Menikmati Keseruan Pameran Karya Guru dan Siswa Muhammadiyah di Benteng Vredeburg

Menikmati Keseruan Pameran Karya Guru dan Siswa Muhammadiyah di Benteng Vredeburg

Smallest Font
Largest Font

YOGYA — Cuaca panas di siang terik pada hari Kamis (15/12) sangat menyengat warga Kota Yogyakarta, terutama di sekitaran Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer. Bermacam – macam kendaraan berlalu lalang melintasi jantung kota pendidikan itu, baik kendaraan umum maupun pribadi.

Tidak hanya dari kendaraan, aktivitas orang – orang di sana pun juga ikut membuat suasana di Malioboro dan TItik Nol Kilometer menjadi ramai. Selain toko – toko, pusat perbelanjaan, dan kuliner yang tentu saja sangat ramai oleh pengunjung, tempat – tempat bersejarah juga tak kalah menariknya untuk dikunjungi masyarakat yang berada di sekitar sana. Salah satunya Benteng Vredeburg, lokasinya berdekatan dengan Titik Nol KIlometer.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Bangunan yang merupakan peninggalan di masa kolonial Belanda itu menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan dari bangsa Belanda yang menguasai Nusantara kala itu. Kini, bangunan tersebut menjadi museum dan menjadi salah satu spot wisata yang wajib dikunjungi jika berkunjung ke Kota Yogyakarta.

Hari Kamis siang itu pula, Benteng Vredeburg terlihat ramai oleh banyak orang. Tidak hanya wisatawan saja, tetapi juga diramaikan oleh para guru dan siswa di dalamnya. Benar saja, di dalam benteng, sedang diadakan Pameran Karya Guru dan Siswa Muhammadiyah se – Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pameran yang diadakan dalam rangka semarak Musywil XIII Muhammadiyah DIY ini menyajikan banyak sekali karya menarik yang disajikan untuk para pengunjung di Benteng Vredeburg.

Beberapa stand di pameran ini menyajikan karya dan produk mereka yang beragam. Salah satunya dari stand SD Muhammadiyah Sektor Utara Sleman ini merupakan stand gabungan dari tiga sekolah, yakni SD Muhammadiyah Dadapan, SD Muhammadiyah Pakem, dan SD Muhammadiyah Balerante.

Ketiga sekolah tersebut menyajikan beberapa produk mereka, seperti olahan jahe dari Pakem, salak dari Dadapan, dan produk manisan dari Balerante. Selain itu juga terdapat beberapa karya seni dan tulis dari guru dan siswa masing – masing sekolah.

“Produk – produk olahan tersebut merupakan kolaborasi dari pihak sekolah, siswa, dan wali murid,” ujar Rian Aji selaku Guru Bahasa Jawa dan Seni Rupa SD Muhammadiyah Pakem.

Beranjak ke stand berikutnya, terdapat satu penampilan yang menarik, kali ini dari SD Muhammadiyah Bodon yang mempersembahkan penampilan musik di stand mereka sendiri. Disampaikan langsung oleh Eko Rusyan Anan Prasetyo selaku Kepala Sekolah, para siswa yang tampil merupakan gabungan dari tiga ekstrakurikuler, yaitu musik, biola, dan karawitan.

“Penampilan musik dari SD Muhammadiyah Bodon dipersiapkan khusus untuk hari ini (Pameran Karya Guru dan Siswa). Kami menyajikan tiga lagu, antara lain: Jangan Takut Bermimpi, Jangan Takut akan Gelap, dan Cinta untuk Mama,” kata Eko di sela – sela penampilan anak didiknya itu.

Selanjutnya dari stand – stand SMP / MTs, beberapa sekolah juga tidak mau kalah menampilkan karya dan produk unggulan mereka. Seperti yang dilakukan oleh MTs Muhammadiyah Karangkajen, mereka menampilkan beberapa lukisan karya siswa dan produk – produk kreatif macam lilin aromaterapi dan kaos shibori yang dibuat langsung oleh siswa MTs Muhammadiyah Karangkajen.

Setelah dari Karangkajen, lanjut ke stand selanjutnya, yaitu SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari Gunungkidul. Yang unik di stand ini, jika beberapa stand – stand lain menyajikan karya konvensional, SMP Muhammadiyah Al Mujahidin justru lebih banyak menampilkan karya – karya digital, baik itu video, film, aplikasi, game, dan lain – lain yang bisa diakses oleh pengunjung dengan memindai QR code.

“Karya – karya digital seperti film, game, dan lain – lain ini menjadi media pembelajaran di sekolah kami karena ini sebagai bagian dari paradigma baru pembelajaran,” jelas Ali, Staf Keuangan SMP Muhammadiyah Al Mujahidin.

Lanjut Ali, meskipun film dan game-nya masih sederhana, tapi hal itu juga menjadi bagian dari melatih anak sehingga tidak hanya berkonsentrasi di sekolah semata, tetapi juga di rumah bisa berpeluang untuk berprestasi.

“Di Al Mujahidin ini, kami berusaha untuk menampung minat dan bakat dari siswa. Jika dia suka game, kami ajarkan untuk membuat game. Begitu juga dengan minat lain macam website, film, tulisan, dan masih banyak lagi” sambung Ali.

Kemudian, beralih ke bagian SMA / SMK / MA, terdapat stand SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta, atau dikenal dengan SMA Muma, yang menyajikan karya – karya guru dan siswa dari bahan yang beragam, mulai dari ijuk, rotan, dan pelepah pisang. Mereka juga menyediakan totebag yang bisa didesain sesuai dengan permintaan konsumen.

Serta masih banyak lagi karya – karya guru dan siswa hasil mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan (PKW), jadi tidak hanya memproduksi tetapi juga belajar untuk bisa memasarkannya. Selain itu, terdapat produk olahan makanan berupa keripik pare, bayam, hasil dari kegiatan ekstrakurikuler tata boga di SMA Muma.

“SMA Muma ini sekolah berbasis budaya dan entrepreneur, jadi kita bisa menampilkan kreativitas dan keahlian siswa seperti apa begitu juga pertunjukkan seni dan budaya dari sekolah kami. Melalui acara pameran ini, kami bisa mengenalkannya ke semua orang,” tutur Alifia Habibah, Guru PKW SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta.

Kemudian dari SMK yang notabene sekolah yang berfokus pada pengembangan keahlian dan praktek lapangan pun tak mau kalah dengan pihak SMA. Salah satunya, SMK Muhammadiyah Gamping dengan mengeluarkan produk – produk pakaian produksi sendiri, hasil siswa dari jurusan tata busana.

Dalam stand tersebut, SMK Muhammadiyah Gamping juga menunjukkan mesin bordir digital dan mesin sablon DTF yang memudahkan proses produksi pakaian. Proses produksi juga didukung oleh siswa – siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler desain grafis dan ekstrakurikuler sablon.

“Kami memfasilitasi siswa untuk mendesain pakaian dengan konsep ready to use dan ready to wear atau siap pakai. Tidak hanya itu, tren – tren busana yang sekarang sedang dikembangkan dan yang lagi hype itu seperti apa, kami juga fokus di situ,” ucap Khoiruddin, Humas SMK Muhammadiyah Gamping.

Antusiasme para peserta yang mengikuti pameran ini mendapatkan apresiasi dari Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY. Achmad Muhammad selaku Ketua menilai jika pelaksanaan pameran ini melebihi ekspektasinya, karena saking meriah dan antusias dari peserta dan pengunjung di Benteng Vredeburg ini.

“Luar biasa, lebih dari ekspektasi kami (Majelis Dikdasmen PWM DIY), tampak bahwa semua sekolah atau madrasah total dalam menampilkan karya – karya guru dan siswa, termasuk penampilan seni dan budaya. Karena, di situlah sesungguhnya kekuatan pendidikan kita.

Ketika kita beri ruang dan mereka mampu mengekspresikannya dengan baik itu menjadi media bagi kemajuan sekolah dan madrasah kita,” ungkap Achmad.

Pameran ini juga menyiratkan upaya dari Majelis Dikdasmen PWM DIY yang ingin mendorong dan memberi ruang bagi gelar karya prestasi siswa dalam semua bidang dan akademik maupun non – akademik, untuk bisa menjadi inspirasi bagi sekolah, guru, dan siswa lainnya untuk berfastabiqul khairat.

“Dengan semangat fastabiqul khairat dan kebersamaan, (kami) ingin mendorong dan membangun dedikasi yang solid bagi pendidikan berkemajuan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah, serta komitmen untuk memajukan pendidikan secara bersama – sama,” tandas Achmad.

Sangat menarik sekali mengikuti Pameran Karya Guru dan Siswa Muhammadiyah se-DIY. Selain menyajikan banyak karya seni, produk unggulan, dan penampilan seni budaya, pameran juga diselenggarakan di Benteng Vredeburg yang sarat akan nilai sejarah. Dengan begitu, para pengunjung dan wisatawan bisa menikmati pameran sekaligus merasakan sisi historis dari bangunan tersebut.

Lebih terpenting lagi, acara ini mampu menjadi media bagi guru dan siswa dari sekolah – sekolah Muhammadiyah untuk menunjukkan potensinya di bidang seni dan budaya. Bahwa Muhammadiyah juga bisa mengembangkan syiar dakwahnya melalui kesenian kepada masyarakat luas, terutama di Kota Yogyakarta ini sebagai kota dengan seni dan budaya yang sangat kuat. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow