Pengajian Musywil DIY: Jangan Mau Jadi Sekuler

Pengajian Musywil DIY: Jangan Mau Jadi Sekuler

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN — Warga Muhammadiyah jangan pernah berpikir sekuler. Islam mengajarkan kesinambungan antara kehidupan dunia dengan akhirat.

Penegasan ini disampaikan Dr. H. Okrisal Eka Putra, Lc. M.Ag. pada Pengajian Ahad Pagi dalam rangka Musywil Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah DIY di kampus Unisa Yogyakarta, Ahad (19/2).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ia lebih lanjut mengatakan, Muhammadiyah yang didirikan Kiai Dahlan tahun 1912 sudah teruji dalam bernegara dan keumatan.

Muhammadiyah sudah teruji di era penjajahan, kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan sampai saat ini. Sehingg ia heran jika masih ada yang meragukan peran kebangsaan Muhammadiyah.

“Ribuan orang diluluskan perguruan tinggi Muhammadiyah. Mereka kemudian berhitmad untuk bangsa dan negara,” katanya memberi contoh.

Dalam hal hitmad keumatan, Muhammadiyah juga menunjukkan peran konkrit. Misalnya melalui pendidikan  sosial, kesehatan, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

Sekretaris Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah periode 2015-2022 ini mengingatkan terjadinya gelombang pendangkalan aqidah dan sekulerisme.

“Kehidupan dunia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan akhirat. Karena itulah, warga Muhammadiyah jangan pernah berfikir sekuler,” tegas Dr. Okrisal.

Ia mencontohkan dinasti Islam yang pernah berkuasa di Spanyol hingga 8 (delapan) abad. Tetapi kemudian runtuh, bahkan tidak tersisa sama sekali.

Mengutip buku karangan Imam Syatibi, Okrisal menyebut 3 (tiga) penyebab runtuhnya kekuasaan.

1. Jika muncul imamun dholimun. Pimpinan yang berkhianat, tidak bisa dipercaya, serta menyengsarakan kehidupan rakyat.

2. Hadirnya ulama su’, yaitu hanya mementingkan isi perut sendiri dibandingkan menjalankan perintah Allah. Menurut Imam Syafii, ulama su’ adalah ulama yang anak panah orang kafir dan munafik tertuju kepada dirinya.

3. Banyak orang munafik.

“Di Muhammadiyah jangan sampai terjadi seperti itu. Kita lihat apakah Muhammadiyah sampai pada usia abad ke tiga,” katanya.

Pada bagian lain Okrisal menjelaskan ciri orang cerdas menurut Rasulullah SAW. “Orang cerdas adalah orang yang tahu dirinya mau mati dan mempersiapkan diri untuk kemarian tersebut,” tuturnya.

Jika diterapkan dalam kehidupan dunia maka menjadi “orang yang bisa membaca masa depan dan mempersiapkan untuk itu.” “Semoga pimpinan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang nantinya terpilih dalam Musywil termasuk golongan tersebut,” harap Okrisal. ()*

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow