YOGYA - Beragama bukan sekadar tentang mendapatkan pahala atau menghindari neraka, tetapi juga tentang aktif berkontribusi dalam membangun peradaban. Begitu kata Hamim Ilyas, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dalam pesannya pada rapat persiapan Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih Muhammadiyah (17/2) di kantor PP Muhammadiyah.

“Beragama itu bukan hanya untuk mendapatkan pahala dan menghindari neraka, tapi juga upaya membangun peradaban,” tegasnya seperti dilansir muhammadiyah.or.id.

Menurut Hamim, Islam bukan hanya tentang ritual keagamaan semata, tetapi juga tentang keterlibatan aktif dalam pembangunan peradaban yang adil dan berkeadilan. Pandangan Hamim ini mengajak umat Islam untuk memperluas fokus mereka, dari sekadar ritual keagamaan ke upaya nyata dalam membangun masyarakat yang baik dan mulia.

Hamim Ilyas menegaskan bahwa Islam, sebagai agama rahmat bagi seluruh alam, mengajarkan pembangunan peradaban yang menghasilkan kehidupan yang baik dan mulia. Ini sesuai dengan ajaran Al-Qur'an yang menekankan pentingnya keadilan dan harmoni dalam kehidupan manusia.

Lebih lanjut, Hamim merinci kriteria kehidupan yang baik dan mulia menurut Al-Qur'an, khususnya dalam surah Al-Baqarah ayat 62. Menurutnya, kehidupan yang baik dan mulia dalam Islam meliputi kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat, tidak hanya secara spiritual tetapi juga dalam aspek sosial dan kesejahteraan bersama.

Hamim Ilyas juga menekankan bahwa Munas Tarjih ke-31 di Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan merupakan bagian dari upaya konkret untuk membangun peradaban. Dalam Munas tersebut, tiga materi utama menjadi fokus pembahasan, yaitu Pengembangan Manhaj Tarjih Muhammadiyah, Fikih Wakaf Kontemporer, dan Kalender Hijriyah Global Tunggal.

Hamim berharap agar pelaksanaan Munas Tarjih berjalan lancar tanpa hambatan. Munas Tarjih diharapkan menjadi forum diskusi yang produktif dan menghasilkan keputusan strategis untuk meningkatkan kualitas keagamaan dan peradaban umat Islam.