Perkenalkan Masjid Muhammadiyah sebagai Masjid Wakaf
YOGYA – Diskusi Lanjutan Revitalisasi Masjid dan Mushola di DIY yang diselenggarakan Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY diselenggarakan pada Sabtu (31/7).
Diawali dengan sambutan dari Gita Danupranata (Ketua PWM DIY), Gatot Supangkat dan Adhianty Nurjannah (LP3M UMY), dan Jarot Wahyudi (Ketua Tim Optimalisasi Masjid dan Musholla Muhammadiyah) sebagai notulen. Dua pemateri utama adalah Muhammad Shulthoni (Ketua Badan Nazir Wakaf Uang PWM DIY) dan Yuli Utami (Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan UMY), serta dihadiri takmir masjid-mushola Muhammadiyah.
Gita Danupranata mengulas ulang materi pada diskusi sebelumnya tentang pentingnya peran takmir PCM-PRM sebagai pelayan umat. Yaitu, ujung tombak persyarikatan, serta peran PDM hingga pimpinan atas lainnya sebagai fasilitator dan motivator. Pengelola, periodesasi, dan aktivitas-aktivitas masjid masih diperlukan penjelasan.
Sedangkan Gatot Supangkat menekankan kembali untuk terus melakukan komunikasi karena masjid dan musholla Muhammadiyah merupakan pusat dakwah bil lisan wa bil hal.
Adhianty Nurjannah menambahkan bahwa kegiatan ini sebagai pemantik kerja sama antara PWM DIY dan LP3M UMY dengan harapan dapat melahirkan program lanjutan lainnya yang berbasis AUM.
Acara dilanjutkan pemaparan pemateri pertama yaitu Muhammad Sulthoni tentang ZISWAF. Menurutnya, wakaf dapat berupa dua jenis yaitu uang untuk diinvestasikan dan diproduktifkan, serta barang dikonversi menjadi aset wakaf.
“Takmir masjid dituntut banyak belajar, mulai dari percobaan, pengalaman, sehingga nanti sampai jadi expert dalam hal pengelolaan masjid,” jelas Ketua Badan Nazir Wakaf PWM DIY ini.
Masjid-masjid diimbau memberikan fasilitas untuk wakaf. Kotak amal di masjid paling tidak disediakan tiga dan dituliskan kotak zakat, infaq/sedekah, dan wakaf, sehingga dapat lebih memberikan informasi jama’ah terkait pengelolaan dana masjid.
Yuli Utami menjelaskan fungsi masjid dan takmir. Kunci dari kesuksesan ekonomi dan kemandirian masjid berada di dua lembaga, yaitu masjid dan takmir. Seandainya dua lembaga ini tidak sinkron atau tidak profesional kemungkinan tidak bisa mencapai optimalisasi.
Money creation (mencetak uang) dapat dijadikan solusi sebagai bisnis sosial. Maksudnya, seperti melahirkan Baitul Mal Masjid dan koperasi jama’ah haji. Dua sumber dana tersebut dapat dijadikan sumber ekonomi masjid, sehingga ada dana jangka pendek dan jangka panjang.
Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan UMY ini mengatakan, di Kota Yogyakarta menarik untuk dilakukan penelitian masjid-masjid yang dijadikan percontohan, seperti Masjid Jogokariyan, Masjid Syuhada, dan Masjid Kauman. Adapun masjid-masjid lainnya yang sudah memiliki arsitektur pembangunan baik dan kemandirian ekonomi dapat juga diteliti.
Ada tiga pendekatan untuk optimalisasi kegiatan kemandirian ekonomi masjid.
Pertama, mempromosikan kegiatan ekonomi. Di antaranya adalah dengan memperkenalkan masjid Muhammadiyah sebagai masjid wakaf, sehingga akan menambah rasa percaya pada masyarakat.
Kedua, memperkenalkan koperasi masjid dan baitul mal. Dengan adanya koperasi masjid, dana akan terus berputar, sehingga membuat masyarakat melek akan kondisi keuangan masjid. Caranya misalnya dengan melibatkan setiap anggota untuk mewakafkan sumbangan wajib dan sumbangan pokok, kemudian jika telah mencapai jumlah tertentu akan mendapatkan sertifikat.
Sumbangan tersebut dikelola takmir masjid dan menjadi dana abadi untuk membantu tetangga-tetangga masjid yang membutuhkan.
Ketiga, mengenalkan orientasi kewirausahaan. Sistemnya dapat bekerjasama dengan developer, sehingga masjid memiliki hak dan lama kelamaan masjid memiliki penghasilan serta dapat menyumbangkan penghasilan tersebut pada lembaga-lembaga tertentu.
“Orientasi kewirausahaan ini pasti melibatkan produk dan jasa. Jadi, mau tidak mau takmir harus kreatif,” jelasnya. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A.
Editor: Sucipto
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow