BI Gandeng Lazismu DIY Adakan Vaksinasi bagi Pelaku Wisata dan Jasa Keuangan
SLEMAN – Tampak berbeda dari beberapa waktu terakhir yang harus terpaksa ditutup karena adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kamis (12/8) pagi, Sindu Kusuma Edupark atau SKE, salah satu destinasi wisata favorit di Mlati, Sleman, terlihat ramai. Terdapat beberapa tenda di halaman parkir dan masyarakat yang datang lengkap dengan maskernya.
Hari itu, SKE menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Vaksinasi Pelaku Pariwisata dan Industri Jasa Keuangan. Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Lazismu DIY menyelenggarakan kegiatan ini bersama Dinas Pariwisata DIY, Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Polda DIY, serta Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY.
Kegiatan dilaksanakan selama dua hari (Kamis dan Jum’at, 12 dan 13 Agustus 2021). “Target untuk vaksinasi kali ini 1.000 untuk jasa pariwisata dan 1.000 untuk jasa keuangan,” jelas Ir. Singgih Raharjo, S.H, M.Ed, Kepala Dinas Pariwisata DIY. Dalam kegiatan itu, turut hadir pula Bupati Sleman (Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo), Deputi Kepala Perwakilan BI DIY (Miyono), serta Direktur Utama BPD DIY (Santoso Rohmad).
Selesai acara, Cahyono, S.Ag., Ketua Lazismu DIY, kepada mediamu.com mengatakan, “Antusiasme masyarakat khususnya para pelaku wisata dan jasa keuangan sangat tinggi, bahkan mereka yang belum mendaftar sebelumnya juga banyak turut hadir.”
Dalam kegiatan ini, Lazismu DIY diberi kepercayaan BI untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan dan juga menjadi petugas registrasi yang mengonfirmasi data para calon penerima vaksin.
Hingga menjelang Dhuhur, masih terlihat beberapa orang baru mulai mengantre vaksin. Sedangkan di ujung pos injeksi, mereka yang sudah mendapatkan vaksin tidak langsung pulang, duduk santai di sebuah tenda dengan plang bertuliskan “observasi”. Eni Nurhalina dan Khaira adalah dua orang di antaranya yang berasal dari Lintas Komunitas Peduli Wisata.
Rupanya Eni, Khaira, serta orang-orang yang selesai mendapatkan vaksin diminta menunggu sekitar 30 menit untuk menunggu apakah ada reaksi tertentu pada tubuhnya usai diberi vaksin. Sembari menunggu, kepada mediamu.com keduanya berbagi pengalaman melakukan vaksinasi.
“Mudah banget, mudah diakses, dan cepat. Saya kira tuh bakalan lama,” kata Eni. Khaira juga menjelaskan para calon penerima vaksin awalnya diarahkan melakukan screening, setelah itu baru mendapatkan vaksin, dan kemudian diminta istirahat sebentar di pos observasi.
Kesan lain juga diungkapkan oleh Susilo, warga Tempel, Sleman, yang saat ini bekerja di Puri Mataram. “Seperti kena jarum tapi nggak sakit kok. Kalau saya nggak ada efeknya,” tuturnya sambil menunjukkan kartu tanda vaksinnya.
Ia memang ingin segera melakukan vaksin karena merupakan kebutuhan pekerjaannya yang harus berinteraksi dengan pengunjung. Meskipun begitu, Susilo tetap menyadari pentingnya menerapkan protokol kesehatan meski sudah divaksin.
Baik Susilo, Eni, maupun Khaira menyadari vaksinasi ini tidak hanya penting karena diwajibkan pemerintah, juga merupakan sebuah ikhtiar bersama untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Ketika Khaira mengingatkan para milenial supaya tidak perlu takut hoax tentang vaksin di media sosial, Eni menimpali, “Pastinya, ini aman dan halal”. (*)
Wartawan: Ahimsa
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow