Inilah 6 Poin Rakerwil untuk LDK PWM DIY
BANTUL - Sebagai Lembaga yang baru ada di periode ini, LDK sesungguhnya tidak banyak beban yang berupa catatan program periode sebelumnya, karena memang benar-benar baru. Pada Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) hari Sabtu (29 Rabiul Awal 1445 H bertepatan 14 Oktober 2023), terdapat 6 poin pesan dari PWM DIY untuk LDK dalam memulai tugas selama lima tahun ke depan.
Pertama, LDK PWM DIY harus kreatif dan inovatif. Tantangan sebagai Lembaga baru adalah tuntutan untuk kreatif dan inovatif menciptakan model dakwah yang aktual dan berkemajuan dengan banyak komunitas yang bermacam-macam. LDK tidak boleh hanya berangkat hanya dari yang sudah pernah dikerjakan, ia harus berorientasi pada menyasar segmen-segmen yang belum disapa oleh dakwah sebelumnya dan dilakukan dengan cara yang baru serta tidak biasa.
Kemudian, pantang menyerah, sebab akan selalu ada hambatan dan rintangan dalam memulai dan menjalankan program, apalagi program itu baru. Dalam mengawalinya pasti akan menghadapi ketidakpercayaan, Bahasa jawanya “dipaido” atau orang hanya akan melihat dan menunggu hasilnya. Dibutuhkan mental yang kuat untuk bekerja dalam suasana yang demikian. Ada ungkapan menarik yang bisa jadi pegangan: “Jadilah seperti air yang tidak pernah menyerah mencari jalan mengalir.”
Lalu, mengelola LDK dengan manajemen dua kamar, yaitu kamar kerelawanan dan kamar professional. Kerelawanan oleh pimpinan LDK yang tidak mendapatkan gaji dan kamar professional oleh staf atau karyawan yang diangkat oleh LDK. Sudah menjadi tradisi di persyarikatan bahwa mengurus Muhammadiyah banyak dilakukan sepulang kerja, sehingga tidak semua pengurus dapat bekerja optimal, sementara volume kerja dakwah ini sangat banyak yang memerlukan tenaga yang sepenuh pikiran, waktu dan tenaga. Maka sudah waktunya LDK mengangkat tenaga harian yang bekerja profesional untuk mengerjakan tugas organisasi.
Selanjutnya, Perlembagaan program. Permanen dan terus tumbuhnya dakwah Muhammadiyah di dunia pendidikan dan kesehatan adalah karena strategi melembagakan dakwah tersebut menjadi sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit. Rumus ini sesungguhnya juga dapat diberlakukan pada program-program dakwah komunitas atau yang lain.
PWM DIY menilai program LDK banyak yang perlu dilembagakan supaya lebih permanen dan berkelanjutan. Istilah lainnya perlu di AUM kan. Melembagakan dakwah ibarat membuat instalasi bukan memegang obor. Dengan membuat instalasi terlebih dahulu memang menjadikan lampu tidak akan langsung menyala, masih membutuhkan waktu, tetapi setelah menyala dia akan lebih permanen dan energi yang kita dimiliki dapat digunakan untuk membangun instalasi di tempat lain. Dengan cara inilah dakwah dapat terus tumbuh dan berkembang.
Dan tak kalah pentingnya, kolaborasi dengan Majelis, Lembaga, Ortom, AUM, Pemerintah dan pihak lain di luar persyarikatan. Masalah dakwah ini terlalu banyak dan berat untuk diselesaikan sendiri. Sudah waktunya semua pekerjaan dakwah ini dikolaborasikan dengan semua bagian baik di dalam maupun di luar persyarikatan.
Dalam Sifat Muhammadiyah yang dimuat di Kepribadian Muhammadiyah, Muhammadiyah itu siap bekerjasama dengan golongan Islam manapun untuk membangun umat Islam dan siap bekerjasama dengan golongan manapun untuk membangun Indonesia.
Terakhir, LDK perlu mengembangkan strategi pembiayaan secara kreatif. Tidak dipungkiri bahwa semua program dan kegiatan membutuhkan pembiayaan yang tidak selalu sedikit. Untuk memperoleh pembiayaan ini diperlukan kreatifitas untuk melakukan fundraising. Pada konteks ini LAZISMU adalah partner utama, namun LDK harus juga mencoba sumber pembiayaan lain yang dapat mendukung, seperti berpartner dengan AUM, mengembangkan unit usaha mandiri, mengakses dana pemerintah, atau yang lain. (*)
Berita ini diterima Mediamu dari Ridwan Furqoni (Wakil Ketua PWM DIY)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow