Olah Botol Plastik dan Sampah Kertas, PCM Danurejan Hasilkan Produk Berharga Jutaan
YOGYA - Kata siapa sampah botol dan anorganik itu tidak bisa bernilai tinggi? Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Danurejan menepis anggapan tersebut, dimana mereka mampu mendaur ulang sampah botol dan anorganik lainnya menjadi produk-produk bernilai tinggi.
Produk - produk hasil olahan sampah ini mereka bawa dalam Muhammadiyah Jogja Expo (MJE) #3 pada 24-26 November 2023 di Jogja Expo Center. PCM Danurejan mendapatkan kesempatan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta untuk ikut serta dan memamerkan produk di stand MJE #3.
Kegiatan pengolahan sampah daur ulang ini sudah menjadi kegiatan rutin bagi PCM Danurejan. Tidak hanya melibatkan warga Muhammadiyah saja, tetapi masyarakat umum di sekitar juga ikut dalam kegiatan ini.
Salah satu produk yang ditampilkan PCM Danurejan adalah wayang. Namun, ini istimewa, karena Jika biasanya wayang dibuat dari kulit dan sebagainya, namun dari PCM Danurejan membuatnya menggunakan botol plastik.
“Sebenarnya, botol plastik ini bahan yang jarang dipakai untuk kerajinan. Namun PCM Danurejan membuktikan bahwa jika sampah mampu dimanfaatkan dan diolah dengan benar dan serius, maka akan menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis tinggi,” kata Sekretaris PCM Danurejan, Joko Sulistyo saat ditemui Mediamu di standnya.
Untuk prosesnya, botol dipotong terlebih dahulu menggunakan gunting atau sejenisnya lalu dipanasi supaya permukaannya rata. Bagian yang dipotong tersebut selanjutnya di rangkai menjadi wayang utuh.
Pembuatan wayang bisa menghabiskan setidaknya dua botol atau lebih, tergantung jenis wayangnya. Misal, pembuatan wayang Gareng membutuhkan dua botol saja. Tak hanya itu, pembuatan wayang juga bisa memakan waktu sekitar 5 - 10 hari.
Semisal, membuat wayang Gareng bisa 10 hari, atau Gatot Kaca itu butuh 12 hari. Lalu, Gunungan kecil itu cukup 5 hari. Lama dan banyaknya proses ini dikarenakan pembuatannya harus detail dan otentik seperti bentuk wayang aslinya.
Wayang-wayang ini kemudian bisa dijual menjadi souvenir atau cinderamata. Harganya berkisar dari yang paling murah Rp200.000 untuk Gunungan kecil hingga sekitar Rp. 3 juta untuk wayang orang.
“Mahalnya itu karena (proses) pembuatannya yang sulit,” jelas Joko.
Selain wayang, ada produk-produk olahan sampah anorganik lainnya dari PCM Danurejan. Seperti bungkus - bungkus kemasan yang dibuang bisa diolah menjadi tas anyaman. Lalu, ada juga produk olahan dari bubur kertas dan koran macam topeng, gantungan kunci, dan sebagainya.
Untuk produk dari bubur kertas in, prosesi pembuatannya tidak sulit. Cukup tuangkan bubur kertas ke cetakan, lalu didiamkan selama beberapa menit hingga kering dan setelahnya topeng atau produk jadi lainnya bisa dihias sesuai kebutuhan.
Dengan berbagai produk yang dihasilkan PCM Danurejan tersebut menjadi bukti bahwa sampah plastik dan anorganik jika dimanfaatkan dan diolah dengan baik, hasilnya bisa menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
“Inilah yang membuat kami untuk menggerakkan masyarakat agar bisa mengolah sampah-sampah plastik dan kemasan bekas, kemudian diarahkan untuk membuat topeng, wayang, tas, dan produk - produk lainnya yang secara ekonomi bernilai tinggi,” papar Joko.
Ia juga menyambut baik digelarnya MJE #3 ini, apalagi PCM Danurejan diberi kesempatan oleh PDM Kota Yogyakarta untuk ikut berpartisipasi di dalamnya dan tentunya ini dimanfaatkan betul oleh mereka dengan menampilkan karya terbaik dari warga Danurejan.
Lewat MJE #3 ini, bisa jadi kesempatan untuk menampilkan karya yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. Mungkin dulunya Muhammadiyah belum kenal, dengan acara ini kami kenalkan produk - produk kami ini. Jadi, produk dilihat, lalu diminati dan dibeli oleh pengunjung.
“MJE #3 ini ajang yang bagus untuk aktualisasi produk - produk atau karya dari warga persyarikatan Muhammadiyah,” pungkas Joko. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow