Milad 103 Madrasah Mu’allimin: Waktunya Go International

Milad 103 Madrasah Mu’allimin: Waktunya Go International

Smallest Font
Largest Font

BANTUL – Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta telah menapaki usia ke-103 tahun. Menyongsong abad kedua ini, Mu’allimin diharapkan lincah dan adaptif terhadap perubahan zaman yang begitu cepat dan sulit diprediksi. Dengan demikian madrasah ini mampu menegaskan diri berkiprah untuk negara, bangsa, dan kemanusiaan universal.

Dalam rangka memperingati milad ke-103, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta menggelar Resepsi Milad dengan tema “Lincah dalam Gerakan, Adaptif dalam Segala Perubahan Zaman”, Rabu (8/12), di Masjid Hajjah Yuliana Kampus Terpadu Mu’allimin Sedayu, Bantul.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Agenda yang digelar daring dan luring ini menghadirkan Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, M.A., Ph.D., Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Dr. Agung Danarto, M.Ag., dan Direktur H. Aly Aulia, Lc. M.Hum., serta diikuti para alumni dan santri Mu’allimin.

Aly Aulia menekankan kepada seluruh civitas akademika Mu’allimin untuk mengedepankan kerja kolaboratif membangun kader.

“Menjawab abad kedua ini, kita tidak saja bicara gedung dan prasarana, atau muatan kurikulum dan sumber belajarnya, tetapi juga bagaimana menghadirkan learning experience kepada pada santri kita,” tegas Aly Aulia.

Agung Danarto menyebut, bertahannya Mu’allimin hingga saat ini tak lepas dari kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Hal itu sudah menjadi karakter Madrasah Mu’allimin sejak awal sampai sekarang, serta masih tetap tangkas dan mampu beradaptasi terhadap berbagai macam perkembangan zaman.

“Mu’allimin masih merupakan Madrasah yang favorit. Siswa atau santri yang mendaftar dan diterima lebih sedikit dari pada yang tidak diterima,” kata Agung,

Hal ini menunjukkan bahwa minat masuk madrasah masih tinggi. Ini, lanjutnya, juga karena kemampuan Madrasah Mu’allimin untuk melakukan adaptasi sedemikian rupa. Sehingga, di usianya ke-103 tahun masih menjadi madrasah favorit.

Agung Danarto mengungkapkan, sudah waktunya Madrasah Mu’allimin dapat menopang gerakan go international Muhammadiyah, sebagaimana dulu pernah dilakukan pemerataan kader Muhammadiyah di seluruh penjuru Nusantara.

“Maka saya kira sudah sepantasnya dan sewajarnya mempersiapkan untuk menyiapkan kader-kader dapat go international dan menopang gerakan dakwah Muhammadiyah,” tandasnya.

Sedangkan Syafiq A. Mughni berharap agar kesyukuran atas nikmat usia yang panjang ini diwujudkan dalam langkah mengembangkan Madrasah  Mu’allimin sebagai amal usaha yang didirikan langsung KH. Ahmad Dahlan beserta para  tokoh pendahulu.

Ia mencontohkan bagaimana gaya busana Hoofdbestuur (HB) atau PP Muhammadiyah dahulu mengenakan setelan jas, dasi, dan bersarung. Gaya busana tersebut merupakan semangat integrasi antara tradisi Islam yang disimbolkan sarung dengan tradisi modern yang simbolnya jas dan dasi.

“Madrasah Mu’allimin termasuk rangkaian implementatif makna simbolik yang dikenakan tokoh Muhammadiyah zaman dahulu, integrasi tradisi Islam dengan modern. Ruh tersebut tidak boleh pudar dari Mu’allimin yang sudah menginjak usia seabad lebih ini,” papar Syafiq.

Tagline Madrasah Mu’allimin, yaitu Feature Ulama’, Leader, and Educators, Syafiq membacanya sebagai ikhtiar Mu’allimin sebagai “kandungan” yang melahirkan ulama, pemimpin, dan pendidik di masa depan. Itu sudah terbukti, terlebih di lingkungan Muhammadiyah betapa kiprah Madrasah Mu’allimin begitu mendalam. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow