Harus Semakin Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

Harus Semakin Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sebagaimana maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2018 tanggal 9 Maret 2018 berdasarkan hasil hisab yang dilakukan Majelis Tarjih dan Takdir PP Muhammadiyah, telah menetapkan 1 Ramadhan 1439 Hijriyah jatuh pada hari Kamis, 17 Mei 2018.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Berkaitan dengan memasuki bulan Ramadhan, maka dimulainya ibadah puasa Ramadhan 1439 H bagi umat Islam Indonesia pada hari Kamis, 17 Mei 2018.

Sehubungan dengan kehadiran ibadah di bulan yang penuh berkah itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr H Haedar Nashir, MSi, di Kantor PP Muhammadiyah Jl Cik Di Tiro 23 Yogyakarta, mengajak kepada segenap umat Islam Indonesia untuk memulai puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan dengan niat ikhlas karena Allah SWT, mengikuti sunnah Rasulullah yang maqbulah.

“Semakin mendekatkan diri kepada Allah untuk menjadi insan yang saleh serta berbuat Ihsan dalam relasi kemanusiaan,” kata Haedar Nashir, yang didampingi Dr H Agung Danarto, MAg (sekretaris), Prof Dr H Yunahar Ilyas, Lc, MAg, dr Agus Taufiqurrahman, MKes, SpS, dan Drs Oman Fathurrahman SW, M.Ag (Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah).

Bagi Haedar, dalam menjalankan puasa Ramadhan kuatkan tekad dan ikhtiar untuk mewujudkan sikap takwa sebagai tujuan utama berpuasa. “Sehingga puasa Ramadhan tidak berhenti pada formalitas dan menunaikan rukun semata,” tandas Haedar Nashir.

Ketua Umum PP Muhammadiyah juga berharap agar menjadikan puasa dan ibadah Ramadhan sebagai proses perubahan perilaku menuju perilaku ihsan atau kebajikan utama yang membentuk kesalehan individual dalam ranah pribadi dan kesalehan sosial dalam kehidupan kolektif.

“Jadilah insan muslim yang selalu mengedepankan segala yang makruf atau baik dan terhindar dari segala yang munkar atau buruk dalam segala bentuknya menuju kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat kelak,” kata Haedar Nashir.

Pada kesempatan itu, Haedar berharap bisa wujudkan berbagai amal Islami yang membawa pada kebaikan, kedamaian, kemajuan dan kebahagiaan hakiki dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan relasi antarumat manusia universal.

Seperti disampaikan Haedar, puasa dan segenap ibadah Ramadhan lainnya hendaknya dijadikan momentum membentuk dan memperkuat karakter diri setiap muslim dan warga bangsa yang uswah hasanah atau bersuriteladan yang baik.

“Utamakan uswah hasanah dalam bertutur kata dan menyampaikan ujaran-ujaran serta tindakan-tindakan yang membawa ketenangan, kedamaian, persaudaraan, kerukunan, kebersamaan, kasih sayang, toleransi, kesabaran, saling memuliakan dan menjunjung tinggi keadaban utama,” kata Haedar Nashir.

Seraya dengan itu, kata Haedar, menghindari hal-hal yang mengarah pada dosa dan permusihan, penyimpangan, penyelewengan, kekerasan, kedengkian, amarah, provokasi, teror. “Serta bentuk perilaku dan tindakan yang tidak berkeadaban dalam kehidupan pribadi dan antarsesama maupun dalam kehidupan bernegara,” kata Haedar Nashir.

Ketua Umum PP Muhammadiyah meminta untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai wahana perenungan ruhani dan introspeksi diri bagi seluruh elite dan warga atas segala sikap-tindak, yang selama ini dilakukan secara individual maupun kolektif sebagai bangsa.

Memasuki tahun politik, Haedar Nashir berharap kepada umat Islam dan warga bangsa untuk menjadikan puasa sebagai kekuatan ruhani dan moral yang mengedepankan politik mulia, santun, damai, rukun dan menjunjung tinggi kebaikan.

“Politik harus dijauhkan dari perangai yang menebar permusuhan, perpecahan, keretakan, kegaduhan, korupsi, gratifikasi, politik uang, menggunakan segala cara dan hal-hal yang merugikan kehidupan bangsa,” kata Haedar Nashir.

Perbedaan pilihan politik, bagi Haedar Nashir, harus tetap mengedepankan toleransi, sikap bijak dan kebersamaan. “Tidak menjadikan antarkomponen bangsa terbelah,” tandas Haedar Nashir.

Menurut Haedar, dukung-mendukung politik dilakukan secara wajar, beretika dan berkeadaban. “Agar tidak terjebak pada ekstrimisme dan radikalisme dalam berpolitik,” kata Haedar, yang berharap untuk kedepankan sikap adil dan Ihsan serta sikap tengahan dalam berpartisipasi dan terlibat dalam kontestasi politik.

Seperti dikatakan Haedar, para tokoh dan elite bangsa hendaknya memberikan teladan kenegarawanan yang mengutamakan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan diri dan golongan. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow