Kedaulatan Ekonomi Bangsa Ditentukan Jiwa Kewirausahaan Masyarakat
YOGYA – Udara dingin pagi bakda Subuh, (Sabtu, 16/10) tidak menghalangi 345 jamaah untuk mengikuti Kajian Fathul Asrar Miftahussa’adah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta yang dilaksanakan dalam ruang teleconference. Kegiatan ini merupakan kerja sama Majelis Tabligh dengan Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kota Yogyakarta.
Acara kelanjutan dari Kajian Fajar Ramadhan yang juga dilaksanakan kedua majelis tersebut. Peserta kegiatan umumnya guru sekolah Muhammadiyah di Kota Yogyakarta, tapi juga peserta lain dari Magelang, Kendal, Lombok, bahkan Merauke.
Tema hari itu ialah “Jiwa Kewirausahaan dalam Keluarga Muhammadiyah” disampaikan Hj. Dra. Latifah Iskandar, Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah yang membidangi Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PP ‘Aisyiyah.
QS Al-Anbiya ayat 107 menjadi pembuka dalam tuturannya. Arti ayat tersebut “Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” Oleh karenanya, Latifah menyampaikan, Islam harus hadir memberi manfaat dan menyejahterakan masyarakat.
“Kedaulatan bangsa sangat ditentukan kedaulatan ekonomi,” katanya. Sedangkan kedaulatan ekonomi sangat ditentukan jiwa entrepreneur masyarakat. Karena dalam jiwa entrepreneur, terdapat sifat kemandirian, kedisiplinan, etos kerja, keberanian mengambil risiko, dan lain-lain.
Beberapa masalah bangsa saat ini adalah kemiskinan yang terus meningkat, biaya hidup mahal, serta semakin tingginya angka pengangguran. Latifah menceritakan, beberapa penjaja makanan angkringan serta tukang becak yang dikenalnya memutuskan pulang kampung di kondisi pandemi ini.
Meskipun begitu, pandemi ini juga menyimpan hikmah. Banyak pihak yang terdorong menjadi lebih peka dan kreatif dalam membangun usaha, sehingga meraih cukup banyak penghasilan. Ia mencontohkan pihak-pihak yang laris manis ketika berjualan sembako di masa pandemi ini.
Cita-cita untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dalam masyarakat harus mulai dibangun lewat pendidikan. Sebagaimana dalam tri pusat pendidikan: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Latifah menekankan pendidikan wirausaha di sekolah. Sejak muda, anak-anak perlu didorong memiliki semangat wirausaha.
‘Aisyiyah memiliki program Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah (SWA) yang banyak memberikan motivasi dan edukasi tentang kewirausahaan. “Materinya sekarang tambah berjualan online,” jelas Latifah. Para peserta diajari mengenai tips copywriting dan membuat foto-foto menarik.
Menurut Latifah, kondisi pandemi betul-betul menjadi ujian. Adanya dorongan untuk menumbuhkan semangat wirausaha dapat menjadi salah satu langkah yang berarti agar masyarakat dapat lebih tangguh menghadapi kondisi ini.
Dalam kegiatan ini, panitia membagikan beberapa doorprize untuk peserta yang bertanya, berupa dua hadiah pulsa masing-masing Rp 50.000 serta satu frame kacamata. (*)
Wartawan: Ahimsa W Swadeshi
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow