ini, Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PWM DIY menyelenggakaran acara Jagongan Komunitas, Sabtu (12/10) bertempat di Kopi Kenalan Tamantirto, Kasihan, Bantul.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai komunitas dan para Pembina komunitas di wilayah DIY di bawah pembinaan LDK PWM DIY, dan LDK PDM se-DIY. Hadir para anggota komunitas hobi dan olah raga seperti BIKERSMU Korwil DIY, PanahMu, PisauMu, MenembakMu, Gowes Mu, Off RoadersMu. Juga dihadiri para Pembina komunitas seperti dari Komunitas Pengajian JAMU (Janda Muda) Kulonprogo, Muallaf Center Muhammadiyah, Pembina Muallaf ‘Aisyiyah, Komunitas Mari Mas Bantul, Sarkem Mu (Syar’i Kembali), Girli Mu, Pak Ogah Mu, Bong Suwong Mu, GSS Mu Ngaglik, relawan AmbulanMu dan lain-lain. Hadir pula Ketua BIKERSMU Nasional Bapak Agus Mulyono.
Dalam Jagongan Komunitas ini disampaikan Ananto Isworo, selaku Ketua LDK PWM DIY, bahwa dalam rangka mengemban misi dakwah Muhammadiyah sebagaimana yang telah dirintis KH Ahmad Dahlan sejak awal bersama murid-muridnya, yakni dengan mendampingi para komunitas kaum marginal di area Malioboro, Pasar Beringharjo dan sekitarnya, termasuk pula komunitas kelas atas seperti para Pengusaha Batik Kauman waktu itu.
Muhammadiyah akhirnya bisa eksis memberi kemanfaatan sekaligus membawa misi dakwah yang mengakar dan bergerak terus sampai akhirnya besar seperti sekarang. Maka dalam Muktamar Muhammadiyah di Solo diputuskan untuk mendirikan Lembaga Dakwah Komunitas sebagai wujud re-tajdid dakwah Muhammadiyah.
Yakni, berdakwah dengan mendampingi dan membina kembali berbagai komunitas/jamaah dari kelas bawah, menengah, atas termasuk dakwah digital untuk mengembalikan akar pendekatan dakwah ala Muhammadiyah yang sudah mulai ditinggalkan. Para aktivis dakwah di LDK sering disebut sebagai Dai, bukan Mubaligh.
Karena aktivitas dakwahnya bukan sekedar berceramah dari Masjid ke Masjid atau Majelis Ta’lim, yang sudah banyak jamaahnya, dan tersedia konsumsinya. Tapi para Dai LDK juga harus melakukan pendampingan komunitas/jamaah ini dari sisi kesejahteraannya, perlindungan hukum, mendapatkan hak hidup yang layak.
"Sebelum menyentuh pada aspek ibadah atau pengamalan agama yang dilakukan terlebih dahulu adalah pendekatan atau strategi pengembangan masyarakat (community development)," jelasnya.
Hadir pula dalam Jagongan Komunitas Ketua LDK Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Arifin. Beliau menyampaikan bahwa tagline LDK itu sama dengan Pegadaian yaitu menyelesaikan masalah tanpa masalah. Artinya bahwa dakwah melalui LDK harus dilakukan secara kontinyu dan tuntas. Beliau menceritakan bahwa saya berdakwah bukan hanya ‘main perintah’ tapi terjun dan mendampingi langsung di berbagai komunitas.
Salah satu contoh saat LDK mendampingi komunitas punk, mereka kami ajak untuk hadir di pengajian, didampingi dan diberikan pelatihan menjadi cleaning service. Kami ajari pula cara ibadah yang benar, akhlak yang baik, sehingga berkat kegigihan pendamping ini, LDK Jatim mendapatkan kepercayaan dari Pemprov Surabaya dengan memberikan pekerjaan kepada para eks komunitas punk ini.
Saat pendampingan PSK, juga kerjasama dengan Pemkab Surabaya, bahkan kata Arifin, kadang kita sampai harus mencarikan pasangan hidup bagi anggota komunitas yang bisa keluar dari kehidupan ‘malam’ dan lingkungan yang remang-remang.
Arifin juga berpesan untuk hati-hati menyikapi berbagai perkembangan media sosial saat ini. Ada dua hal yang beliau tegaskan, hati-hati dengan isu, karena sesungguhnya dari bahan yang sama, dan kelompok yang sama, satu isu bisa disebarkan dalam banyak versi yang berbeda-beda sudut pandangnya, sehingga terkesan saling berlawanan, padahal kalau ditelusuri sesungguhnya diolah oleh sumber yang sama. Tapi ada misi untuk saling berpecah belah, intoleransi, dan lain sebagainya.
Kedua, yang perlu diwaspadai kata beliau adalah maraknya penggunaan narkoba di kalangan anak muda, yang memang dimaksudkan untuk merusak generasi muda sehingga mereka jauh dari agama dan moralitas. Beliau tambahkan bahwa narkoba sekarang berbeda dengan dulu. Bentuknya tidak lagi kelihatan nyata karena sudah berbentuk cair dan mudah dilarutkan dalam media apapun.
"Sehingga kita juga harus lebih waspada, karena bisa masuk dalam berbagai komunitas, bahkan lembaga pendidikan dan sarana umum seperti tempat ibadah," tutur Arifin.
Ia sangat senang bisa hadir dalam acara bertajuk Jagongan Komunitas yang digagas LDK DIY ini. "Saya berharap setiap dari kita adalah Dai bagi komunitas masing-masing. Membawa misi dakwah Muhammadiyah yang mencerahkan dan menggembirakan," harapnya.
Misal dari Komunitas BIKERSMU ini, dari hobi jalan-jalan bisa sambil berdakwah. Pesan beliau, bahwa menjadi Dai di LDK memang berat, tapi manfaatnya terasa. Jangan berharap materi, tingkat keikhlasannya harus tinggi. Bahkan kadang harus bawa modal sendiri, mendatangi dan mendampingi para komunitas harus lebih sabar. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow