News

News

MediaMU.COM

May 22, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Sah! Inilah Susunan Personel DPP IMM Periode 2024-2026 Soroti Fenomena Feminisida, Tri Hastuti: 'Aisyiyah Dorong Relasi Sosial Tanpa Kekerasan UMY Kembali Gelar Kampanye Kesehatan Mental “Stop Bullying dan Kekerasan Seksual” Kolaborasi Lazismu, MPKU, dan USAID Sediakan Rumah Singgah bagi Ibu Hamil Pesan Haedar Nashir di Hari Kebangkitan Nasional: Momentum Menegakkan Kedaulatan Indonesia Tidak Biasa! Milad 107 Aisyiyah Diperingati dengan Berlari Bareng Sejauh 10,7 Km Kenal Dekat dengan PRM UGM: PRM Berbasis PTN yang Pertama di Yogya Inilah Pentingnya Keberadaan Ranting untuk Dakwah Muhammadiyah PRM Berbasis PTN di Yogya ini Gelar Musyran Perdana, Siap Jalankan Kepemimpinan Pustakawan UMY Jadi Perwakilan Indonesia Pada Program STW Erasmus+ di Spanyol Milad 'Aisyiyah ke-107, PRA Prenggan Gelar Senam Bersama Haedar Nashir Apresiasi Usaha 'Aisyiyah untuk Kemanusiaan dan Perempuan Selama 107 Tahun Salmah Orbayinah: Milad ‘Aisyiyah ke-107 Komitmen Kuatkan Dakwah Kemanusiaan Semesta Anwar Abbas Bersama Moeldoko Lakukan Simulasi Alat Sadap Karet Mercu Biotech Mesra Banget! PWM dan PWNU DIY Silaturahmi dan Siap Kerja Bareng Badlul Rifa’i Jadi Khotib Sholat Jum’at Perdana di Masjid Umar bin Khottob Purwokerto Pertamina Bicarakan Energi Terbarukan Untuk Atasi Kelangkaan Energi Umat Muslim Debat Soal Fatwa Musik, Ini Kata Ketua PWPM DIY Pelatihan Paralegal oleh ‘Aisyiyah dan BPHN Tingkatkan Akses Bantuan Hukum PCIM Amerika Bergabung Dalam Gelombang Dukungan Global untuk Palestina

Perkenalkan Masjid Muhammadiyah sebagai Masjid Wakaf

Diskusi Lanjutan Revitalisasi Masjid dan Mushola di DIY, Sabtu (31/7). Foto: afifa/mediamu

YOGYA – Diskusi Lanjutan Revitalisasi Masjid dan Mushola di DIY yang diselenggarakan Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY diselenggarakan pada Sabtu (31/7).

Diawali dengan sambutan dari Gita Danupranata (Ketua PWM DIY), Gatot Supangkat dan Adhianty Nurjannah (LP3M UMY), dan Jarot Wahyudi (Ketua Tim Optimalisasi Masjid dan Musholla Muhammadiyah) sebagai notulen. Dua pemateri utama adalah Muhammad Shulthoni (Ketua Badan Nazir Wakaf Uang PWM DIY) dan Yuli Utami (Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan UMY), serta dihadiri takmir masjid-mushola Muhammadiyah.

Gita Danupranata mengulas ulang materi pada diskusi sebelumnya tentang  pentingnya peran takmir PCM-PRM sebagai pelayan umat. Yaitu, ujung tombak persyarikatan, serta peran PDM hingga pimpinan atas lainnya sebagai fasilitator dan motivator.  Pengelola, periodesasi, dan aktivitas-aktivitas masjid masih diperlukan penjelasan.

Sedangkan Gatot Supangkat menekankan kembali untuk terus melakukan komunikasi karena masjid dan musholla Muhammadiyah merupakan pusat dakwah bil lisan wa bil hal.

Adhianty Nurjannah menambahkan bahwa kegiatan ini sebagai pemantik kerja sama antara PWM DIY dan LP3M UMY dengan harapan dapat melahirkan program lanjutan lainnya yang berbasis AUM.

Acara dilanjutkan pemaparan pemateri pertama yaitu Muhammad Sulthoni tentang ZISWAF. Menurutnya, wakaf dapat berupa dua jenis yaitu uang untuk diinvestasikan dan diproduktifkan, serta barang dikonversi menjadi aset wakaf.

“Takmir masjid dituntut banyak belajar, mulai dari percobaan, pengalaman, sehingga nanti sampai jadi expert dalam hal pengelolaan masjid,” jelas Ketua Badan Nazir Wakaf PWM DIY ini.

Masjid-masjid diimbau memberikan fasilitas untuk wakaf. Kotak amal di masjid paling tidak disediakan tiga dan dituliskan kotak zakat, infaq/sedekah, dan wakaf, sehingga dapat lebih memberikan informasi jama’ah terkait pengelolaan dana masjid.

Yuli Utami menjelaskan fungsi masjid dan takmir. Kunci dari kesuksesan ekonomi dan kemandirian masjid berada di dua lembaga, yaitu masjid dan takmir. Seandainya dua lembaga ini tidak sinkron atau tidak profesional kemungkinan tidak bisa mencapai optimalisasi.

Money creation (mencetak uang) dapat dijadikan solusi sebagai bisnis sosial. Maksudnya, seperti melahirkan Baitul Mal Masjid dan koperasi jama’ah haji. Dua sumber dana tersebut dapat dijadikan sumber ekonomi masjid, sehingga ada dana jangka pendek dan jangka panjang.

Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan UMY ini mengatakan, di Kota Yogyakarta menarik untuk dilakukan penelitian masjid-masjid yang dijadikan percontohan, seperti Masjid Jogokariyan, Masjid Syuhada, dan Masjid Kauman. Adapun masjid-masjid lainnya yang sudah memiliki arsitektur pembangunan baik dan kemandirian ekonomi dapat juga diteliti.

Ada tiga pendekatan untuk optimalisasi kegiatan kemandirian ekonomi masjid.

Pertama, mempromosikan kegiatan ekonomi. Di antaranya adalah dengan memperkenalkan masjid Muhammadiyah sebagai masjid wakaf, sehingga akan menambah rasa percaya pada masyarakat.

Kedua, memperkenalkan koperasi masjid dan baitul mal. Dengan adanya koperasi masjid, dana akan terus berputar, sehingga membuat masyarakat melek akan kondisi keuangan masjid. Caranya misalnya dengan melibatkan setiap anggota untuk mewakafkan sumbangan wajib dan sumbangan pokok, kemudian jika telah mencapai jumlah tertentu akan mendapatkan sertifikat.

Sumbangan tersebut dikelola takmir masjid dan menjadi dana abadi untuk membantu tetangga-tetangga masjid yang membutuhkan.

Ketiga, mengenalkan orientasi kewirausahaan. Sistemnya dapat bekerjasama dengan developer, sehingga masjid memiliki hak dan lama kelamaan masjid memiliki penghasilan serta dapat menyumbangkan penghasilan tersebut pada lembaga-lembaga tertentu.

“Orientasi kewirausahaan ini pasti melibatkan produk dan jasa. Jadi, mau tidak mau takmir harus kreatif,” jelasnya. (*)

Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A.
Editor: Sucipto

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here